6 - Aligator

71.9K 6.1K 314
                                    

"Laki-laki itu dilihat dari perbuatannya, bukan ucapannya. Jadi, selama gue masih ingat janji gue, gue akan selalu menjaga lo."

🍃🍃🍃

Lara hanya bisa terdiam disamping Karen saat kedua cewek itu sudah sampai dikantin. Di lihatnya cowok yang ingin ia temui sedang fokus pada game di ponselnya tanpa peduli jika ada seorang gadis yang tengah berdiri di hadapannya.

"Gan....," Panggil Lara pelan seperti sebuah bisikan yang bahkan Karen yang berada disampingnya saja tidak mendengar bisikan cewek itu dengan jelas.

Karen menyenggol bahu Lara sambil memberi kode agar gadis itu cepat menyelesaikan urusannya karena ia sudah merasa risih dengan tatapan dari murid-murid yang kini mulai membisiki mereka.

"Gan, cewek lo, noh!" Ujar Rega tanpa mengalihkan pandangannya dari layar ponselnya.

Argan menghentikan aktivitas menekuni layar ponselnya lalu beralih menatap Lara dengan menaikkan sebelah alisnya sebagai sambutan pertama.

"Itu... Ini.... Anu...," Gagap Lara.

"Anu apaan?" Argan bertanya heran.

"Anu, satu kata beribu makna," ucap Agam secara tiba-tiba. "Kok kesannya kayak ambigu gitu ya?" gumamnya kemudian.

Romy dan Danu kompak langsung menoyor kepala Agam, "Itu mah otak lo aja yang emang isinya kotor semua!"

Agam meringis, "Sakit, nyet!"

"Monyet kok teriak monyet," Celetuk Panji tanpa mengalihkan pandangannya dari game yang ada dilayar ponselnya.

Karen melirik Panji yang terlihat sedang asyik dengan ponselnya. Cewek itu memutar bola matanya malas. Apa enaknya main game? Pikirnya.

"Lo mau balikin headband Argan, kan?" Rega mengangkat sebelah alisnya memastikan tebakannya benar. Karena kedua cewek itu pasti tidak akan menghampiri meja mereka jika tidak ada yang penting.

Lara mengangguk lalu mengeluarkan sesuatu dari dalam saku roknya. Ia mengulurkan headband berwarna hitam itu pada Argan yang langsung di ambil cepat oleh cowok itu.

Argan memasukan headband-nya ke dalam saku celana lalu kembali menekuni ponselnya. Lara dan Karen yang masih berdiri disana merasa seperti kacang. Di abaikan.

Lara mendengus dan akhirnya memutar tubuhnya lalu menarik tangan Karen agar ikut pergi dengannya. Belum dua langkah ia pergi, suara seseorang berhasil menghentikannya, bagaikan sebuah keharusan Lara segera berbalik kembali.

"Kaki lo gimana?" Tanya Argan sambil melirik kaki Lara.

"Udah mendingan," Jawab cewek itu seadanya.

Argan hanya mengangguk samar.

Merasa Argan tak ingin bersuara lagi, Lara kembali membalikkan badannya.

"Pulangnya bareng gue," Ucap cowok itu tiba-tiba.

Lara terdiam. Padahal ia justru tidak ingin pulang bersama dengan Argan. "Gue bisa pulang sen--"

"Gue udah janji," Potong Argan.

"Ingkari aja," Lara menyahut refleks.

Argan yang mendengarnya justru tersenyum miring lalu berdiri. "Gue bukan orang yang suka mengikari janji, jadi diam dan nurut aja!"

Mendengar itu Lara dan Karen langsung melongo begitu juga dengan Rega, Danu, Agam, dan Romy yang sekarang sudah tidak fokus pada ponselnya lagi. Argan mengucapkan itu dalam satu tarikan nafas yang bisa dibilang itu lumayan panjang untuk ukuran kapasitas bicara Argan pada biasanya.

ARGAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang