ch.86

668 108 0
                                    

Nana saat ini sedang sendirian di kamar. Nana memikirkan bisnisnya yang baru berjalan.

Kakek berkata bahwa bisnis akan ditunda sampai Nana sembuh. Mereka mengatakan kepada pelanggan bahwa pagoda telah dipesan seluruhnya oleh pejabat penting, dan apabila sudah dibuka, maka mereka akan memasang pengumuman dikota. Orang orang bangsawan dikota kecil mereka sadar diri. Restoran yang begitu baik pasti akan mengundang orang orang penting.

Nana turun dari ranjang. Sakit diperutnya agak mendingan. Nana berjalan ke depan peti kotak besar dan membukanya. Mengeluarkan kain kain didalamnya.

Nana membalik balik kain. Ini adalah kain dari para wanita siluman kemarin malam. Nana tertarik dengan satu kain sutra berwarna peach. Sutra itu terasa lembut dan licin di tangannya.

Nana ingin menjadikannya gaun malam. Nana segera menggambar desain gaun pendek seksi. Nana suka pakaian seksi. Di kehidupannya yang lalu dia bahkan mengoleksi lingerie.

Sejak dia sudah datang bulan, bukankah dia sekarang bisa memakai bra?

Dalam waktu singkat, Nana menyelesaikan desain empat gaun malam.

Rasa sakit Nana sudah terbuang jauh jauh. Nana mengambil tampon dan pergi ke kamar mandinya.

Itu benar. Masing masing kamar memiliki kamar mandi. Dan kamar mandi untuk tamu juga tersedia. Nana menggunakan konsep minimalis modern disetiap kamar mandi.

Untuk pengambilan air, Nana sudah lama membuat kircir air untuk menyalurkan air ke rumah. Untuk pipa airnya?... Yah.. Dia hanya bisa menggunakan separuh dari pohon bambu untuk itu. Tapi Nana tidak menyiapkan untuk keadaan darurat, seperti banjir misalnya? Jadi, itu saja untuk saat ini. Mari Pikirkan saat keadaan darurat terjadi.

Saat ini Nana melompat untuk menemukan Shizhi. Ternyata semua orang sedang di aula berdiskusi.

"Dewa, terimakasih telah membantu kami.. Dan maaf tentang cucumu." kakek berkata dengan meminta maaf kepada Dewa Raksha.

"tidak apa tuan. Ini bisa dibayangkan." Dewa Raksha mengangguk angguk sambil menyesap teh.

"aku juga ingin minta maaf kepada semuanya. Maafkan aku karena telah berbohong sebelumnya" Aria berdiri dan membungkuk kepada semua orang yang hadir.

"tidak apa apa.. Ini adalah takdir sehingga kita bertemu" kakek juga membantu Aria berdiri.

"kakek adalah yang terbaik" Aria tersenyum cemerlang.

"bagaimana rencanamu selanjutnya?" Fu Bei bertanya, jarinya memutari cangkir teh.

"aku.. Aku sebenarnya tidak ingin kembali ke dunia bawah. Disana kacau dan tidak ada makanan lezat"

"oh, jadi kau membiarkan para scumbag itu mengatur dunia bawah?" Dewa Raksha mengangkat alisnya.

"biarkan mereka melakukan sesuka mereka. Asal tidak Menyinggungku."

"hei, ini tidak terserah kau untuk tinggal"

"kakek.. Kakak.." Aria melihat semua orang diruangan dengan memohon.

"bagaimana hubunganmu dengan Nana?" Gu Xiao bertanya.

"kami baik seperti sebelumnya. Dia bahkan mengagumi mata hijauku."

"baiklah.. Mungkin sejak awal kita ditakdirkan untuk menjadi keluarga. Hehe" kakek kemudian mengajak mereka berkeliling untuk mencari kamar. Tapi Raksha menolak, karena ruangan itu tidak cukup untuk memindahkan barang barangnya.

Dan sudah diputuskan bahwa akan ada keluarga baru lagi. Tapi, Mereka tidak perlu membangun rumah lagi. Karena Dewa Iblis Raksha mengeluarkan menara tinggi dari sakunya dan langsung dilemparkan kesamping  rumah mereka.

Transmigrasi : Bertahan Hidup Di Kaki GunungWhere stories live. Discover now