12 - Dunia itu sempit

56.2K 4.8K 82
                                    

"Lo?!" Kaget Karen dan juga cowok itu setengah berteriak, hingga tak sadar jika suara mereka tadi berhasil mencuri perhatian para murid.

Karen yang kaget langsung berdiri dengan tangan yang menunjuk tepat di depan wajah cowok itu. Begitu juga sebaliknya.

"Lo ngapain disini?" Tanya cowok itu.

"Eh, harusnya itu pertanyaan gue! Lo ngapain ada disini?!" Karen bertanya balik dengan tidak santai.

"Gue anak baru disini, kenapa?" Cowok itu—Dafa, memasang wajah menyebalkannya yang berhasil membuat Karen kesal.

"Kenapa dunia sesempit ini, ya Tuhan," Karen kembali duduk sambil mengusap wajahnya sedangkan penghuni meja itu termasuk para murid mulai memperhatikan mereka. Bahkan sudah ada yang mulai bergunjing tidak jelas.

"Lo kenal dia?" Tanya Rega.

"Dia cewek yang tadi gue ceritain," Jawab Dafa dengan santai.

"Yang kemaren gak sengaja tubrukan di toko buku, terus tatap-tatapan, dan berakhir dengan ditegur petugas toko?" Tanya Rega memastikan dan langsung dijawab anggukan kepala oleh Dafa. Dan sontak Rega langsung tertawa setelah mendengarnya.

Mendengar hal itu, Karen kembali berdiri dan menatap Dafa dengan raut wajah yang tak bisa digambarkan.

"Lo cerita apa aja ke Rega?" Tanya Karena

"Tentang pertemuan pertama kita." Jawabnya sambil mengedipkan mata yang berhasil membuat Karen melongo dengan tangan yang mulai mengepal menahan emosi yang lebih di dominasi oleh rasa malunya mengingat kejadian kemaren.

"Kalian pernah ketemu? Kenapa gak cerita?" Tanya Lara.

"Ya ngapain gue cerita? Gak ada faedahnya!" Jawab Karen ketus dengan mata yang mengarah pada Dafa yang kebetulan duduk di depannya.

"Diem lo!" Karen menunjuk Rega agar diam karena cowok itu yang sedari tadi terus tertawa.

"Waduh, gak kebayang gue kalo ngebayangin apa yang diceritain Dafa ke gue, hahaha...., tatap-tatapan di tokok buku, terus keciduk petugas toko? hahaha!" Rega terus tertawa sambil memegangi perutnya.

"Gue gak natapin dia ya!"

"Wah, masa?"

"Iyalah!"

Lara diam-diam memperhatikan wajah Dafa dan Argan secara bergantian dan tanpa sengaja Argan menyadari hal itu dan langsung mengangkat sebelah alisnya.

"Wajah lo, kok, agak mirip sama dia?" Tanya Lara.

"Dia sepupu gue," Jawab Argan.

"Hah? Sepupu?" Kaget Karen.

"Hm,"

"Pantes aja dari pertama gue liat, dia agak mirip sama lo!" Karen menganggukkan kepalanya.

"Sama-sama ganteng, kan?" Tanya Dafa dengan begitu percaya dirinya.

Karen mendelik, "Gak. Masih ganteng juga anjing sebelah rumah gue,"

"Heran gue. Kenapa cogan selalu dibully?" Gumam Dafa.

"Ha—"

"Pesanan datang!" Ucap Intan saat baru saja sampai. Cewek itu meletakkan pesanan teman-temannya di depan mereka dan berhasil membuat Karen berhenti beradu mulut dengan Dafa dan memilih memakan makanannya.

Dafa yang sedari tadi mengoceh tidak jelas akhirnya diam setelah Rega membelikannya semangkuk siomay. Cowok itu bagaikan seekor anak ayam yang berisik jika belum diberi makan, oleh karena itu Rega berinisiatif memberikannya makanan.

ARGAN [END]Where stories live. Discover now