16.3 ; The Wedding Debt

1.7K 258 7
                                    

Pertanyaan Hippo pada Tulip adalah bentuk sarkasme yang menyakitkan. Tulip tidak pernah menggunakan trik apa pun pada Hippo. Tidak pernah ada di kepala Tulip untuk menggunakan Nania menjadi senjata untuk melemahkan Hippo.

"Trik?" balas Tulip. 

"Ya! Sejak awal kamu memang menggunakan banyak trik untuk mengikatku, Tulip. Kamu memanfaatkanku untuk bisa membayar hutang orang tuamu." 

Tulip menggeleng karena tidak memiliki niatan jahat pada pria itu sejak awal. 

"Itu bukan niat aku, Mas. Aku terpaksa karena aku baru tahu orang tuaku terlilit hutang kepada pak Agungsyah. Aku nggak bermaksud menodai pernikahan kita, Mas. Aku juga nggak berniat melanjutkannya, tapi aku hamil--"

"Perempuan pembohong seperti kamu sudah pasti berani melakukan kebohongan lain. Kamu sengaja menunggu kehamilan itu datang, kamu nggak menjaga diri dengan baik untuk bisa mengandung anakku dan melahirkannya agar aku menikahi kamu!"

Itu artinya Hippo menuduh Tulip sengaja menjebak pria itu. Seolah Tulip bisa langsung hamil hanya dengan satu jebakan. Padahal mereka melakukannya cukup sering hingga pada akhirnya Tulip semakin tak yakin dengan apa yang harus dirinya lakukan karena kehamilan datang. 

"Aku memang diminta oleh pak Agung untuk menjebak kamu, Mas. Tapi aku nggak pernah melakukan cara apa pun secara langsung untuk menjebak kamu karena ternyata kamu lebih dulu nyaman dan akhirnya menunjukkan ketertarikan kamu kepadaku sejak awal aku ditempatka pak Agungsyah menjadi sekretarismu."

Hippo mendengkus keras. "Oh, bagus! Kamu mengakui bahwa kamu memang diminta ayahku untuk menjadi sekretarisku. Kamu mengakui bahwa kamu bersedia melakukan apa yang ayahku katakan. Iya, kan? Untuk melepaskan beban hutang orang tuamu, kamu tega mengotori pernikahan ini!"

Hippo terlihat begitu marah dengan kerutan di kening pria itu yang sangat banyak. 

"Kamu dengan mudah berkata aku yang murahan sejak awal, ya, Tulip? Kamu merasa begitu tinggi karena aku bersikap nyaman sejak awal?" Hippo bertepuk tangan. "Luar biasa! Kamu memang perempuan yang pandai melempar kesalahan pada orang lain!"

Tulip tidak tahu harus berkata seperti apa pada suaminya. Dia tidak berniat menjadi manusia yang jahat dan licik, tapi keadaan membuatnya seperti ini. 

"Kalo tahu begini, lebih baik aku terus berusaha menumbuhkan cinta kepada Zia meski dia nggak ingin memiliki anak! Setidaknya dia nggak memanfaatkan perasaanku untuk meraih ambisi yang egois! Zia perempuan yang baik bahkan sampai akhir, dia mengucapkan selamat karena aku menemukan cinta pertamaku. Sayangnya, cinta pertamaku justru datang dengan motif berbeda."

Tulip merasa sangat jahat dengan apa yang Hippo bandingkan. Sebagai perempuan, Tulip sudah lama merasa tidak pantas dibandingkan dengan Zia. Namun, sekarang suaminya mengatakan sendiri dari mulut mengenai seberapa buruknya Tulip dibandingkan Zia, mantan kekasih pria itu.

"Oh! Aku lupa, kamu pasti punya alasan bahwa kamu nggak ingat soal masa lalu kita. Kamu nggak tahu bahwa kamu adalah cinta pertamaku makanya kamu dengan mudah memanfaatkan aku dan menerima perintah ayahku. Iya, kan? Kamu nggak ingat dan nggak merasakan apa pun sampai kamu dengan mudahnya menginjak-injak perasaan yang aku punya untuk kamu untuk melunasi hutang orang tua kamu yang konyol karena menggunakan nama kamu sebagai jaminan!!!"

Pria itu mulai berteriak dan Tulip menutup matanya karena tak siap. Tangisannya perlahan turun karena menutup mata, Tulip takut untuk bicara dan melakukan kesalahan lagi ketika menjelaskan pada Hippo yang tidak terkendali. 

Rahang Tulip terasa mengetat karena Hippo mencengkeramnya. "Kamu nggak pantas menerima cintaku, Tulip! Penipu seperti kamu nggak pantas menjadi istriku!"

Hippo mengatakan kalimat tak pantas pada Tulip, tapi entah kenapa pria itu malah melakukan tindakan yang berlawanan dengan mencium secara brutal Tulip. Jangan lakukan ini, Mas. Aku mohon. 

The Wedding Debt / TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang