ch.109

439 71 4
                                    

Saat ini Nana bermimpi dia sedang berada di padang yang luas . disisi padang itu ada hutan yang dipenuhi oleh pohon persik yang belum berbunga. Suasananya sangat nyaman dan sejuk. Nana sudah lama tidak merasakan suasana yang nyaman ini. Hari harinya sepertinya dipenuhi dengan kegiatan yang terburu buru.

Di dalam hutan ada jalur setapak. Nana memutuskan untuk berjalan disana. Nana menaiki tangga batu. Lalu sampailah dia di sebuah rumah kayu bergaya Zen. Nana memasuki rumah itu.

Didalam rumah sangat bersih tanpa ada siapapun. Sepertinya Nana pernah melihat Rumah seperti itu. Apakah dia mengalami dejavu.?

Nana berjalan jalan didalam rumah. Ada aula depan yang  menghadap kepadang yang luas.
Sepertinya topografi tanah ini sedikit lebih tinggi, atau hutan sengaja diberi spasi agar sang pemilik rumah dapat melihat padang rumput..? Nana tidak begitu jelas..

Di aula terdapat lantai tatami dan meja serta bantal duduk. Di ujung aula Ada sebuah sumur yang tertutup. Nana berbalik dan melihat lihat ruangan yang lain.

Setelah berkeliling, Nana menemukan Ada lima kamar yang luas, dan ada ruang yang memiliki alat alat khusus menjahit dan menyulam. Lalu Nana menuju tempat terakhir, yaitu dapurnya...

Dapur sangat bersih dan teratur. Tapi tidak ada sisa makanan atau bahan makanan. Itu persis bersih seperti baru. Tapi peralatan memasak dan tungkunya...

Emm.. Sangat kuno.. Mungkin Nana hanya bisa membuat teh atau Miso Kiritanpo dengan dapur  yang seperti itu.

Lalu Nana berbalik melalui lorong disebelah dapur. Dan sampai ke belakang rumah. Dibelakang rumah Terdapat kolam air panas yang cukup besar, ternyata rumah yang terlihat kecil diluar ternyata besar didalamnya.

Nana berbalik dan hendak keluar rumah. Tapi sebuah tangga di sisi kanan lorong menarik perhatiannya.

Sepertinya, tadi tangga itu tidak ada..

Nana menaiki tangga dan sampai di loteng. Saat Nana membuka pintu dan memasuki loteng, obor di dinding dinding loteng menyala secara otomatis. Dari baunya itu menggunakan minyak ikan paus.

Loteng ternyata sangat luas. Ada berderet deret rak disana. Nana melihat banyak telur. Ada yang besar dan ada yang kecil. Di sisi lain loteng ada pintu ganda besar. Mungkin itu mengarah ke balkon.

Nana mendekati rak rak itu. Yang membuatnya terkejut adalah saat dia membaca "telur sapi"...

Nana melihat telur sebesar telur burung unta. Itu hitam dan berkilau.. Lebih mudah mengatakan bahwa itu adalah batu opal sebesar telur burung unta. Tapi mengapa dinamakan "telur sapi"? Apakah sapi bertelur?

Nana celingak celinguk.. Ada beberapa yang menurut Nana adalah telur asli. Tetapi nama di depan rak membuatnya aneh. Apakah itu benar benar telur binatang?

Ada telur domba dan dan kura kura, telur burung dan telur kadal. Masing masing diberi Nama tapi dengan bermacam macam bentuk dan ukuran..

Nana mundur dan hendak keluar, akan tetapi perhatiannya terpaku pada pojok ruangan..
Pojok ruangan mirip area penelitian. Disana ada telur transparan.. Tidak, batu transparan..

Nana maju untuk melihat lihat.. Nana mengelus benda itu. Benda tergeletak begitu saja di meja, itu licin dan dingin. Ada beberapa batu api putih di dalam kotak di atas meja.

Nana menempatkan telur ditempatnya dengan iseng. Lalu menata batu api putih sekeliling telur.. Apakah ini tempat penetasan atau memasak telur. Nana hanya coba coba.. Saat Nana  selesai menempatkan telur.. Nana berbalik dan hendak keluar ruangan.

Tapi..

Crack.. Crack.. Crack.. Bam..

Nana berbalik untuk melihat.. Batu transparan itu retak dan meledak..

Transmigrasi : Bertahan Hidup Di Kaki GunungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang