ch. 30

931 149 1
                                    

Beruang merasa bingung dia mencoba mengusap air mata Nana, tapi cakarnya kotor, dan terlalu besar. Beruang takut menggores kulit Nana.

Nana memberanikan diri untuk memegang cakar beruang.. Walaupun dengan gemetaran, tangannya berhasil menggenggam cakar beruang.

Mata besar beruang menyipit senang.

"gruh.. Gruh.." beruang mencoba berbicara.. Menunjuk dirinya dan Nana.

Mereka bertiga bertanya tanya.. Apa maksudnya?

Tidak ada komunikasi yang berhasil antara satu hewan dan tiga manusia.

Tiba tiba beruang berjalan berbalik arah ke tempat dari awal mereka berlari.. Arah sungai..

Tiga orang yang yang sedang tercengang mengira beruang sudah selesai bermain dengan mereka.

Dengan hati yang berdebar, tiga orang segera memunguti barang barang yang berserakan ke keranjang mereka.

Hewan liar sangat berbahaya. Terutama beruang. Mereka sangat agresif tentang wilayah mereka. Mereka tidak mengerti mengapa hari ini mereka tersandung beruang jinak..

Lebih baik segera pergi, siapa yang tahu jika temperamen hewan liar bisa berubah ubah..

Mereka tidak ingin tersandung harimau atau ular jinak yang lain.. Itu sangat aneh dan mengerikan..

Huftt.. Pengalaman yang menakutkan.

Beruang yang sudah berjalan jauh dan tidak mendengar langkah kaki dibelakangnya segera berhenti dan berbalik.

Guh, apakah mereka tidak mengerti maksudku? Guh, mengapa sangat sulit berbicara dengan manusia guh,..

Beruang berjalan kembali.. Tiga orang yang sedang memungut barang barang kembali terkejut.

Mereka mengira beruang kembali untuk kehidupan mereka.

Manusia dan hewan berbeda bahasa .. Siapa yang harus disalahkan?

"p..pak beruang.. Apa kau mau persik.. Persik.. Ini" Nana mempersembahkan sebuah persik di depan beruang..

Beruang mengendus dan memakan persik di tangan Nana.

Guh, Benar saja, disuapi manusia sangat nyaman guh, tidak perlu takut perut sakit karena makanan kotor guh,..

Mata beruang menyipit bahagia.

Beruang mencoba berkomunikasi, menunjuk mereka dan dirinya lalu sungai tempat ikan ikan berada.

Tetapi ketiga manusia berpikiran lain.

"apakah dia ingin kami mengikutinya ke sarangnya?" kakek Tuo berbisik kepada dua anak.

"apakah maksud kakek dia akan mengumpulkan kami untuk dimakan?" Nana menimpali dengan ngeri..

Beruang di depan semakin heran dengan percakapan konyol dua orang..

Guh, tuan beruang ini tidak memakan manusia. guh, tuan beruang ini masih suka ikan guh..

Sekalipun beruang mencoba menjelaskan.. Tapi yang didengar manusia tiga orang hanyalah...

"gruh, gruh.. Guh.."

"um, aku rasa dia ingin kita mengikuti" Gu Xiao berkata dengan ragu.

"ya, tunggu sampai kita sampai disarangnya lalu dia akan memakan kita." Nana membalas dengan marah..

Beruang di depan menepuk dahinya.

"lihat, beruang itu menepuk dahinya.." kakek Tuo berseru dengan kagum..

"dia berperilaku seperti manusia.." Gu Xiao menimpali.

"bagaimana kalau kita bermain menebak dengan beruang.." Nana segera mengusulkan.

Tanpa basa basi Nana membuat pernyataan dengan beruang.

"pak beruang jika kata kataku salah gelengkan kepalamu. Jika kata kataku benar, anggukkan kepalamu oke" Nana berkata dengan beruang seperti dia berkata dengan seorang anak..

Beruang dengan tegas menganggukkan kepalanya.

Guh, akhirnya ada solusi untuk hal tak berujung ini guh..

Transmigrasi : Bertahan Hidup Di Kaki GunungWhere stories live. Discover now