23 - Teman?

42K 3.4K 172
                                    

Sejak kecil Argan di didik untuk menjadi anak yang disiplin dan juga taat pada aturan. Papanya yang tegas dan juga Mamanya yang penuh kasih sayang itu seakan selalu melengkapi keluarganya.

Anton memang tegas, pria paruh baya itu sangat disiplin tentang berbagai hal tapi tidak pernah melakukan kekerasan sekecil apapun kepada anak-anaknya. Ia mendidik Argan dan Veera agar selalu mandiri tapi dengan diselingi oleh saluran kasih sayangnya sebagai Ayah dari mereka. Menengahi keduanya jika mereka terlibat pertengkaran kecil dan memberikan nasehat berupa kata-kata bijak yang bisa Argan dan Veera kecil pahami dengan mudah. Karena ia ingin agar putra dan putrinya itu sudah terpelajar sejak dini. Mengerti dan paham tentang banyak hal sejak awal agar keduanya tidak terjerumus hal yang salah dimasa depan.

Ada beberapa ucapan dari Anton yang hingga saat ini selalu teringat dibenak Argan ketika melakukan sesuatu;

"Dengar, Papa tidak pernah melarang kalian berbuat sesuatu yang kalian suka. Tapi ingat kalimat Papa yang satu ini. Jangan pernah mengambil jalan yang salah. Papa tahu kalian sudah dewasa dan sudah cukup paham tentang hingar-bingar dunia luar yang cukup berbahaya bagi masa remaja kalian. Tapi Papa juga tahu kalau kalian sudah cukup dewasa untuk menentukan mana yang benar dan juga salah untuk diri kalian sendiri." Benar. Itu hanya beberapa kalimat sederhana yang Anton katakan tapi selalu menjadi alasan bagi Argan dan Veera agar tidak terjebak di antara tipuan dunia yang menarik mata.

Dan ada satu kalimat lagi yang berhasil membuat Argan yakin jika jalan yang ia pilih saat ini tidak pernah salah.

"Nikmati masa muda kalian. Papa tidak melarang kalian untuk itu, tapi ingat apa yang selalu Papa katakan. Kenali batasan yang kalian punya, dan jangan lupakan larangan yang diberikan agama kita. Nakal boleh, tapi bodoh jangan. Kalau kalian nakal, kalian harus menyesuaikan semua itu dengan tingkat kecerdasan dan juga ibadah kalian. Tapi kalau kalian menjadi anak yang baik, itu lebih baik."

Jadi, jika Argan sedikit nakal dan juga sedikit membuat repot beberapa guru itu tidak masalah kan selagi paralel kedua masih berada di tangannya?

Jadi, jika ia menjadi ketua geng motor besar juga tidak masalah bukan selama ibadahnya tidak ada yang cacat sama sekali?

Ya, memang beberapa dari perkataan Anton yang ia ingat semakin membuat cowok itu yakin jika ia tidak salah. Tapi memang setiap kenakalan yang ia lakukan harus ada timbal baliknya. Dan Argan tidak pernah mempermasalahkannya. Siapa yang akan bermasalah memang jika ia disuruh menjadi pribadi yang cerdas dan juga patuh terhadap agama? Cowok itu justru merasa sangat beruntung.

Tapi beda dengan Papanya, beda juga Mamanya. Jika Papanya selalu mengingatkannya pada tanggung jawabnya dan juga sebagai laki-laki yang baik, maka Mamanya selalu mengajarinya cara untuk menghormati seorang gadis. Itu adalah peran Mamanya kepada Argan. Sedang Veera selalu diajarkan oleh Papanya agar menjadi gadis yang tidak mudah dibuat jatuh oleh seorang laki-laki. Keduanya di didik untuk sama-sama saling menghormati, tapi tetap pandai menjaga diri.

Dan dari semua nasehat yang pernah ia dengar dari Mamanya, ada satu yang berhasil mengusiknya. Kata-kata Mamanya yang seakan menjadi pengingat akan sifat dingin dan kerasnya yang sejak kecil memang sudah tertanam dalam dirinya.

"Jangan pernah perlakukan seorang gadis dengan kasar, Argan. Mereka itu rapuh, jadi jangan sampai di buat retak. Apalagi dengan kata-kata yang terkadang jauh lebih menyakitkan dibanding dengan sebuah pukulan. Hormati mereka, hargai mereka, jaga batasanmu pada mereka, dan juga lindungi mereka seperti kamu melindungi Kakakmu sendiri."

Argan mengacak rambutnya. Cowok itu menselonjorkan kakinya ke hamparan rumput lalu mendongakkan kepalanya ke atas langit yang terlihat sedang tersenyum padanya.

ARGAN [END]Where stories live. Discover now