ch.97

583 94 4
                                    

Sebuah kepala manusia ikan menyembul dari permukaan lautan di kejauhan dan mengawasi mereka yang berada di atas kapal.

Kepalanya jelek, licin dan memiliki fitur mirip hiu. Badannya kekar, dia memiliki rantai di sekitar lengannya. Giginya juga tajam. Saat dia berbalik dan menyelam ekor ikannya yang abu abu dan penuh bekas luka muncul ke permukaan.

Sore hari ini mereka masih bersenang senang di atas geladak kapal. Namun saat malam tiba, badai laut mulai datang. Pertama adalah ombak yang sayup sayup menghantam dinding kapal.

Mereka yang semula beristirahat di dalam kapal merasakan kapal bergoyang tak tentu arah.. Nana yang telah bangun dan hendak memanggil kakek, beberapa kali kepalanya bahkan terbentur dinding kapal.

Ombak yang menerjang kapal semakin lama semakin tinggi.

"kakek kenapa tiba tiba ada ombak yang tinggi.. Tadi baik baik saja."

"ya, ini normal ditengah laut" jawaban kakek terdengar sayup sayup dari ruang kemudi..

Kakek sedang menyeimbangkan diri di tengah guncangan ombak dia hendak mengambil kristal spiritual untuk mengaktifkan perlindungan kapal.

Nana merasa mual,

"kakek. Aku akan muntah.." Nana sudah berjalan ke dek dan berpegang erat erat untuk muntah.

Sebelum dia bisa muntah, Nana melihat wajah menyeramkan di permukaan laut. Nana menjerit ngeri. Sebelum dia bisa mundur, kakinya dililit oleh rantai..

Nana terseret dan jatuh ke laut..

"Nana.."

"kakak.."

"hie..."

Semua orang segera berlari menuju tempat jatuhnya Nana.. Orin segera melompat kedalam laut.. Tapi segera kembali ke dek kapal dengan gemetaran..

"ada apa?" kakek bertanya dengan cemas..

"kakak,, dia, dia.. dibawa monster laut.."

"apa.." kakek terkesiap dengan ngeri..

"celaka.."

"kakek, kita harus mengejarnya.. Cepat aktifkan shield kapal.."

"benar.." kakek segera masuk dan mengaktifkan shield kapal untuk beralih ke mode kapal selam.

Kapal berangsur angsur tenggelam.. Badai masih berlangsung. Kapal terombang ambing oleh badai di dalam laut..

"sial kemana perginya mereka.."

"kesana.."

Kakek berusaha sekuat tenaga untuk mengejar mereka.. Namun kultivasi kakek tidak cukup tinggi dan kuat untuk menavigasi kapal untuk melawan arus..

Mereka akhirnya terhempas arus saat kakek kelelahan. Satu keberuntungan mereka bahwa mereka terhanyut arus dimana arah Nana telah dibawa pergi.

Saat ini kakek hampir pingsan di dek kapal. Untunglah shield kapal didasarkan pada kristal spiritual. Jika itu didasarkan kepada energi kultivasi.. Ck,ck,ck...

Saat badai mereda,..

Orin melihat keluar melalui shield kapal. Pemandangan laut terlihat dihadapannya. Sesosok manusia ikan terlihat berenang dikejauhan..

Orin tiba tiba mengeluarkan raungan paus.. Sepertinya untuk menarik perhatian makhluk itu..

Makhluk itu kemudian mendatangi mereka. Dia adalah seorang merman berrambut pendek dan membawa dua belati panjang di pinggangnya. Ekornya berwarna hitam dengan banyak tato ditubuhnya.

Transmigrasi : Bertahan Hidup Di Kaki GunungWhere stories live. Discover now