71 - Menjenguk

22.2K 2.6K 917
                                    

Punten....

Ada yang nungguin?

Kalian baca part ini jam berapa?

Posisi liat notif Argan?

Buat next part, aku minta 550 vote + 850 komen, bisa?

Part ini gak di edit lagi, minta bantuannya yaa....

Selamat membaca ❤

























"Si Argya mukanya kenapa anjir?" Tanya Agam ketika melihat Argya dan teman-temannya berjalan ke arah mereka di parkiran.

Dari arah gedung kelas 10, Rio, Jaka, Diego dan Cello datang dengan Argya yang berdiri di depan mereka. Tapi, yang membuat Agam merasa heran adalah ekspresi wajah Argya yang biasanya selalu terlihat ceria sambil berseru heboh, kali itu datang dengan raut wajah yang datar dan juga terlihat miris.

"Apaan tuh isinya?" Tanya Rega saat melihat Argya yang menenteng kantung plastik berwarna putih dengan ukuran sedang di tangannya.

Argya tidak menjawab. Cowok itu justru memandang Argan yang tengah menyenderkan tubuhnya di tangki motor dengan pandangan penuh permusuhan.

"Widih, lo bawa makanan?" Romy bertanya seraya mengambil alih kantung plastik yang tengah di pegang Argya.

Romy melihat isi dari kantung plastik dan matanya langsung membelalak dalam seketika. "SEJAK KAPAN LO GANTI GENDER, NJIR?!" Tanya Romy kaget dengan pandangan horor yang tertuju pada Argya.

"Ngapain lo lihat isinya, jingan!" Argya merampas paksa benda itu dari tangan Romy.

Argya melihat Argan sinis, "gue musuhan sama lo, bang." Ucapnya benar-benar kesal. Gara-gara Argan dan juga ancamannya, Argya jadi harus pergi ke UKS untuk menitipkan semua benda-benda itu sebelum banyak orang yang melihatnya. Jangan harap ia akan bersedia membawanya ke dalam kelas dan membuat citra dirinya ini rusak begitu saja di mata para murid.

Argan mengedikkan bahunya tak peduli hingga membuat Argya benar-benar merasa kesal atas tingkah acuh seniornya itu.

"Gue juga musuhan sama lo, Yo," ujar Argya seraya melirik sinis ke arah Rio yang tengah menahan tawanya. Di sebelah cowok itu ada Jaka dan Diego yang sudah mentertawakannya sedari tadi.

"Lo ngapain bawa-bawa gituan ke sekolah njir?" Danu geleng-geleng kepala.

"Di suruh bang Argan, njir! Maksa malah!" Jawabnya tak santai.

Mendengar itu, sontak saja mereka semua langsung melirik Argan penuh tanda tanya.

"Buat apaan, bego? Lo bosen jadi cowok?" Tanya Dafa tidak paham lagi dengan sepupunya itu.

"Punya Lara." Argan menjawab seadanya.

Mereka semua manggut-manggut. Kecuali Argya yang tetap saja terlihat mengibarkan bendera perangnya pada Argan. Cepat-cepat cowok itu menyerahkan kantung plastik di tangannya pada Argan ketika ia melihat Lara datang mendekat.

"Argya, maaf ya... " Ucap Lara merasa tak enak.

Argya yang sudah duduk di atas motornya menoleh. Raut wajah sinis yang tadi ia tunjukkan pada Argan langsung berubah menjadi senyuman ramah ketika mendengar Lara mengucapkan maaf padanya.

"Gak apa-apa, Kak, santai aja," balasnya terlampau santai yang justru membuat teman-temannya mengernyitkan kening.

"Lah, gak apa-apa, tadi nyinisin Argan ini anak," celetuk Romy dengan tangan bersedekap.

ARGAN [END]Where stories live. Discover now