ch.96

589 94 2
                                    

"paus kecil? Kau tidak apa?" Nana berteriak ke arah paus kecil jatuh..

Di kejauhan semburan air laut memancar dari paus kecil, paus kecil berkata..

"pantatku sakit.. Huhu" paus kecil mengeluh lagi.

"Taoqi, bawa pantatmu kemari.. Beraninya kau berdebat dengan ikan.. Dimana martabatmu sebagai hewan darat.. Blah.. Blah.. Blah.." setelah serangkaian omelan disana sini. Taoqi Akhirnya meminta maaf kepada paus kecil..

"kakek, paus kecil terlalu jauh.. Aku tidak bisa mendengar dengan jelas.."

"saatnya kita memakai perahu.." kakek mengeluarkan perahu mirip yacht kayu berwarna merah mencolok.

"apakah paman Sha suka warna merah?"

"entahlah.. Tapi aku pernah melihat celana dalam yang dipakainya berwarna merah juga. Hahahah"

Sementara duo kakek dan cucu sedang bergosip, dewa Raksha sedang bersin sekarang..

"achiu.. Siapa yang merindukanku?"..

Setelah naik perahu..

"kakek bagaimana kita akan menyeretnya ke tengah laut.... "

"hahaha, lihat dan pelajari.."

Bagaikan seorang avatar, kakek mengendalikan perahu maju ke lautan lepas sekan akan kakek yang mengendalikan air untuk menavigasi perahu..

Sekali lagi.. Ini adalah kekuatan kultivasi..

Tiba di tempat paus kecil..

"baik, paus kecil siapa Namamu? Dimana rumahmu? Kakek minta air.. Aku haus.." Nana bertanya sambil mengulurkan tangan.

Kakek menyerahkan botol porselen berisi air putih kepada Nana dari kantong ajaib.

Ini benar benar kantong ajaib. Dan kakek mengikatkannya didepan perutnya. Seperti waist bag, Ini karena kakek merasa lebih aman seperti ini. Daripada digantung di sisi tubuh atau dimasukkan di saku baju.

"Namaku Orin.. Aku Klan paus biru penjelajah.. Aku bermain main saat ayah dan ibuku sedang berbisnis dengan manusia. Lalu tersesat dan saat gelombang ombak besar datang minggu lalu aku terhempas di pantai. Sudah satu minggu aku tidak makan.. Kakak, apa kau punya makanan?"

"ada.. Apa yang kau makan..?"

"buah, dan ikan kecil.."

"ini.. Aku punya jeruk.. Uh,, apakah harus dikupas?"

"tidak lemparkan saja ke mulutku.. Aa" paus kecil membuka mulutnya lebar lebar.

Nana melemparkan buah buahan kepadanya..

"umm.. Paus kecil, buah buahankubsudah habis.." Nana berdiri di dek dan berbicara dengan paus kecil.

"oh, tidak apa.." lalu tiba tiba air bergemuruh dan paus kecil terangkat ke udara dengan pusaran air disekitarnya.

Pusaran air bergerak ke dek kapal.. Dan meenurunkan paus kecil..
Paus kecil berubah menjadi bocah gemuk berambut biru..

"woah.. Kau siluman paus?"

"ahaha.. Aku bukan siluman paus.. Aku beast dengan grade S.. Namaku Dong Dong.."

"oh.. Aku Nana dan ini kakekku.."

"jadi, mengapa kamu tidak berubah dari awal..?"

"aku terlalu lapar.. Aku tidak memiliki kekuatan untuk berubah.. Kakak memberiku buah, dan itu mengganjal rasa laparku.. Terimakasih kak.."

"hm.. Ya.. Astaga.. Kakek.. Bekal kita?"

"aku sudah menyimpannya.." kakek tersenyum santai sambil menepuk kantong ajaibnya.

"oh, syukurlah.. Bagaimana jika kita memasak di sini? Bukankah lebih nyaman sembari melihat lautan lepas.."

"ide bagus.."

Segera mereka mengeluarkan berbagai peralatan dan bahan.

"umm.. Kita kekurangan ikan.."

"haruskah kita memancing? Tapi kakek tidak membawa joran.. Sepertinya Aku tidak memasukkannya kemarin.." kakek berkata dengan pasrah..

"kalian ingin ikan? Serahkan padaku.. Kalian ingin ikan yang seperti apa?" kali ini Orin berbicara dan menawarkan bantuan.

"aku ingin ikan gemuk, lebih diutamakan jika tidak memiliki tulang tulang kecil.."

"hm? Kalau begitu kita harus berlayar lebih jauh ketengah laut."

"kakek ayo.."

Akhirnya mereka semua berlayar ke tengah laut.. Sampai ditujuan Orin melambai lambaikan tangannya.. Dan ikan ikan langsung naik ke dek kapal.

"kakak, pilihlah sesukamu.. Aku tidak tahu mana yang memiliki lebih sedikit duri ikan"

Dari banyak ikan yang naik, Nana mengambil jenis ikan kerapu, ikan kakap, ikan kembung, dan ikan tuna..

Yang lain, Nana melemparkan mereka kembali ke laut.

Mereka berpesta di atas kapal. Mereka tidak perlu membakar kayu lagi karena mereka membawa arang dan juga batu bara..

Nana memasak banyak menu yang membuat semua orang ngiler.

Ada hot pot dan sashimi, ada sup ikan, ada tumis ikan, ada sushi ikan, dan aneka ikan bakar..

Mereka segera bersantap di atas geladak kapal. Satu hal yang mereka tidak tahu, bahwa kegiatan mereka ini telah mengusik malapetaka dari laut terdalam samudra...

Transmigrasi : Bertahan Hidup Di Kaki GunungWhere stories live. Discover now