6.5 ; The Wedding Debt

7.3K 1K 42
                                    

Tubuh Hippo tahu betul bagaimana bereaksi diantara kaki Tulip yang membentang dengan cantik. Posisi perempuan itu yang lebih tinggi membuat Hippo mudah untuk meraba bokong dan kaki Tulip. Telapaknya mengelus betis, paha—dalam dan luar—serta celah bokong perempuan itu yang kini terasa basah dan lembab akibat rangsangannya sendiri. Lekuk itu diusap oleh tangan Hippo hingga menyebabkan desah dari mulut Tulip. Mereka memang gila, berani bermain api di kantor yang kemungkinan besar bisa ketahuan. 

"Beneran mau di atas?" tanya Hippo sembari mengecup ranumnya dada Tulip tanpa memutus tatapan mereka. 

Mulut Tulip terbuka—tak bisa tertutup—karena efek napas yang memberat tanpa bisa diembuskan melalui hidung saja. Tulip menggila saat salah satu jemari Hippo memasuki celah kewanitaannya dari balik tubuh Tulip hingga membuat perempuan itu memeluk Hippo dan pasrah. 

"Mas Hippo ..." Tulip mengerang tidak masuk akal ketika Hippo menambahkan jumlah jemarinya hingga menjadi tiga. Jemari memang tidak sebesar milik pria itu untuk memenuhi tubuh bawahnya, tapi Tulip merasa senang dengan jari pria itu yang memasukinya dan bermain di sana. Mengulik bagian dalam Tulip seakan itu adalah lubang yang harus diobservasi guna mengetahui penemuan apa yang bisa ditemukan di sana hingga bisa menjadi sejarah dunia. 

"Enak?" 

Jawaban Tulip adalah anggukan lemas. 

"Lebih enak mana dengan milik saya?" 

Tulip menggeliat bagai cacing. Tubuhnya berulang kali tak bisa dikendalikan karena sentuhan Hippo. 

"Semuanya. Uhmm. Semuanya enakkk, Masss." 

Tubuhnya melengkung saat menyadari ledakan yang datang. Jemari Hippo memang bukan main memberk kenikmatan untuk Tulip. 

Napas yang persis seperti sehabis berlari maraton itu membawa Tulip untuk menciumi leher Hippo dan memberi kenikmatan bagi pria itu. Jilatan yang Tulip berikan membuat Hippo memejam, membayangkan ujung kepala bawahnya yang dijilat seperti itu. 

"Buka celananya, Mas." Tulip tidak sabar lagi membebaskan kejantanan pria itu dari pelapis kain yang melindunginya. 

Hippo bahkan belum menyentuh celananya sendiri ketika Tulip lebih dulu menurunkan reseleting pria itu dan memberikan ruang pada 'adik' Hippo agar muncul ke permukaan tanpa perlu melepaskan celana sebab pria itu menggunakan celana dalam yang memiliki lubang yang tujuannya memudahkan ketika buang air kecil. 

"Kamu nakal sekali hari ini, Tulip." 

Perempuan itu mencium bibir Hippo dengan keras. "Karena kamu," ujar Tulip berbisik di bibir Hippo. 

Senyuman bangga muncul di bibir Hippo. Tak menyangka dia akan menjadi tutor hebat bagi kelangsungan pemahaman seks Tulip. 

Hippo menghentikan tangan Tulip yang mengarahkan kejantanan pria itu pada milik Tulip sendiri. "Sebentar, saya nggak nyaman begini. Saya buka dulu celananya."

Tulip tidak bisa menolak sebab berikutnya dia sudah bisa bergerak naik dan turun seperti yang dia lihat dalam video. Rupanya merasakannya sendiri lebih menegangkan dan sangat luar biasa. Tulip bisa mengukur sendiri seberapa dalam yang dirinya inginkan dan tentu saja menjadi penentu seberapa keras dan lambatnya ritme yang diinginkan. Namun, ternyata menjadi penentu membuat Tulip suka mempercepat gerakan. 

"Tulip, ah, jangan ... berhenti lebih dulu." Hippo mulai panik. 

"Kenapa, Mas?" 

"Saya bisa keluar duluan dengan permainan kamu." 

Tulip tidak sempat mendebat karena Hippo lebih dulu membanting secara halus tubuh Tulip hingga berganti berada di bawah tubuh pria itu. 

"Perempuan yang bermain di atas memang menakutkan," ucap Hippo sebelum memulai dengan caranya. 

"Terlalu lama, Mas." Tulip menyampaikan protesnya yang terdengar sangat nakal.

"Sekarang kami bisa protes, ya." Hippo menaikkan kaki Tulip hingga kewanitaannya terpampang lebih jelas dan Hippo tak terhalang apa pun. "Saya penuhi keinginan kamu, Tulip." 

Dan mereka bermain di ruang kerja pria itu tanpa peduli hal lain. Mereka benar-benar sudah gila. 


[Terima kasih dukungan kalian melalui komentar, ya. Love 💕💕💕 

Oh, ya. Udah baca special chapter 4? Mulai banyak nebak apa setelah baca special chapter nya? Aku suka kalo kalian mulai jadi detektif😆]
















The Wedding Debt / TAMATWhere stories live. Discover now