ch.108

461 71 2
                                    

"bukankah ini hutan kurcaci..?!" kata kakek.

"hutan kurcaci?" kedua makhluk hutan berkata bersama.

"kami memasuki hutan herbal kurcaci, kami lalu tersesat disini.. Begitulah cara kami sampai disini." Gu Xiao berkata, dia merasa ada yang tidak beres disini.

"nak.. Ini bukan hutan kurcaci.. Ini wilayah tanah yang terbuang" kata pohon tua.

"wilayah yang terbuang? dimana itu?" kakek menggaruk kepalanya. Jujur saja kakek tidak pernah mendengar wilayah yang terbuang.

"katakan padaku dari mana asalmu manusia?" tanya golem.

"Kami dari benua timur. Ngomong ngomong namaku old Gu, ini cucuku Nana dan Gu Xiao" kata kakek. Nana melambaikan tangannya kepada mereka berdua. Sementara Gu Xiao hanya mengangguk.

"ah,.. Dari benua timur.. Mungkin si tua Cecil tau..?" kata pohon tua.

"ayo, aku akan mengantarkan kalian kepada Cecil." kata golem sambil berbalik.

"tunggu, siapa cecil?" tanya kakek sambil mengejarnya.

"Cecil adalah manusia, seorang warlock" kata golem.

"apa? Warlock.. Tidak tidak kami tidak akan ikut, kami tidak berani ikut." kata kakek segera berhenti dijalurnya.

"kakek kenapa?" tanya Nana.

"pelaku warlock tidak ada yang baik.. Mereka gila" kata kakek sambil bergidik. Golem juga berhenti dan berbalik melihat mereka.

"bagaimana warlock jahat?" tanya Gu Xiao.

"mereka suka mempraktikkan ilmu jahat. Dan manusia lain akan menjadi kelinci percobaan mereka. Warlock menakutkan. Warlock tidak hanya sekedar merapal mantra. Tapi juga melakukan ritual pengorbanan. Dan korbannya harus manusia"

"apakah begitu?" kata golem.

"tentu saja.." kakek sangat yakin.

"tapi Cecil tidak pernah mengorbankan manusia.." kata golem.

"apakah ada manusia selain kita disini?" tanya kakek.

"tidak ada.. Kalian yang pertama.." kata golem

"itu dia.. Karena tidak ada manusia tidak akan ada pengorbanan." kata kakek.

"ayo, ayo pergi dari sini.. Kita akan kembali dari mana kita datang.." kakek sangat cemas.

"sudah gelap... Jangan pergi.." pohon tua mencoba menasehati..

"siapa yang tahu bahwa kalian juga kaki tangan?" kakek berkata terus terang..

Lalu tiga orang segera berjalan lurus tanpa tahu arah.. Ini lebih baik daripada bertemu warlock..

Mereka bertiga sebenarnya sangat takjub dengan Hutan ini. Hutan ini penuh tanaman yang bersinar dan berwarna warni. Nana mengenali beberapa. Seperti neonothopanus nambi.. Itu adalah jamur di eranya yang digunakan ilmuwan untuk menggantikan penggunaan lampu. Tapi menggunakan jamur sebagai lampu sangat boros. Belum lagi sisa sisa jamur yang membusuk.

Baik, Nana tidak akan banyak bicara sekarang. Lebih dibutuhkan bagaimana cara keluar dari tempat ini. Tempat ini semakin gelap. Mereka bertiga berjalan selama tiga puluh menit.

"apakah kalian lelah?" tiba tiba suara yang akrab menyapa mereka.

Mereka bertiga terkejut dan melihat sekeliling. Ternyata itu adalah golem Bhi Bhi.. Tubuhnya sekarang berpendar kehijauan. Mungkin itu karena lumut diseluruh tubuhnya.

Pohon tua juga memiliki urat urat yang berpendar hijau.

Kakek memutuskan untuk mengabaikan mereka.

"pasti mereka memantrai kita." kata kakek. Saat agak jauh dari golem dan pohon tua kakek menungging dan menunjuk tanah lalu berputar tujuh kali.

Transmigrasi : Bertahan Hidup Di Kaki GunungWhere stories live. Discover now