11.5 ; The Wedding Debt

6K 883 26
                                    

Selamat datang Naniana Eirene Syah! 

Begitulah kira-kira spanduk yang dibawa oleh Agungsyah yang lebih dulu siap menyiapkan properti di kamar perawatan Tulip. Bayi yang mungil itu juga sepertinya bisa merasakan kasih sayang yang kakeknya berikan. Tulip menyadari betapa hidup putrinya hampir mirip dengan kondisi Tulip sendiri yang tidak memiliki banyak anggota keluarga. Kepergian kedua orang tua Tulip adalah tanda bahwa Tulip harus berdiri dengan kakinya sendiri. Sebelum oran tua Tulip tiada, Tulip tetap merasa tak memiliki keluarga karena latar belakang ayah dan ibunya yang sepertinya tak direstui keluarga. 

Kondisi semacam ini membuat Tulip meneteskan air mata karena Agungsyah yang memiliki ide untuk menjebak Hippo agar bersama Tulip juga ternyata menyayangi cucunya yang berjenis kelamin perempuan. Semula Tulip mengira Agungsyah hanya memanfaatkan Tulip dan kehamilan perempuan itu saja, tapi saat melihat betapa bahagianya Agungsyah menyambut sang cucu ... semua keraguan Tulip perlahan sirna. 

"Bapak yang memberikan nama untuk putri saya?" tanya Tulip pada Agungsyah.

Pria tua itu melirik Hippo yang langsung mendengkus karena Tulip mengira Agungsyah yang memberikan nama cantik itu pada bayi cantik di boks dan tertidur pulas itu. 

"Apa saya terlihat secerdas itu, Tulipa?"

Tulip langsung mengarahkan tatapan pada Hippo yang terlihat kesal. "Kamu yang kasih nama, Mas?" 

Hippo berdehem dan mengangguk. 

Agungsyah tertawa kecil melihat bagaimana Hippo merajuk karena dikira tak bisa memberikan nama yang bagus untuk anaknya sendiri. 

"Dia menyiapkan nama itu sudah sedari awal mengetahui jenis kelaminnya dari USG kalian. Dia sangat bersamangat mencari nama yang manis dan bagus untuk anak kalian."

Tulip tersenyum dengan penjelasan Agungsyah. Meski Hippo memang tidak pernah bisa Tulip mengerti dengan bertahan tidak menikahi Tulip dan baru mengurus pernikahan secara resmi setelah anak mereka lahir, tapi Hippo memang sebaik itu. 

"Makasih, Mas Pome." 

Agungsyah bisa merasakan Tulip yang menyimpan perasaannya dan Hippo melakukan hal yang sama. Meski begitu, Agungsyah tidak akan berhenti memberikan yang terbaik untuk penerus SYAH CORP. Kelahiran Nania bukan menjadi akhir dari perjuangan Agungsyah, melainkan awal untuk bisa memastikan cucunya berjalan di atas garis yang Agungsyah sudah persiapkan sejak awal. 

"Kalau begitu ayah akan keluar, Pome. Kamu bisa temani calon istri dan anakmu di sini."

Agungsyah tahu dirinya harus pergi untuk memberikan ruang bagi keduanya bicara sebelum pernikahan mereka yang terlihat lucu karena bukannya dilakukan segera, malah dilakukan setelah si kecil hadir dengan wajah yang menggemaskan.

"Kamu akan menikah denganku?" tanya Tulip setelah Agungsyah pergi. 

Hippo menatap Tulip dengan heran. "Maksudnya? Aku sudah bilang kita akan menikah setelah anak kita lahir, kan? Apa kamu lupa?"

"Aku justru mengira kamu yang sengaja melupakannya. Mungkin aja kamu menunda-nunda lagi dengan berbagai alasan dan pada akhirnya nggak akan ada pernikahan diantara kita."

Hippo mengambil tempat duduk di samping ranjang Tulip. "Kamu terlalu berburuk sangka, Tulipa."

Tulip membalas tatapan pria yang sudah resmi menjadi ayah dari putrinya itu. Tiba-tiba saja air mata tidak bisa Tulip tahan lagi dan dirinya menangis di depan Hippo. Ternyata emosi setelah melahirkan justru lebih kuat mempengaruhi Tulip. 

"Aku berpikir bahwa kamu nggak benar-benar ingin bertanggung jawab dalam bentuk pernikahan." 

Hippo merasa dirinya terjatuh dengan keras saat mendengar kalimat tersebut. 

"Aku nggak yakin dengan apa pun karena kamu seperti membatasi diri untukku. Aku merasa kamu nggak menginginkan aku--"

Hippo menghentikan racauan Tulip dengan satu cara, menciumnya. Lalu pria itu mengatakan, "I want you so bad. Kamu hanya belum ingat seberapa kuat pengaruh kamu dalam hidupku. Setelah ini, aku akan menunjukkan betapa aku menginginkan kamu, Tulip."

[Bab 17 full sudah bisa kalian baca lebih dulu di Karyakarsa. Yang udah beli paket tinggal baca aja, ya. Happy reading.]

The Wedding Debt / TAMATWhere stories live. Discover now