59 - Cerita Marcell

34.8K 3.4K 1K
                                    

Kangen Argan?

Reaksi kalian liat notif Argan muncul?

Jam berapa kalian baca ini?

Kalian dalam mode apa waktu liat notif ini?

Bisa menuhin vote dan spam komen supaya aku next cepet?

Mau Spam nama ARGAN dulu sebelum baca?

Jangan sider ya gais:') udah part segini masa masih mau jadi sider:'





Selamat membaca❤































Keringat membasahi seluruh tubuh Argan. Slayer hitam yang terikat di dahinya sudah ia lepas bersamaan dengan seragamnya yang basah karena keringatnya.

"Kepsek pengin kita berlima mati disini kayaknya!" Rei menendang tempat sampah yang berada di sebelah kakinya. Kondisi cowok itu tak jauh berbeda dengan Argan.

Argan meregangkan ototnya yang tercetak jelas karena kaos hitam polosnya yang juga ikut basah. Cowok itu sudah lebih dulu beristirahat di pinggiran lapangan.

Walaupun tadi siang teman-temannya sudah membantu membersihkan sebagian sampah tapi, nyatanya sampah terakhir setelah acara hari ini selesai tetaplah banyak bahkan berserakan dimana-mana.

Dari arah koridor Ayash datang dengan menenteng satu plastik hitam besar yang berisi sampah. Ayash membuang sampah itu ke pembuangan sampah di area komplek lalu kembali dengan seragam yang sudah ia tanggalkan dari tubuhnya.

"Gak kebayang gue gimana rasanya jadi seksi kebersihan yang tiap hari harus ngerasain ini," ucap Ayash sambil mengipasi dirinya sendiri.

"Bener juga." Argan menganggukkan kepalanya setuju.

"Anya sama Zei mana?" Tanya Ayash karena tidak menemukan keberadaan kedua gadis itu.

"Gue liat lagi nyapu lantai atas," jawab Argan.

"KAZEILA! LO DIMANA?" Tak mau repot-repot mencari, Rei lebih memilih untuk langsung berteriak. Kondisi sekolah yang sudah sangat sepi membuat cowok itu yakin jika Zei pasti akan mendengar suaranya tanpa susah payah.

"Berisik, dongo. Lo kira ini hutan!" Ayash melemparkan seragamnya yang basah pada Rei.

"Anjing! Bau jamet lampu merah!" Umpat Rei seraya melemparkan kembali seragam Ayash pada pemiliknya.

"ZEIII! SAYANGGG!" Rei berteriak lagi. Terlihat sekali jika cowok itu sengaja memancing emosi teman-temannya.

"Berisik jancu!" Sekarang Ayash melempar sepatunya.

"ZEIII—"

Byurrr!

Tiba-tiba saja air tumpah dari atas dan tepat mengenai tubuh Rei yang tengah terbaring di pinggir lapangan.

Terkejut, cowok itu langsung berdiri dan mendongakkan kepalanya untuk mencari siapa pelaku yang melakukan ini padanya.

"Bangsat! Siapa yang berani nyiram gue?!" Tanya Rei emosi bukan main.

Argan dan Ayash ikut mendongakkan kepalanya. Ingin tahu siapa yang berani melakukan itu pada pentolannya Arnoldi di kandang cowok itu pula.

"Gue, kenapa? Lo mau apa?"

Sahutan yang muncul bersamaan dengan wajah seorang gadis cantik yang muncul dari pagar pembatas lantai atas membuat sudut bibir Rei berkedut.

Dari atas, Zei mengangkat salah satu alisnya dengan tangan yang ia angkat untuk menunjukkan ember hitam yang baru saja digunakannya untuk menyiram Rei.

ARGAN [END]Where stories live. Discover now