ch.107

454 64 0
                                    

Mereka berjalan agak lama untuk sampai ke hutan herbal.

Hutan herbal seperti namanya. Kata kakek setiap tanaman adalah herbal umum.. Sampai mereka berjalan sejauh tiga puluh menit di dalam hutan herbal, herbal yang ditemui adalah herbal biasa.

Kakek mengambil beberapa yang dia butuhkan.

Lalu mereka masuk semakin jauh. Dalam perjalanan, mereka malah memanen sayur dan buah buahan.

"Kakek lihat ada lobak.."

"kita tidak kekurangan lobak" kata kakek.

"tidak apa apa.. Lagipula ini gratis dan kita akan memanen yang lain.." kata Nana sambil memanen sayuran kubis, Bayam merah, kentang, asparagus, dan beberapa macam jamur..

"aku tidak menyangka hutan kurcaci sangat kaya.. Kita bisa membuat aneka hidangan dengan ini nanti."

"ho.. Baiklah ayo kita jalan lagi.."

Jalan hutan sangat panjang, belum tahu dimana itu akan berakhir.

"jalanmu sangat lambat.. Naik ke punggungku.." kata Gu Xiao..

Nana tidak sungkan, jadi dia naik punggung Gu Xiao. Gu Xiao dan kakek menggunakan qinggong untuk berjalan lebih cepat.

Karena terlalu cepat, mereka malah melewatkan jalur yang sebenarnya.

Lalu sampailah mereka di dalam hutan paling dalam. Wilayah ini tidak begitu terkena sinar matahari. Jadi suasana agak gelap karena hutan ditutupi oleh daun daun pohon yang lebat dan menjulang tinggi. Juga kabut diudara mulai keluar.

Mereka menerobos masuk melalui semak semak hutan karena menurut kakek dia melihat tanaman duri biru sekilas tadi.

Sampailah mereka di tempat yang kakek maksud, memang benar ada tanaman yang seperti itu, jadi kakek memanen semua duri biru yang matang dan tunasnya.

"kakek jangan serakah.." kata Nana.

"ini tidak serakah.. Kakek akan mencoba menanamnya di tempat kita, jadi orang orang tidak akan repot repot keluar masuk hutan. Duri biru sangat langka. Lihat kakek hanya berhasil memanen sepuluh rumpun.."

Tanaman duri biru menurut Nana adalah tanaman sukulen biasa yang berwarna kebiruan. Nana tidak antusias, tapi dia tidak berkata apa apa.

Lalu Nana melihat sekitarnya. Ada banyak tanaman aneh yang belum pernah dia lihat.

Di bawah dan di antara batang pohon penuh dengan tanaman berwarna warni.

Nana merasa bahwa dia berada di hutan avatar. Kakek juga sepertinya bingung harus memilih apa lagi.

Mereka semua berbalik melihat jalan setapak yang mereka lewati. Tapi, itu hilang tak berbekas.

Bahkan saat Gu Xiao naik pohon tinggi, dia tidak dapat melihat jalan setapak yang mereka lalui..

Gu Xiao tidak berani berjalan jauh. Dia takut kehilangan kakek dan Nana. Hutan ini sangat aneh.

Mereka bertiga saling berpandangan..

"apakah kita tersesat?" tanya Nana.

"umm.. Sepertinya begitu.." balas kakek.

"ini semua karena seseorang bersikeras tidak mau pulang.." Gu Xiao berkata sambil melirik mereka berdua.

Duo kakek dan cucu melihat ke arah lain, berpura pura tidak dengar.

"ah, bagaimana kalau kita gunakan aray dari Xigen?" kakek meninju telapak tangannya dan punya ide.

"ide bagus.." Nana juga berbinar.

Kakek memasang kristal biru ditanah dan menggumamkan mantra..

Setelah itu kristal biru bersinar sekejap lalu mati..

Transmigrasi : Bertahan Hidup Di Kaki GunungOù les histoires vivent. Découvrez maintenant