62 - Party [2]

36.4K 3.4K 1.2K
                                    

Nungguin gak nih?

Wkwkwk, selamat atas challenge nya gais-!

Dasar ya klean, harus banget gitu aku gas dulu biar pada gak sider?

Aku gak php ya, aku tetep up hari ini juga karena challenge nya sudah terpenuhi. Masalah aku up jam segini, itu suka-suka aku dong, yang penting 'kan masih tetep hari ini di aku hahaha:v


Eits... Sebelum mulai,

REAKSI KALIAN LIAT ARGAN UP LAGI KAYAK GIMANA GAIS?


Selamat membaca bee❤

(Kasih tau aku kalau ada typo ya, aku males edit lagi, udah malem bre, aku juga gak tega bikin kalian nunggu selama ini.)




































"Gan, mau kemana?" Tanya Lara ketika Argan justru membawanya keluar aula melalui pintu samping.

"Rooftop." Argan menjawab datar. Tangan cowok itu terus membawa Lara menaiki tangga melewati kelas-kelas yang sepi.

Lara bergidik ngeri. Ia yang tadinya berjalan dibelakang Argan kini mendekat pada cowok itu lantaran takut dengan suasana kelas yang kala itu nampak sangat sepi. Hanya ruang aula saja yang ramai oleh para murid.

"Kenapa sih?" Tanya Argan heran karena Lara yang mendekat seperti itu padanya. Padahal biasanya Lara itu tidak pernah mau mendekat sendiri seperti itu.

"Takut," cicitnya pelan.

"Gak ada setan disini," kata Argan tanpa takut sama sekali.

"Argan ih jangan gitu! Nanti kalau mereka denger gimana?" Lara berjengit kesal.

"Denger doang, mereka 'kan punya telinga," Argan membalas santai.

"Nah itu! Kalau mereka denger, terus tiba-tiba nampakin dirinya gimana?" Tanya Lara mulai merinding.

"Tinggal gue pukul," jawabnya tanpa merasa takut sedikitpun. Padahal Lara sudah merinding sendiri di sampingnya.

"Mana bisa di pukul," komentar Lara. Setahunya, hantu itu kasat mata 'kan? Lalu bagaimana cara memukulnya?

"Bisa." Kata Argan.

"Biar apa di pukul?" Tanya Lara tidak mengerti. Bukan berarti karena cowok itu suka dalam urusan berkelahi, maka hantu juga akan di ajak berkelahi oleh Argan, 'kan tidak lucu.

"Biar dapat pahala." Argan menjawab dengan lempengnya.

"Emangnya iya?" Sekarang Lara yang terkejut.

Argan mengangguk, "gue pernah baca sedikit."

Lara terhenyak. Ia tidak tahu jika Argan membaca tentang hal-hal seperti itu. Karena setahunya, Argan itu cukup pemalas dalam beberapa hal. Masuk kelas saja jarang, apalagi mencatat mata pelajaran dan membaca buku.

Dari fakta yang membenarkan Argan memang jarang masuk kelas, Lara terkadang berpikir, tapi kenapa otak cowok itu benar-benar encer hingga bisa menduduki peringkat dua paralel di sekolah? Sejujurnya, bagi Lara itu masih menjadi sebuah misteri yang tidak bisa ia pecahkan sama sekali.

Lara menghela nafas. Ia menatap Argan dari samping. Sulit dibayangkan ada lelaki seperti Argan. Semua yang ada pada diri cowok itu selalu membuat banyak orang terkesan. Bahkan sifat buruknya sekali pun.

Manik Lara yang tengah memperhatikan Argan langsung mengernyit ketika cowok itu menghentikan langkahnya dengan pandangan lurus yang tertuju ke depan. Awalnya Lara mengira jika Argan melihat hantu karena kualat akan ucapan blak-blakkannya, tapi ternyata Argan berhenti karena melihat sosok Rei yang baru saja keluar dari pintu rooftop.

ARGAN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang