87 - Want to say Hi to Me, Argan Deano?

20.1K 2.9K 3.8K
                                    

(Sebelumnya aku saranin untuk baca disaat lagi gak puasa ya (sesudah/sebelum puasa), soalnya banyak umpatannya hehe)

Punten, ada yang nungguin?
Jiahh aku up tengah malem:v

Absen dulu siniii-!

Kangen siapa?

Posisi liat notif?

Yang lagi puasa, gimana? Sejauh ini lancar?

Baca jam berapa?

Tim gercep atau nanti aja?

Pembaca lama atau baru?

Oh iya gais, ayo challenge lagi hahaha. Asli, aku ngetik part ini lagi-lagi sambil senyum-senyum sendiri😭

Aku minta 1k vote + 2k komen

Kok banyak? Ya biar dongg, lagian part ini totalnya hampir 5k word kata, panjangggg sangattt, jadi masa iya vote komen nya dikit? Gak asik ah

Makanya jangan sider ayooo, semangat-! Kalau ini tercapai, besok tepat habis maghrib, aku bakal up lagi. Seriusan. BESOK YA BESOKKK

Eh iya, ini ada kesalahan sebenarnya. Harusnya aku up pas malming, tapi karena paket habis, alhasil jadi agak ngaret, maaf-maaf sekali yaa. Oke langsung aja

Btw, kalian harus menyapa seseorang nanti disini, siap-siap ya hahaha

Dan terakhir, bantu aku kalau ada typo atau sejenisnya yaaa

Selamat membaca❤












"Tangan lo memar kenapa, njir, Ra?!" Dita bertanya heboh sambil mengangkat lengan kiri Lara. Menunjukkannya pada Karen dan Intan hingga membuat kedua gadis itu ikut memandangi lengan Lara.

"Itu kemare—"

"Wahhh, apa jangan-jangan sama Argan ya? Ngaku, Ra! Gara-gara Argan 'kan ini?!" Desak Dita terlampau tidak santai.

"Takbir!" Seru Intan.

"Allahuakbar! Gak ada akhlak lo, Dit, pagi-pagi udah su'udzon aja sama Argan," Karen berdecak tidak mengerti lagi.

"Lah, 'kan emang kemaren Lara seharian sama Argan, ya 'kan Ra?" Tanya Dita pada Lara.

Lara menggeleng, "enggak. Gue sama Kak Marcell paginya,"

"Njir, masih sering ketemuan sama Marcell lo?" Tanya Intan yang kini menjadi heboh.

Karen berdecak. Entah bagaimana, tapi jika mereka tengah berjalan beriringan berempat sepeti ini, pasti saja ada sesuatu yang dibuat heboh hingga berakhir dengan keempatnya yang dipandang aneh oleh orang-orang sekitar.

"Tau tempat kenapa sih," ucap Karen pelan, gadis itu bahkan sampai tersenyum canggung pada orang-orang yang memandang mereka.

"Gue malu." Celetuk Lara sambil menggaruk pipinya.

Apalagi di tempat ini banyak terdapat anak-anak Citra Nusantara, Rafflesia, dan Arnoldii yang juga akan menonton pertandingan persahabatan antara tim gabungan ketiga sekolah dengan si Tuan Rumah yang tidak lain adalah Jaya Bangsa.

Terlebih yang membuat Lara malu adalah perihal dirinya yang memang dikenal oleh hampir sebagian besar murid di dalam yayasan. Bukannya Lara berniat menyombongkan diri, tapi siapa yang tidak akan mengenalnya setelah kejadian di Arnoldii tempo hari lalu?

ARGAN [END]Where stories live. Discover now