20 - Kesalahan

52.4K 3.9K 48
                                    

"Lo berdua mau kemana?" Tanya Veera saat melihat Argan dan Dafa turun dengan pakaian seperti orang akan pergi.

Argan dengan celana jeans hitam, dan juga jaket kulitnya yang berwarna hitam senada. Sedang Dafa memakai celana jeans berwarna biru dongker, dengan jaket jeans yang berwarna senada. Ah, jangan lupakan sebuah headband berwarna hitam yang terpasang di kepala Argan, dan berwarna putih di kepala Dafa.

Kedua cowok itu memang sudah jelas sekali terlihat sangat berbeda. Jika Argan sangat menyukai sesuatu yang berwarna gelap atau monokrom, maka Dafa sangat menyukai sesuatu yang tidak begitu terang tapi juga tidak begitu gelap. Karena baginya, hidup itu tidak baik jika terlalu terang apalagi terlalu gelap. Terkadang cowok itu selalu mengejek Argan karena sepupunya yang satu itu terlihat sangat fanatik sekali dengan warna gelap. Yang Dafa syukuri adalah setidaknya kulit Argan itu berwarna kuning langsat, tidak ikut berwarna hitam. Bayangkan saja bagaimana jika kulit cowok itu hitam, dan ia juga selalu memakai sesuatu yang berwarna hitam? Dafa tertawa membayangkannya.

"Keluar," Jawab Argan datar.

Veera mendengus mendapat jawaban seperti itu dari adiknya. Gadis itu lantas melirik pada Dafa yang ia yakini bisa menjawab lebih normal dan jelas daripada jawaban Argan yang terdengar ambigu dan tidak jelas.

"Mau ada kumpul sama anak-anak, Kak," Tuh, kan, benar apa kata Veera. Dafa bisa menjawab lebih normal daripada Argan.

Veera menganggukkan kepalanya, "Jangan pulang malam-malam," Pesan gadis itu.

"Enggak, gue pulang pagi," Celetuk Argan asal.

"Gue sendirian di rumah, Gan. Jangan gitu lah," Rengek Veera.

"Ya sudah, gue gak jadi pergi," Putus Argan tidak tega juga jika ia meninggalkan Kakaknya sendirian di rumah malam-malam seperti ini.

"Serius?" Tanya Dafa.

"Iy—"

"Eh, gak usah! Lo pergi aja deh gak apa-apa. Tapi gue mau nyuruh teman-teman gue kesini, boleh kan?"

"Cewek semua?"

"Sama Sean juga, sih, kalau boleh," Kata gadis itu dengan sengaja.

"Gak! Mending gue gak pergi," Tolak cowok itu mentah-mentah.

Veera mendengus, "Bercanda elah. Teman gue cewek semua, kok. Boleh ya? Boleh, kan?" Bujuknya.

"Hm. Kalau gitu gue pergi," Pamit Argan kemudian mencium sekilas puncak kepala Veera sebelum ia pergi.

"Kita pergi ya Kak," Dafa melakukan hal yang sama lalu melenggang pergi mengikuti Argan dari belakang.

"Hati-hati!" Teriak Veera dari dalam.

"Iya!" Balas Dafa dari luar.

"Gan, lo jarang pakai mobil kenapa?" Tanya Dafa saat mereka berada di carport.

"Malas, gak bisa nyalip," Jawab cowok itu asal.

Dafa memutar bola matanya malas. "Terus itu mobil numpuk dari berbagai jenis lo apain? Dijadiin pajangan?"

Argan mengedikkan bahunya, "Itu punya Papa bukan punya gue,"

Mata Dafa membelalak, "Serius lo? Sebanyak ini? Yang benar aja gila! Gue yakin disini juga ada beberapa mobil lo sama mobil Kak Veera,"

"Ada. Tapi gak sebanyak punya Papa. Cuma beberapa," Kata cowok itu.

Antonio Alaska. Pria yang berstatus sebagai Ayah kandung dari Saveera Deana Alaska dan juga Argan Deano Alaska itu memang mempunyai hobi yang terbilang sangat tinggi dan juga menguras dompet yaitu hobi mengoleksi sebuah mobil dari berbagai generasi dan juga jenis. Tidak peduli seberapa mahalnya kendaraan itu, jika ia menginginkannya maka ia harus memilikinya. Dan sifatnya yang satu itu benar-benar menurun pada putra laki-laki satu-satunya yaitu Argan.

ARGAN [END]Where stories live. Discover now