ch. 85

672 104 0
                                    

Kakek segera datang ke kamar Nana. Benar saja, wajah Nana kelihatan pucat pasi.

"Nana. Kau kekurangan darah.." kakek memeriksa nadi Nana.

"mhm. Ini datang bulan pertamaku.. Tapi rasanya seakan aku telah melahirkan" Nana terkekeh.

"hahah, tidak apa apa. Ini wajar karena sudah lama tubuhmu kekurangan nutrisi. Tapi begitu mendapatkan nutrisi, itu dalam jumlah besar. Jadi akan ada efek samping."

"huh. Baru kali ini aku mendapatkan efek samping karena terlalu banyak gizi." Nana mencoba untuk duduk.

"hm, Nana.. Kakek ingin mengatakan sesuatu"

"apa itu" Nana mengambil mangkuk obat.

Kakek kemudian menceritakan  peristiwa tentang Aria dan Dewa iblis Rakhsa tanpa mengungkapkan bocornya energi murni.

"oh.. Jadi cerita itu benar adanya?" Nana meminun mangkuk obat dengan jijik.

Aih, rasanya pahit.. Yuck..

"yah, sepertinya begitu.."

"lalu, kakek bukankah aku mengatakan sesuatu di masa lalu? Apakah mereka menyimpan dendam.?" Nana tiba tiba cemas.

"kurasa tidak" kakek menyipitkan mata dengan santai.

Tok, tok..

"masuklah"

Lalu seorang wanita cantik masuk membawa nampan bubur ayam dan secangkir air gula merah.

"halo, Nana.." Aria menyapa Nana.

"oh,.. Hai.. Um.." Nana bingung mau berkata apa.

"panggil aku Aria.. Atau Xiao Mei seperti dulu."

"heheh" Nana menggaruk kepalanya.

"ini, kakak Fu Xi membuatkan bubur ayam untukmu makanlah selagi hangat" Aria menyerahkan mangkuk bubur ayam.

Wow, datang disaat yang tepat.

"um.. Aria.. Uh.. Bibi.." Nana memanggil sambil terbata. Bingung apa yang akan dia panggil untuk Aria.

"baiklah aku tahu aku sudah tua. Tapi aku tidak keriput kan.. Jadi jangan sungkan memanggil namaku" Aria kemudian duduk di tepi ranjang Nana. Sementara kakek keluar sambil membawa mangkuk obat.

"hm.. Terimakasih.. Sister Aria"

"oh.. Ini lebih baik"

Akhirnya Nana menghabiskan makanannya. Nana dan Aria segera menjadi teman akrab. Ternyata Aria seorang foodie. Jadi tidah susah untuk mencari topik pembicaraan.

Pertama mereka membahas makanan lalu membahas tentang masa lalu Aria. Aria orang yang lugas, dia menceritakan masa lalunya seakan dia menceritakan orang lain.

"ini salah chang e, dia terlalu usil"

"bukankah chang e diutus dewa kedamaian Shenin? Jadi ini salah Shenin" Nana, makan sambil berkomentar.

"itu benar.. Para dewa terlalu usil"

"mungkin mereka tidak pernah mengalami penderitaan didunia?" Nana menyendok lagi bubur terakhirnya. Itu benar. Penderitaan didunia bermacam macam. Satu orang tidak akan dapat memahami penderitaan orang lain.

"ah, kau mungkin benar, mereka sok suci.. Padahal ditempat mereka sendiri. Mereka saling menjatuhkan." Aria mencibir jijik.

"wow, biar ku tebak.. Untuk merebut posisi?"

"tepat.. Mereka tak ubahnya manusia. Tapi mereka masih bersikap tinggi sendiri"

"katakan padaku.. Bagaimana sih dewa tercipta." Nana meminum air gula merah. Dan penasaran dengan dewa dewi ini.

"um.. Ini agak sulit.. Ada bermacam macam dewa. Tapi yang jelas. Ini hal yang aneh.. Seperti kabut yang keluar dari udara tipis. Sangat aneh kan?"

Ini jelas aneh, karena kalian tidak memahami konsep ketuhanan.

Nana juga tidak bermaksud meluruskan ini. Dia bukan Nabi.. Dan dunia ini.. Hm, Tidak yakin dibagian galaksi mana dia berada sekarang.

"hahaha, itu aneh" Nana juga menimpali dengan canggung.

Bletak..

"aduh" Aria menggosok kepalanya.

"apa hukumanmu belum cukup? Kau masih bisa membuat lelucon tentang dewa?" Dewa iblis tiba tiba hadir diruangan.

"uh, kakek.."

"um.. Halo paman.." Nana melambaikan tangan.

"hei.. Halo.. Maaf tiba tiba datang ke kamarmu.. Aku tidak tahan mendengar kalian menertawakan dewa." Dewa Iblis Raksha membawa kursi ke tepi ranjang Nana dan duduk disana.

"ini bisa dimengerti.. Paman juga dewa.. Maafkan kami" Nana menggaruk pipinya canggung.

"tidak ini bukan masalah.. Aku hanya ingin mendisiplinkan mulut anak ini"

"Heheh"

"apakah kau sudah baikan?" Dewa Raksha bertanya kepada Nana.

"sudah paman? Kapan paman datang?" ini adalah pertama kalinya Nana mengenal dewa Raksha. Tapi dewa Raksha sendiri sangat ramah.. Jadi dia tidak takut.

"semalam.. Kebetulan, aku sudah melunasi hutang anak bodoh ini. Jadi aku mampir."

"oh, oh.. Apakah paman sudah memperoleh anggrek keberuntungan?" Nana bertanya dengan semangat.

"oh, kau tahu?.. Haha.. Ini kebetulan bahwa anggrek keberuntungan mekar penuh semalam. Jika tidak.. Aku harus menunggu dua ratus tahun lagi.. Heheh"

"wow seperti apa anggrek keberuntungan itu paman?"

Lalu Dewa Iblis Raksha mengulurkan tangannya. Diatas tangannya keluar kabut tipis dan lama lama memproyeksikan film bergambar anggrek ungu yang memancarkan cahaya luminescent biru.

Itu adalah anggrek keberungungan. Mekar hanya apabila menyerap energi murni yang cukup.

Dan kebetulan semalam, anggrek menyerap energi dengan gila gilaan. Sampai kelopaknya hampir transparan mirip kristal amethyst. Grade anggrek keberuntungan telah naik level.

Dewa kura kura lebih dari senang menerimanya. Dia bahkan langsung mencabut semua kutukan dua bocah.

Transmigrasi : Bertahan Hidup Di Kaki GunungWhere stories live. Discover now