76 - Fakta Lainnya

24.1K 2.7K 2.3K
                                    

Kangen siapa?

Gimana? Kaget gak?

AHAHAHA:v Gini-gini, tadinya part ini mau aku tahan sampe nanti malam, tapi karena aku kangen komenan kalian, jadinya aku up sore ini juga...

Bayangin, aku bisa up soreeee, jadi terhura sendiri🤧

Btw, reaksi liat Argan up?

Baca Argan jam berapa?

Tim gercep atau nanti aja?

Posisi liat Argan up?

Terakhir,
Kasih tau aku kalau ada typo atau sejenisnya yaaaa


Udah yaa... Selamat membaca ❤


























































"Kenapa Kakek menceritakan semua ini?" Tanya Argan masih merasa tidak paham dengan pemikiran Kakeknya itu.

Bayangkan saja, disaat ia susah payah meminta bantuan pada pria itu untuk sebuah informasi yang sangat penting, Tuan Aresthon justru mempersulitnya dengan banyak hal. Tapi, ketika Argan tidak ingin mengetahui apapun, pria itu dengan santai memberitahu kebenaran mengenai keluarga Lara padanya secara mudah. Apa-apaan sih?

"Kau memang harus mengetahuinya. Moreover, she is your girlfriend, right?" Tanya Tuan Aresthon dengan sudut bibirnya yang tertarik.

Argan menghela nafasnya. Berusaha bersabar. Sedari tadi Argan sudah cukup jengah dengan pertanyaannya yang selalu dibalas oleh pertanyaan lain dari Tuan Aresthon. Pria itu sama sekali tidak menjawab pertanyaannya, dan justru mengatakan hal lain yang berhasil membuat Argan merasa kesal bukan main.

"Kakek tau semua ini dari mana?" Argan mencoba bertanya lagi dengan harapan kali ini pria itu akan menjawabnya dengan benar.

"Kau bertanya hal ini pada Kakek? Tapi kau tidak pernah bertanya dari mana Kakek tahu siapa musuh yang menjadi sumber masalahmu saat ini? Apa Lara memang sepenting itu bagimu, Argan?" Tanya Tuan Aresthon nampak serius.

"Gak ada yang bahas Lara dari tadi. Kakek duluan yang mulai." Ucap Argan yang memang tidak menjawab pertanyaan Tuan Aresthon sama sekali.

"That doesn't answer my question." Kata Tuan Aresthon.

Argan melirik datar pria tua disampingnya itu, "lalu apa yang selama ini Kakek lakukan? Apa itu menjawab pertanyaan Argan?"

Tuan Aresthon tertawa saat itu juga. Bahkan tawanya sampai membuat Anton yang tengah berbincang dengan seseorang langsung menoleh ke arah pria yang berstatus sebagai Ayahnya itu.

Arah pandang Anton lalu tertuju pada Argan. Tanpa mengeluarkan suara atau gerak bibir, Anton seolah menyuruh Argan agar menjauh dari pria yang tengah berada di samping anaknya itu.

"Abaikan dia," kata Tuan Aresthon seraya mengibaskan tangannya tepat di depan wajah Argan, agar cucunya itu tidak memperhatikan lagi wajah Anton. "Katakan, apa lagi yang ingin kau ketahui?"

Argan memicingkan matanya curiga. Kakeknya itu bersikap seolah pria itu mengetahui semua jawaban dari pertanyaan yang tengah bercokol di dalam otak Argan.

"Apalagi yang membuatmu heran? Kakek hanya ingin memastikan kalau kau, Veera, Dafa, Edgar dan juga Darren berada dalam lingkup yang aman," ucapnya ketika sadar akan raut wajah Argan.

ARGAN [END]Where stories live. Discover now