"yah, dia bertemu gorgon dihutan.." kata dewa iblis sambil menunjuk Mo Yinghan.
Nana tercengang.. Benarkah?
"ada, ada gorgon disini? Bagaimana rupanya?" tanya Nana.
"bukannya kamu sudah tahu lebih baik dari kami.?." Cecil bingung dengan tingkah laku Nana,
"oh, aku hanya... Hei, dirambutmu ada kecoa..." Nana menjentikkan sesuatu dirambut Mo Yinghan..
Smack....
"aiyahh..."
baghkkk... Suara sesuatu terjatuh..
"mati kau..."
"jangan diinjak.." suara dewa iblis dan Mo Yinghan sangat keras dan takut..
Tapi sudah terlambat... Nana sudah menginjak hal itu...
'ngeek' suara sesuatu yang KO..
Nana mengangkat kakinya.. Ada sesuatu seperti slime hijau dibawah sol sepatunya..
"lihat antenanya bergerak..." Nana sudah mengangkat lagi kakinya..
"Nana... Nana... Nana, duduklah.." dewa iblis sangat ketakutan, dia membujuk Nana untuk duduk..
Sementara Mo Yinghan berjongkok untuk melihat hal yang diinjak Nana..
"kau masih hidup kan?" Mo Yinghan bertanya ragu ragu..
"masih.. Tapi gepeng" suara hal itu serak dan teredam..
"oh, sudah kuduga hidupmu sangat keras.." Lalu Mo Yinghan bangkit dan duduk kembali..
Hal itu juga berdiri dan melompat ke atas meja.. Nana kaget dan hendak menamparnya sampai mati..
"nyonya hentikan... Yang ini bukan kecoa"
Nana terkejut melihat lelaki tua kecil, itu kecil, berwarna hijau dan bersayap kecoa.. Itu memang kecoa tua..
"nyonya, perkenalkan, yang ini namanya adalah Mushen.. Saya penjaga disisi tuanku.."
Didalam benak Nana..
Ini mirip jaken.. Lihat saja mulutnya mengerucut mirip kumbang. Matanya hampir memenuhi wajahnya.. Jarinya aneh.. Anehnya setelah diinjak dia tidak mati.. Bagaimana jika dimasak?..
Apakah hal ini juga boneka seperti Um?..
Mengapa Mo Yinghan memiliki benda aneh ini..
"apakah kau ini leluhur serangga?" Nana bertanya dengan mengerutkan kening..
"tidak.. Yang ini bukan leluhur serangga.. Yang ini adalah leleuhur kejahatan.. Aiya... Nyonya lepaskan.."
"tapi sayapmu adalah sayap kecoa.." Nana mencubit antena Mushen, dan memutar mutar tubuh Mushen diudara..
Ah.., Nana punya ide..
Nana meletakkan Mushen di meja.
"paman, pinjam pancing.."
"ini.. Untuk apa?"
"ah,, aku akan mengajaknya memancing.." Nana melirik Mushen yang sedang bahagia karena diajak memancing.
Dewa iblis memberikan joran pancing kepada Nana. Dengan firasat buruk..
"baik, masuk ke dimensi Naga.." Nana memasuki dimensi Gu Xiao..
"Gu Xiao, kau tidak mengikutinya?"
"tidak perlu.. Kita bisa membahas rencana selanjutnya."
Tak lama Nana keluar dimensi..
"kakek, minta bumbu.."
"ini ambillah," kakek memberikan sekeranjang penuh bumbu dan yang lain.
Nana masuk kembali..
Didalam dimensi Gu Xiao..
Nana selesai menata joran pancing..
"nyonya, ikan ini sangat besar.."
"ya, tentusaja.."
"mungkin jika ikan ini berenang melawan arus dan melewati gerbang Naga dia akan menjadi Naga"
"Naga ya naga, darimana ikan bisa menjadi naga.. Naga adalah ular, sedangkan ikan ya ikan.."
"oh, tapi tuan berkata begitu.."
"tidak, kau dibodohi oleh Mo Yinghan.."
"sekarang katakan padaku.. Apakah ayam bisa menjadi phoenix?"
"tentu saja tidak.."
"itu dia.. Sekarang masuk.."
"ma, masuk?.. Kemana?"
"tentu saja masuk kekolam.."
"untuk apa?"
"untuk memancing kita butuh umpan kan?"
"tapi,.."
"ayolah masuk saja. Nanti kalau kau masuk ke perut ikan aku akan membelah ikannya.."
"Nyonya.."
"akan kubuatkan ikan bakar penuh.."
"baik.. Aku ingin dua.."
"pasti.. Jika kau rajin.. Kita akan membakar banyak ikan.."
"baik.. Nyonya, ayo memancing"
Begitulah.. Mushen dibodohi oleh Nana dengan imbalan dua ikan bakar..
Memancing pertama, sukses..
Memancing kedua, sukses..
Memancing ketiga, sukses..
Memancing ke empat...
Rupanya ikan ikan disini agak pintar.. Mereka tidak terpancing oleh provokasi Mushen..
Biasanya Mushen akan melambaikan kaki atau antenanya untuk menggoda ikan..
Nana juga agak bosan menunggu di tepi kolam. Tiba tiba..
Air kolam berkecipak dan joran pancing bergoyang, lalu Nana mengangkat joran.. Tapi tidak ada ikan..
Mushen juga tidak ada..
"mushen, mushen.. Jangan menakutiku.."
"aaahh.. Nyonya.. Aku disini.."
Mushen, dia dibawa pergi ikan.. Satu kakinya digigit ikan..
"tunggu.. Tunggu.."
Ikan yang menyambar mushen sangat cepat dan coraknya merupakan corak ikan mayoritas dikolam.
"sial.. Mushen.. Katakan sesuatu.. Aduh.. Mo Yinghan pasti akan meretasku.. Bagaimana ini.."
Nana masih berusaha mengaitkan ikan dengan pancingan.. Tapi ikan segera bersembunyi dengan cepat..
"tidak ada cara lain.."
Akhirnya Nana keluar dimensi dengan pakaian separuh basah..
"paman cepat.. Mushen dimakan ikan"
"bagaimana bisa dia dimakan ikan?"
"yah, dia tadi jadi umpan.."
"bagaimana dia bisa menjadi umpan?"
"aduh, ceritanya panjang.. Ayo cepat sebelum dia dicerna oleh ikan.."
Akhirnya dewa iblis, Mo Yinghan dan Gu Xiao memasuki dimensi..
"dimana itu..?"
"itu ikan yang berwarna merah dan putih.."
"merah dan putih.."
"yang mana?"
"yang ada dikolam.."
"nana semua ikan rata rata berwarna merah dan putih.." Gu Xiao sangat gemas kali ini.. Bisakah sekali saja adiknya ini tidak membuat masalah?
"uh, aku tidak tahu.." Nana juga cemas dia hampir menangis..
"mushen, katakan sesuatu.." Mo Yinghan berteriak kearah kolam..
"tuan, tuan aku disini.." suara Mushen datang dari bawah daun teratai besar.
Tanpa menunggu, Mo Yinghan langsung bergerak menangkap ikan dengan tangan kosong, lalu membelah perut ikan dengan hati hati..
Disana Mushen KO dan hampir pingsan.
"oh, mushen, aku akan menolongmu.." Nana mengambil mushen dan mencucinya dengan air bersih yang tersedia di dalam sumur..
Gu Xiao hanya bisa pasrah melihat air sumurnya diaduk oleh Nana..
"mushen maafkan aku.."
"nyonya, ini bukan salahmu.. Ini salah ikan busuk itu.. Dia licik.."
"oh, malangnya kau.. Apa kau lapar aku akan membuat ikan bakar untukmu.."
"tentu nyonya.."
Nana membawa ikan ke dimensinya.. Begitu pula dewa iblis dan Mo Yinghan serta Gu Xiao..
Dewa iblis juga merasakan tekanan didalam dimensi Nana lebih besar..
Lalu Um datang membawa segelas air untuk masing masing orang.. Barulah mereka bisa rileks..
Air itu adalah air dari sumur Nana.
"wow, nyonya dimensimu sangat baik.."
"tentu saja.. Baik.. Bermainlah dengan Um, aku akan memasak.."
Akhirnya Nana memasak banyak hidangan.. Ada mie akar lotus, ikan bakar, sup ikan, dan sup jamur.
Nana memanggil kakek Cecil dan kakek.. Mereka semua mengitari meja makan..
Semua orang makan dengan lahap.
"hei, mengapa kau selalu menutup matamu?" Nana bertanya kepada Mo Yinghan..
"yah, jika aku melepaskan penutup mata, maka orang orang akan menjadi patung es.."
"loh, berarti kau mirip gorgon.."
"hm.. Mungkin.."
"apakah tidak bisa diobati.."
"bisa.. Jika aku memakan buah persik abadi dan minum dari mata air ajaib selama satu bulan..."
"persik abadi..?"
"itu yang ada dipekarangan ini"
"oh, maksud paman persik di hutan persik ini?"
"ya, tapi sayangnya persiknya belum berbuah."
"lalu bagaimana dengan mata airnya?"
"itu yang ada di dimensi Gu Xiao"
"kalau begitu minum saja mata airnya dulu.."
"tidak bisa, harus bersama sama.." kata Mo Yinghan.
"baik, jangan khawatirkan aku.. Ayo makan.."
Bonus pic.
Mie akar lotus
Sup ikan
Ikan bakar
Sup akar lotus
Sup jamur