29 - Penyergapan

45.6K 3.6K 219
                                    

Gemuruh suara motor yang saling beradu itu memenuhi semua area sekolah. Seperti biasa, beberapa menit sebelum bel berbunyi parkiran sekolah adalah tempat yang wajib para murid lihat sebelum masuk ke kelas. Karena apa? Karena itu adalah jamnya para cowok biang masalah dengan segala pesonanya itu baru saja sampai disana. Masih pagi, tapi sudah diberikan pemandangan indah, siapa yang akan melewatkannya?

Dan yang membuat mereka lebih heboh dari biasanya hari ini adalah kedatangan Argan dan teman-temannya yang membawa gitar dan ditaruh di masing-masing punggung mereka. Sontak hal itu membuat para gadis langsung heboh.

Selain terkenal karena tampang dan juga kepintarannya walaupun mereka semua nakal, ketujuh cowok itu juga terkenal dengan keahliannya dalam berbagai bidang.

Argan sangat ahli dalam urusan beladiri dan juga akademik. Keahliannya dalam hal itu tidak perlu dipertanyakan lagi. Rega dalam bidang bahasa. Ya, cowok itu sudah lancar berbicara dalam 5 bahasa asing. Romy dalam urusan teka-teki atau permainan otak dan juga cowok itu sangat pandai bermain Basket. Lalu ada Panji yang pernah menjadi pemenang Olimpiade Renang tingkat Nasional. Dan ada Danu yang pandai dalam permainan futsal dan juga fotografi. Jangan lupakan Dafa, cowok berkulit kuning langsat itu adalah ahlinya dalam urusan beladiri, otomotif, dan beberapa alat musik seperti saxophone. Yang terakhir ada Agam, cowok itu adalah bintangnya untuk kali ini. Selain menjadi kandidat calon kapten basket baru, cowok itu juga sangat pandai bermain gitar dan alat musik lainnya. Dan itulah yang membuat namanya sekarang menjadi bahan teriakan para siswi.

"Agam mau nyanyi ya?"

"Mau nyanyi buat siapa?"

"Jangan nyanyi, Gam. Suara lo bikin melting sumpah!"

"Agam nyanyi!"

"Ya ampun, Gam! Gak tahan gue kalau lo udah nyanyi!"

Ditempatnya, Agam yang baru saja memakirkan motornya di parkiran hanya tertawa sambil menggelengkan kepalanya pelan. Ia tidak tahu jika reaksi para siswi akan seperti ini saat ia membawa gitar ke sekolah.

"Gak usah sok kecakepan lo!" Celetuk Romy sambil menoyor kepala Agam.

"Gue emang cakep anjir!" Balas Agam tak terima.

"Kalau lo cakep, gak mungkin Shafa gak mau jadi cewek lo! Yoi gak?" Ujar Danu menambahkan.

"Yoi!" Seru Rega, Argan, Romy, Dafa, dan juga Panji bersamaan.

"Biadap lo semua! Gue timpuk lama-lama!" Umpat Agam kesal. Masa pagi-pagi seperti ini ia sudah dijadikan bahan bully-an teman-temannya sendiri.

Bugh!

"Bangsat!" Agam kembali mengumpat saat tiba-tiba Argan menendang tulang keringnya. Cowok itu meringis kesakitan memegangi kakinya yang ditendang oleh Argan. Tidak keras, tapi cukup sakit karena sasaran Argan memang tepat pada tulang kering cowok itu.

"Baru segitu udah sakit, gimana lo mau nimpuk gue?" Argan menaik-turunkan alisnya menantang.

Agam mengumpat kencang pada teman-temannya yang kembali mentertawakannya.

"Heh! Heh! Agam bahasanya tolong dijaga!" Tegur Bu Lulu saat tak sengaja hendak melewati ketujuh cowok itu yang masih anteng duduk di atas motornya.

Agam cengar-cengir ditempatnya, "Eh iya, Bu, maaf tadi kelepasan hehe," Ucapnya sambil menyatukan kedua tangannya di depan dada.

"Ya sudah, cepat masuk ke kelas!" Titahnya.

Ketujuhnya mengangguk. Mereka hendak melangkah pergi tapi terhenti ketika suara motor terdengar. Beberapa detik kemudian sebuah motor berhenti tepat beberapa langkah di hadapan mereka. Argan yang berdiri paling depan hanya melihatnya datar ketika ia melihat seorang gadis yang duduk di jok belakang motor itu turun. Sedang keenam temannya sedikit melongo ketika sadar bahwa gadis itu adalah Lara. Dan yang membuat mereka benar-benar hampir melotot adalah saat melihat jika Marcell lah sosok yang mengantarkan Lara ke sekolah.

ARGAN [END]On viuen les histories. Descobreix ara