ch.32

931 149 1
                                    

Beruang mengangguk dan memandang punggung tiga orang yang menuruni kaki gunung.

Setelah mereka sangat jauh dan matahari tenggelam di balik gunung.

Saat hari benar benar gelap kunang kunang mulai berkeliaran di dalam hutan..

Beruang dengan punggung yang kesepian berjalan memasuki hutan.

...

Di dalam rumah Nana, mereka segera mencuci tangan, dan memindahkan seprai seprai dari halaman.

Kakek segera bergegas ke sungai untuk mandi. Sementara Nana dan Gu Xiao mencuci buah dan semua ikan.

"Nana lihat ini mereka memiliki telur. Apakah bisa digunakan?" Gu Xiao berseru pada Nana yang sedang mencuci buah.

Ada tiga ikan yang memiliki telur didalamnya. Nana mencuci telur ikan dan mengeringkannya di atas kain yang biasa digunakan untuk mengukus roti. Setelah itu Nana meniriskan ikan yang sudah dibersihkan Gu Xiao di atas anyaman bambu yang pernah digunakan untuk menjebak udang.

Setelah berurusan dengan ikan, Nana segera mengeluarkan mie yang didapat dari bibi Huo dan memasaknya. Nana kemudian memotong ikan dan berencana membuat sup ikan salmon.

Sup ikan salmon akan enak jika dimakan dengan mie. Setidaknya karena mereka hanya memiliki hal hal ini saat ini.

Mie segera matang, mie sangat mudah dimasak, lalu Nana membuat sup ikan Salmon. Bumbunya masih bumbu yang tersedia didapurnya.

Kakek segera pulang, sementara sup belum mendidih.

"kakek, tolong buatkan kami teh, aku dan kakak akan ke sungai untuk mandi. Di dalam pot adalah sup ikan. Kira kira, dalam setengah batang dupa, sup akan matang. Dan bisa diangkat."

"baik baik, cepatlah.. Hari sudah malam, kalian harus bergegas. Serahkan padaku"

"baik.."

...

Mereka segera pulang dari sungai.
Saat mereka mencapai halaman mereka dikejutkan oleh tiga ekor kuda dan tiga orang berpakaian hitam sedang menurunkan barang barang.

Sementara kakek sedang berdiri disamping dan menginstruksikan disana sini.

"kakek, kami kembali" Nana dan Gu Xiao melihat mereka dengan penasaran.

"ah, kalian kembali? Kebetulan sekali.. Kemarilah uang yang kalian tunggu sudah datang." kakek melambai kepada mereka untuk memasuki dapur.

Kakek membawakan kotak kayu mahoni sepanjang 30cm.

"ini bukalah"

Gu Xiao dan Nana saling berpandangan. Nana sangat bersemangat dan bahagia. Seperti apakah rupa uang ingot emas disini? Apakah seperti ingot emas dibumi?

Nana segera membuka kotak.. Nana merasa silau. Karena ingot emas seperti menyinari kehidupan mereka yang telah lama miskin.

Ini seperti menerima satu koper penuh uang dolar.

Ada lima ingot emas, ingot emas disini tidak seperti ingot emas dibumi. Ingot emas disini berbentuk seperti koin ,akan tetapi lebih tebal dan lebih berat.

"bawa yang lainnya" kakek memerintahkan tiga kakak berbaju hitam.

Lalu kakak kakak berbaju hitam itu menempatkan kotak kotak mahoni di dapur.

Nana membuka satu persatu kotak kotak itu. Menurut kakek terdapat lima ingot emas, lima ratus ingot perak, dan lima ratus ribu wen. Jumlahnya tepat 15 ingot emas.

Terdapat sepuluh peti uang dalam sekali jalan. Tidak heran membutuhkan tiga orang untuk membawa dan mengawasi.

"kakek, mengapa tidak menggunakan ingot emas semuanya?

"kakek berpikir karena desa ini jauh dari kota, akan sangat merepotkan untuk menukar uang bagi kita orang kecil."

"kakek sangat benar. Terimakasih kakek.. Kakek sangat pengertian" Nana tersenyum sangat senang.

Transmigrasi : Bertahan Hidup Di Kaki GunungWhere stories live. Discover now