ch.43

890 138 0
                                    

Kegiatan hari ini adalah untuk membuat rumah sederhana sebagai tempat sementara mereka tinggal, saat rumah mereka dibangun.

Para lelaki membangun bilik bambu dengan satu ruangan yang sangat besar dan enam buah ranjang bambu. Serta membangun dapur sederhana diluar bilik bambu.

Saat ini Nana sedang memandang dapur yang sangat berantakan. Saat bilik selesai, mereka akan bergantian memindahkan barang barang. Sementara ini. Biarkan bahan bahan menumpuk disudut.

Taklama Xiaozhi datang dan mengumumkan bahwa kepala pertukangan sudah datang untuk mengukur tanah. Dan kakek sedang berbicara dengan kepala pertukangan.

Untuk biaya, mereka sudah sepakat untuk berpatungan. Karena ini akan menjadi rumah mereka bersama.

Lalu Nana akan mendesain sanitasi saja. Nana menginginkan sanitasi seperti zaman modern. Setidaknya kurang lebih sama.

Untuk para tukang. Gu Xiao berencana untuk mengundang semua paman di desa untuk ikut membantu.

Nana mengajak Gu Mingzhi untuk berdiskusi tentang keinginannya untuk membangun kincir air. Kincir air akan dia gunakan untuk menyalurkan air sungai ke rumah mereka.

Nana segera mengutarakannya didepan Gu Mingzhi. Gu Mingzhi kurang lebih memahami keinginan Nana.

Saat staf kepala pertukangan sedang bekerja bersama untuk mengukur tanah dan pondasi. Mereka dikejutkan oleh beruang hijau besar. Mereka semua lari terbirit birit ketakutan.

Mereka hanya manusia normal, tentu saja mereka takut.

"ada apa paman." Gu Xiao segera berlari menghampiri mereka.

"beruang, beruang yang sangat besar. Itu.. Disana.. Cepat lari.." paman dari staf pertukangan berusaha menyeret Gu Xiao.

"tidak apa apa.. Ini teman kami. Tenanglah paman." Gu Xiao melihat seekor beruang konyol diantara semak disamping rumah mereka. Mata beruang tampak konyol dan polos.

"teman? Kau berteman dengan hewan liar"

"ya, kami hidup berdampingan" Gu Xiao memberi instruksi beruang untuk mengikutinya.

Nana keluar halaman saat mendengar keributan. Nana melihat beruang membawa daun talas besar berisi madu yang sangat banyak ditangannya.

"wah, kau membawa madu.. Apakah pak beruang ingin teh madu?" Nana berkata sambil menggosok pipi beruang besar. Beruang mengangguk dengan nyaman.

"baiklah silakan masuk kehalaman. Akan ku buatkan teh madu untukmu. Ngomong ngomong.. Apakah pak beruang bebas hari ini?" beruang mengangkat bahu. Nana merasa geli melihat beruang ini. Beruang ini mirip beruang sirkus yang mengerti istilah manusia.

"aku akan mengajak paman beruang memasuki hutan nanti."

Segera Nana membuat banyak teh madu di dalam pot besar. Setengah untuk orang orang. Setengahnya lagi untuk pak beruang.

Nana ingin memasuki Hutan untuk mencari sayuran liar. Dia harus berhemat untuk pembangunan rumahnya. Ada juga makanan yang harus disediakan untuk para paman yang membangun rumahnya nanti.

...

Nana segera memasuki hutan dengan beruang dan Gu Mingzhi.
Nana dan Gu Mingzhi membawa keranjang di belakang punggung mereka. Mereka berdua mengikuti beruang yang memimpin didepan.

Mereka sesekali mendapati sayuran liar seperti semanggi, pakis sayur, ada juga loofah liar. Mereka mencabut semuanya sampai keranjang Gu Mingzhi terisi setengah penuh.

"ternyata Tidak banyak sayuran liar dihutan. Sebenarnya, bagaimana orang orang itu bisa menanam sayuran jika tidak memperoleh nya dihutan?" Nana berkata dengan kesal.

Ini hampir musim gugur, dan yang mereka kekurangan adalah sayuran.

"kakak sepertinya kita harus ke kota untuk membeli sayur mayur."

Pohon buah buahan di hutan sebagian sudah memiliki daun yang menguning.

Transmigrasi : Bertahan Hidup Di Kaki GunungWhere stories live. Discover now