ch.5

1.3K 201 0
                                    

Saat ini Nana merasa kantuk dan sedikit pusing. Nana terbiasa meminum obat pereda nyeri.

Tapi saat ini Nana tidak memiliki bersamanya.

Jadi Nana hanya bisa bertahan dengan rasa sakit ini. Lama lama Nana semakin tidak kuat.

Diantara kesadarannya Nana samar samar mendengar suara kakak perempuannya berbicara dengan dokter.

Sesuatu seperti koma..

Nana membuka matanya.. yang dia lihat adalah langit langit rumah sakit. Apakah dia baru saja bermimpi.

Tapi kepalanya benar benar sakit luar biasa.

Sepertinya kakaknya menyadari bahwa ia sudah bangun.

"Nana, Nana kau sudah bangun? Dokter tolong cepat periksa."

Saat dokter dan suster melakukan serangkaian pemeriksaan,

"Nona apakah anda merasa tidak nyaman dimana saja?"

"Sakit.. kepala.." Nana mencoba menjawab dengan susah payah. Rasa sakit masih menyerang kepalanya.

Dokter menyuntikkan sesuatu di infusnya. Setelah itu mereka membicarakannya saat perawat menuliskan sesuatu.

"Bagaimana keadaan adik saya dok?"

"Ini gegar otak.. saya sudah memberikan obatnya. Sungguh keajaiban bahwa nona Gu dapat bangun kembali. Saya harap nona Gu akan stabil seterusnya."

"Baik terima kasih dok."

"Ya sama sama"

Saat dokter dan perawat meninggalkan ruangan. Kakak Nana mendatangi sisi ranjang Nana.

"Bagaimana kabarmu?"

"Lebih baik. Kak berapa hari aku pingsan."

"Bukankan tadi pagi kau terjatuh. Saat ini sudah malam. Jadi istirahatlah"

"Kak.."

"Hmm.. aku bermimpi aneh"

"Mimpi, apa itu..?"

"Aku bermimpi bahwa aku sudah mati. Dan jiwaku memasuki tubuh gadis kecil. Kami hidup di kaki gunung. Kami sangat miskin"

"Kami? Apakah aku juga berada di mimpimu?"

"Tidak.. itu seorang anak laki laki"

Kakak Nana sejenak berdiam diri..

"Lalu apa saja yang kau lakukan disana?"

"Hmm.. tidak ada.. karena pada saat aku bangun aku makan lalu tertidur lagi. Sakit kepalaku yang membangunkan aku kembali. Maksudku disini."

"Baiklah aku mengerti. Sekarang istirahatlah. Kau kelihatan lelah"

Nana menanggapi dengan "hm" lalu menutup matanya.

Satu hal yang tidak diperhatikan Nana, saat kakak Nana berbalik, wajahnya sepucat selembar kertas.

Kakak Nana mencoba menelepon seseorang.

"Halo, ibu.. apa ibu belum kembali?"

"Ibu segera kembali, ibu sudah mendapatkan ginseng dari paman buyutmu. Tunggu disana"


Seorang wanita paruh baya dan seorang wanita sedang mengobrol di samping Nana. Mereka adalah ibu dan kakak Nana.

"Ibu.. ini keajaiban. Aku kira aku akan kehilangan Nana, sudah tiga hari dia koma dan hari ini dia bangun. Dia bercerita tentang mimpinya yang aneh"

"Mimpi ? Mimpi apa?"

Kakak Nana menceritakan hal yang telah dialami Nana.

Mereka mengira inilah yang dialami orang orang yang terjebak dalam koma panjang mereka.

"Oh, putriku yang malang. Ibu akan pulang sebentar dan menyiapkan suplemen dari ginseng ini" Ibu Nana meletakkan kotak ginseng disebelah tangan Nana.

Sebentar kemudian ibu Nana menyadari bahwa,

"Lina, coba. Coba.. lihat. Apakah dada Nana bergerak? Maksudku.." ibu Nana mengulurkan tangan di depan hidung Nana.. Nana sudah tidak bernafas.

Mereka panik memanggil dokter.

Transmigrasi : Bertahan Hidup Di Kaki GunungWhere stories live. Discover now