16.4 ; The Wedding Debt

1.8K 235 7
                                    

Hippo menciumnya dengan kasar. Kemarin malam Tulip merasakan perlakuan yang sama. Hal semacam ini sungguh membuat Tulip sedih, dia malu untuk mengatakan bahwa Hippo memaksanya atau lebih tepatnya memperkosanya. Bagaimana mungkin pria yang selama ini bersikap lebih memilih diam ketika banyak pikiran malah melakukan hal ini pada Tulip? Setega inikah Hippo memperlakukan istrinya sendiri?

Kamu bersalah, Tulip. Kamu yang bersalah di sini. Kalimat itu mengingatkan Tulip bahwa memang dia yang membuat semua inni terjadi. Hippo melampiaskan amarahnya dengan cara seperti ini. Namun, Tulip tidak bisa menerimanya. Tulip kesakitan dan satu-satunya yang bisa dirinya lakukan adalah memohon pada Hippo untuk tidak melakukan hal ini.

"Mas, berhenti!" 

Tulip yakin dia sudah berkata dengan keras dan mendorong tubuh suaminya sekuat tenaga, tapi nyatanya Hippo tidak terkalahkan sama sekali. Pria itu sepertinya tidak mendengarkan apa yang keluar dari mulut istrinya sendiri. Hippo terus mendesak Tulip dan bahkan merobek pakaian perempuan itu karena begitu tak sabaran.

"Lepasin aku, Mas! Aku mohon! Jangan begini, Mas!"

Tulip bahkan bisa mendengar teriakannya sendiri. Hanya Hippo yang tidak risih dengan raungan Tulip yang keras. Salah satu hal yang Tulip takut adalah Nania bisa mendengar teriakan serta tangisan mamanya. Bagaimana bisa hal semacam ini terjadi di rumah mereka? Apa yang akan Nania dapatkan dengan mendengar mamanya dirusak seperti ini?

"Kamu benar-benar membuatku marah, Tulip. Apa kamu pikir dengan berteriak aku akan mengalah? Justru aku semakin marah kepada kamu karena melawanku."

Tulip menggeleng dan memberontak ketika kedua tangannya mulai diikat. "Mas ... aku mohon berhenti, Mas!"

"Kamu mau menjadi istri yang durhaka sama suami? Kamu mau menolak suami kamu, Tulip? Oh, jadi rupanya kamu memang nggak benar-benar mencintaiku. Kamu hanya menginginkan aku menjadi pelunas hutang dan uang ayahku. Itu yang kamu inginkan, iya?"

Tulip terus menggelengkan kepala untuk semua hal yang disampaikan oleh suaminya sekaligus semua yang dilakukan pria itu. Tidak ada hal jelas yang membuat Tulip menggeleng, semuanya membuat perempuan itu tidak bisa melakukan apa-apa selain menggeleng dan berteriak untuk semuanya berakhir.

"Mas ... aku mohon. Berhenti!"

Tidak ada yang akan didengarkan oleh Hippo dia terus merundung Tulip hingga perempuan itu menangis dan menjadi lemas. Tulip terlalu banyak bergerak dan tidak bisa mengendalikan diri, dia menjadi lemas karena usaha memberontak kepada Hippo. 

Pria itu mengikuti kemarahannya yang mungkin akan membuatnya menyesal nanti. Hippo tidak berpikir dengan baik dan hanya menuruti semua nafsu kemarahannya hingga melakukan hal ini pada sang istri. Dia memasuki tubuh Tulip yang tidak siap, mendorongnya dengan paksa, dan sekarang dia menumpahkan cairannya di dalam tubuh Lily yang tersiksa.

Kemarahan membuat Hippo lupa bahwa perasaan Tulip juga bisa terluka dengan perlakuan pria itu meski ada kesalahan yang dilakukan. Hippo lupa bahwa pernikahan mereka terancam lebih hancur dengan tindakannya yang menuruti kemarahan dengan gegabah. Rasa kecewa pria itu akan semakin menumpuk kekecewaan lainnya. 

Setelah melakukan apa yang tidak pernah Tulip sangka akan dirinya dapatkan, Hippo menyingkir membersihkan tubuhnya sendiri sekaligus menghindari tatapan dengan Tulip. Tulip hanya bisa meneteskan air mata merasakan tubuhnya yang remuk dan hati yang hancur bukan lagi berkeping tapi menjadi debu. Tulip malu mendapatkan perlakuan seperti ini dan dia tidak memikirkan apa pun lagi selain kebibungan keputusan apa yang harus dirinya ambil. 

The Wedding Debt / TAMATWhere stories live. Discover now