ch.28

948 151 2
                                    

Nana telah menandai pohon pohon di dalam hutan dengan tali yang dirobek dari baju Gu Xiao. Ini agar suatu saat dia kembali dia tidak tersesat.

Akan tetapi.. Bagaimana mungkin sekarang mereka tidak menemukan jalan kembali?

Ini sepertinya salah mereka juga, dari awal masuk tidak menandai jalan.. Siapa yang menyangka..

Jalan awal mereka sepertinya telah lenyap begitu saja. Padahal saat kakek dan Gu Xiao membimbingnya kali ini, mereka menggunakan jejak kaki mereka dari hari kemarin untuk menemukan pohon pohon buah di hutan.

Kini mereka berdiri di depan semak semak, melihat kiri dan kanan, hanya ada satu jalan kembali ke tempat pohon buah berada.

"sh, ini sangat aneh" kakek bergumam rendah.

"mungkinkah kita salah berbelok?" Nana bertanya dengan ragu.

"mungkin?" Gu Xiao juga tidak menyangka keadaan ini.

Mereka bertiga memutar pandangan ke kiri dan kekanan.

Mereka memutuskan untuk beristirahat dibatang pohon tidak jauh dari mereka berdiri.

Nana membagikan buah apel untuk dimakan bersama.

Saat sedang makan apel, Nana samar samar mendengar bunyi air mengalir deras, sesekali terdengar auman lucu.

Nana sangat penasaran. Nana mengikuti suara air. Keduanya, pria tua dan bocah laki laki otomatis mengikuti dibelakangnya.

Nana mengikuti jejak di rerumputan. Seperti seseorang pernah ke sini.

Tak lama Nana melihat sungai besar penuh ikan salmon yang melompat. Dan Nana sangat bersemangat, apakah ini adalah bulan keberuntungannya. Bahkan salmon yang sangat lezat sedang bermigrasi menyambutnya?.

Nana bahagia tanpa bisa berkata kata. Nana segera meminta kakek untuk menjaring ikan.

"kakek, tolong cepat jaring ikan itu, ikan itu sangat lezat"

"baik tunggu disini" kakek Tuo segera tersenyum mendengar makanan lezat.

Kakek Tuo segera berjalan diatas sungai dengan hati hati. Kakek sangat amatir, dia berjalan di atas air seperti berjalan di seutas tali.

"kakak, cari kayu yang panjang.. Aku takut kakek akan tercebur dan menjadi sasaran ikan ikan."

Gu Xiao segera memotong pohon yang sangat panjang yang baru tumbuh.

Sementara kakek mencoba membuat jaring dan berkonsentrasi menangkap ikan yang meloncat, tanpa di sangka beberapa ikan melompat mengenai dahi kakek Tuo, kakek kehilangan keseimbangan dan terjatuh..

"kakak cepat, ulurkan kayunya.. Kakek.. Tangkap kayunya.."

Situasi berubah kacau.. Kakek terbawa arus ikan, tapi untunglah kakek dan Gu Xiao sangat sigap. Naluri bertahan hidup manusia memang nomor satu.

Kakek akhirnya diselamatkan. Kakek segera dibawa ke tepi dengan pakaian basah kuyup, beberapa kulitnya berdarah.

"sial, ikan ikan itu memiliki taring" kakek berkata dengan buruk.

"oh, maafkan aku kakek.. Aku tidak tahu bahwa ikan akan sangat ganas.."

"ikan tidak ganas, tapi mereka sepertinya sedang terburu buru sehingga bertindak ag... Ag... " kakek tersedak dan menunjuk Nana.


Transmigrasi : Bertahan Hidup Di Kaki GunungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang