ch.48

893 124 1
                                    

Saat mereka turun gunung hari sudah petang, Gu Xiao dan Xiaozhi sedang menanak nasi. Shizi bertugas membakar ramuan anti nyamuk yang baru saja dibuat kakek ditempat pembakaran. Tempat pembakaran akan ditaruh di kandang kuda, di dalam rumah, di dapur, dan dimeja makan.

Jangan khawatir, karena asapnya sangat tipis, selain itu anti nyamuk benar benar berbau lavender.

"kakek.. Kapan kapan buatkan krim anti nyamuk untukku. Ini lebih praktis dibawa bepergian. Kita mungkin juga bisa menjualnya" Nana berkata sambil membongkar muatan.

"ide yang bagus" dengan gebrakan dimeja, kakek segera memasuki rumah bambu dan keluar dengan kertas dan pensil arang.

Kakek segera menuliskan resep anti nyamuk dengan sedikit perubahan.

"kakek, apakah kakek berencana untuk menumbuknya dan mengaplikasikannya langsung dikulit?"

"terus?"

"kakak, tolong bersihkan jamurku, terimakasih" Nana menyerahkan satu panci jamur kepada Gu Xiao.

"aduh, kakek.. Jika ramuan seperti ini dioleskan ke kulit secara langsung, bukankah akan menimbulkan alergi dan gatal gatal, tidak apa apa jika yang memakainya adalah bandit atau jenderal yang berkulit tebal, tapi bagaimana dengan nona atau istri bangsawan yang cantik. Maksudku, ramuan ini harus diekstrak dulu, ambil saripatinya lalu campur dengan minyak atau apapun yang dapat melembabkan kulit. Lebih baik jika krim nya tahan lama, dan halus serta wangi. Maka kita bisa memasarkannya ke setiap lapisan masyarakat. Begitulah cara krim anti nyamuk bekerja." kemudian Nana meminum teh di atas meja dengan tegas.

"Nana, jamur sudah bersih"

"oh, kakak, apakah kakak menanak nasi?"

"ya"

Baik, mari kita memasak dulu..

Nana segera memotong jamur, menumbuk bawang putih dan menyiapkan sawi.

Nana berencana membuat jamur chanterelle goreng madu, dan sup daging dan sawi.

Nana menumis bawang putih, lalu setelah harum, tambahkan jamur, bumbui dengan lada, gula, garam, dan kecap yang diencerkan dengan sedikit kaldu sapi. Untuk sentuhan terakhir, tambahkan madu sebagai penambah aroma. Sayang sekali tidak ada butter.

Lalu Nana membuat sup sawi dan daging. Daging yang digunakan adalah daging toping dari bubur tadi pagi yang telah dia sisihkan.
Nana langsung menumis bumbu sup didalam pot, setelah harum dia menambahkan sedikit kaldu sapi dan air kedalamnya, setelah mendidih dia menambahkan irisan sawi dan daging.

Sementara menunggu sup mendidih Nana dan yang lainnya segera menyiapkan makan malam.

...

Saat makan malam sedang berlangsung. Gu Xiaozhi hendak berkata, tetapi dia hanya membuka mulutnya tanpa bisa berkata kata.

Gu Xiaozhi merasa berkonflik, apakah yang dilihatnya semalam nyata? Atau mimpi?.. Nyatanya dia sedang berbaring dibawah pohon semalaman. Akan tetapi wajah gadis imut itu selalu tergambar dipelupuk matanya.

Xiaozhi merasa hatinya sakit. Apakah dia gila?
Membayangkan sesuatu yang tidak ada?

Ini bukan sesuatu yang bisa dengan mudah diutarakan. Selain itu dia tidak punya bukti. Jika dia berbicara maka Shizhi atau Mingzhi pasti akan menghukumnya karena tidak berjaga dengan benar, dan mengejar mimpi disiang bolong.

Hati remaja ini sungguh rumit.

Makan dilakukan dengan bahagia. Sesekali Nana dan Kakek akan mengobrol tentang lotion anti nyamuk.

Untuk pencuci mulut Nana memotong sebuah melon. Nana tidak memotong semangka karena itu akan membuat orang berlarian ke kamar mandi dimalam hari.

Melon sangat manis, daging buahnya bewarna hijau dan bertekstur lembut. Rasa Ini mirip seperti Yubari King melon, sangat manis, lembut dan lezat.

Saat diperkirakan melon selanjutnya akan matang, Nana harus mengambilnya lagi. Nana berharap melon seperti ini tidak akan dimakan monyet hutan.





Bonus pic.

Tumis chenterelle dengan madu.

Tumis chenterelle dengan madu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sup sawi dengan daging.

Sup sawi dengan daging

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Transmigrasi : Bertahan Hidup Di Kaki GunungWhere stories live. Discover now