7.1 ; The Wedding Debt

7.7K 1K 20
                                    

Semakin hari seks diantara Hippo dan Tulip sungguh luar biasa. Tidak ada yang bisa mengalahkan magnet mereka yang selalu menggebu-gebu. Petualangan mereka terasa sangat intens dan tidak ada orang yang bisa mengganggu keduanya. Tulip bahkan semakin bergairah setiap pertemuan mereka di kantor. Berhitung dari awal hubungan itu berjalan, Tulip menggenapkan bahwa hubungannya dan Hippo sudah memasuki bulan keempat. Bekerja dengan kesibukan Hippo yang ternyata bertambah pula setiap harinya membuat Tulip merasa tubuhnya sangat lemas pagi ini. 

Didesak pekerjaan dan seringkali didesak oleh gairah Hippo ternyata membuat Tulip merasakan kelelahan saat ini. Ingin hati absen untuk bekerja hari ini. Namun, membayangkan betapa sibuknya Hippo langsung menyadarkannya untuk profesional dalam bekerja meski kehidupan pribadinya juga bersinggungan dengan Hippo. 

Melihat sisi ranjang pria itu yang kosong, Tulip menatap jam dinding yang kini menunjukkan pukul tujuh tepat. 

"Arghh, udah jam tujuh aja." Tulip meraung dengan kasar, mengacak rambutnya hingga semakin kusut. 

Mau tak mau Tulip beranjak dari kasur meski rasa malas begitu tinggi. Hippo pasti sengaja pergi bekerja lebih dulu untuk membiarkannya tidur lebih lama akibat kegiatan semalam yang dilakukan mereka. 

Untungnya, semalam Tulip ingat untuk menyiapkan pakaian baru agar tak perlu ke unitnya pagi-pagi. Jadi, kali ini dia mandi di tempat pria itu. Riasan yang digunakan pagi ini juga tidak selengkap biasanya karena lelah menggerogoti tulangnya. 

Concealer, bedak tabur dan padat, lalu lipstick adalah cara paling cepat bagi Tulip untuk menyelesaikan riasannya pagi ini. 

"Untung nggak ada bekas hickey." Tulip mengamati lehernya. Tidak ada PR yang harus ditutupi susah payah karena Hippo tampaknya mengerti bahwa membuat bekas di leher hanya akan menyulitkan Tulip. 

Kaki Tulip bergerak setelah memasang high heels kesayangannya yang berwarna hitam. Pergi bekerja dengan tubuh yang lelah—beruntung suasana hatinya bagus dengan seks hebat semalam—Tulip tidak menghindari realita yang berjalan di hidupnya. 

Menggunakan ojek online, Tulip berpikir bahwa yang dijalaninya saat ini apakah karena untuk membayar hutang-hutang orangtuanya atau karena perasaan yang ia punya? 

Semalam, Hippo bertanya mengenai perasaan yang ada diantara mereka. Pria itu sepertinya masih merasa tersaingi dengan Maga yang tidak gentar menunjukkan afeksi terhadap Tulip. 

"Kamu suka hubungan ini?" tanya Hippo pelan, karena baru saja mereka bersahutan desahan. 

"Hubungan friend with benefit ini?" Hippo mengangguk. "Kalo nggak suka ngapain saya mau di sini sekarang, Mas?" 

Hippo masih tidak bisa mempercayai jawaban yang Tulip berikan. "Kamu memangnya suka hubungan tanpa status? Kamu mungkin merasa bosan karena saya terkesan memanfaatkan tubuh kamu." 

Tulip tahu bahwa sebenarnya Hippo ingin status yang jelas dari hubungan mereka. Namun, Tulip tidak tahu alasan apa yang membuat Hippo ragu untuk memberikannya pada Tulip tanpa perlu bertanya berulang kali. 

"Sebenarnya apa yang kamu pikirkan, Mas? Kamu takut ini akan berakhir? Atau takut kehilangan teman tidur?"

Hippo terlihat ragu dengan segalanya. Tulip merasa bahwa masih ada yang Tulip belum ketahui dengan sikap Hippo yang takut begini. 

"Saya takut menyakiti kamu," ucap Hippo sangat pelan. 

"Apa ada yang perlu saya tahu kenapa ada gagasan 'takut menyakiti' itu, Mas? Saya nggak ngerti dengan pertanyaan yang Mas nyatakan. Saya seperti mendengar kecemasan untuk memastikan hubungan ini, tapi saya juga merasa Mas nggak berani memastikan apa pun untuk hubungan ini." 

Hippo merasa dipukul bertubi-tubi dengan semua ucapan Tulip yang sekarang membawa pria itu untuk tegas. Keraguan masih sangat jelas tercetak di wajah Hippo hingga Tulip enggan untuk mendesak pria itu. 

Mengingat bagaimana keraguan menyelimuti wajah Hippo, tidak ada cara yang Tulip inginkan selain bisa tenang. Hari ini, sepertinya Tulip hanya ingin tenang dan enggan melakukan hal menggebu lainnya. Kalau hamil cepet Tulip sangat bersyukur, jika tidak, Tulip akan memikirkan cara lain. Mungkin dia akan berhenti menerima gaji untuk menyicil hutang itu. 

The Wedding Debt / TAMATWhere stories live. Discover now