36 - Ungkapan Semu

42.6K 3.6K 437
                                    

"Kita ngapain kesini, Argan?"

"Gue butuh hiburan,"

Lara menggaruk pelipisnya bingung dengan pandangan yang mengedar ke sekitar.

"Emangnya disini ada hiburan?" Tanyanya. Karena yang bisa ia lihat hanyalah sebuah pagar kayu tinggi yang ada di depannya.

"Ada," Argan menjawab seraya menarik tangan Lara agar mengikutinya.

Lara mengedipkan matanya takjub. Ia tidak menyangka akan melihat sebuah tempat yang amat luas dibalik pagar kayu di depan sana. Ia menoleh pada Argan yang terlihat sedang menghirup udara segar di tempat ini.

"Ini tempat apa?"

"Istal, tempat latihan pacuan kuda." Jawabnya.

"Ngapain ke sini? Siapa yang mau main pacuan kuda?" Tanya gadis itu polos.

"Bukan main, latihan," Koreksi Argan.

"Iya, siapa yang mau latihan pacuan kuda?"

"Gue. Gue udah lama gak latihan lagi disini,"

"Berarti bayar dong kalau latihan disini?"

Argan menggeleng, "Enggak,"

"Kok gak bayar?" Lara bertanya kaget. Mana mungkin latihan di tempat pacuan kuda berstandar kelas atas seperti ini bisa tidak bayar? Apalagi dengan segala fasilitasnya, tidak mungkin 'kan kalau Argan sampai mengancam pemilik tempat ini agar cowok itu bisa latihan tanpa membayar sama sekali?

"Bawel," Argan mencibir.

Lara mengerucutkan bibirnya tidak suka, "Gue 'kan cuma nanya,"

"Ini salah satu properti milik bokap gue," Jawabnya kemudian.

Lara mengerjapkan matanya beberapa kali. Properti milik Papa-nya Argan? Berarti tempat ini adalah aset pribadi milik keluarga cowok itu? Lara meneguk salivanya dengan susah payah. Ia tidak bisa membayangkan seberapa besar kekayaan milik keluarga Argan jika tempat seperti ini pun milik mereka pribadi.

"Loh, Mas Argan juga kesini?"

Argan dan Lara refleks menoleh. Seorang laki-laki paruh baya dengan pakaian sederhana berdiri di depan mereka. Argan kenal pria itu. Pria yang mengurus tempat ini atas suruhan Papa-nya.

"Iya, memangnya kenapa?" Tanya Argan basa-basi. Walaupun bebal, ia tahu sopan santun pada orang yang lebih tua. Apalagi pria ini sudah lama sekali bekerja pada Anton.

"Enggak apa-apa, Mas. Cuma tumben aja enggak sekalian bareng sama Mbak Veera," Jawabnya.

"Kak Veera lagi sekolah," Kata Argan.

"Oalah, enggak, Mas. Itu Mbak Veera ada di dalam sama teman cowoknya,"

Argan mengerutkan kening, "Kak Veera kesini juga? Sejak kapan?"

"Iya, masih baru, sekitar setengah jam yang lalu," Jawab pria itu lagi.

Argan mengangguk. Pria paruh baya itu kemudian pergi setelah pamit kepada Argan dan juga Lara.

"Di sini ada Kak Veera?" Tanya Lara.

Argan mengangguk kembali. Cowok itu kemudian menarik tangan Lara lagi agar mengikutinya. Ia membawa Lara ke tempat dimana kuda-kuda yang biasa dipakai latihan. Dan ucapan pria tadi ternyata benar. Di sana sudah ada Veera dan juga Sean dengan wajah kusutnya tengah berdiri dengan seekor kuda di sampingnya.

"Ngapain lo bolos sekolah?" Argan bertanya sinis. Mata cowok itu menyorot tajam pada Sean yang dibalas cowok dengan minim ekspresi itu dengan tatapan yang sama datarnya.

ARGAN [END]Where stories live. Discover now