ch.53

831 119 1
                                    

"kakakmu tidak dalam kondisi yang baik, kultivasinya rata rata, jadi dia sangat terpengaruh" seorang pendeta berbicara. Saat ini mereka sudah berada di kamar penginapan.

Nana dibantu empat pendeta menemukan penginapan yang agak jauh dari paviliun Bunga Delima. Mereka menolongnya membawakan gerobak sapinya juga.

Nana merasa sangat berterima kasih, jadi Nana juga memesan penginapan untuk mereka juga.

"tuan pendeta, lalu kapan kakakku sembuh?"

"esok juga sembuh." salah seorang pendeta berkata.

"jadi ceritakan padaku bagaimana awal mula kau bertemu hantu ini" seorang pendeta berkata dan menunjuk guci,.

Nana masih agak merinding, tetapi dia harus bercerita dengan rinci demi kebaikan.

"...saat kakak perempuanku dilewati olehnya, dia langsung batuk darah.. Bagaimana mungkin dendam seseorang sangat mempengaruhi orang disekitarnya.?" Nana menjelaskan panjang lebar.

"kukira kau juga terluka, " seorang pendeta menunjuk lengan kanan Nana.

"ah, ya.. Aku merasa lenganku seperti membeku dan gatal. Saat itu, kukira aku telah tergores kukunya. Apakah itu beracun?"
Nana ketakutan akan hal ini. Baru kali ini dia melihat hantu seganas manusia.

"coba kulihat.. Amitabha.." keempat pendeta langsung memalingkan badan mereka.

Karena Nana hendak membuka seluruh baju yang dipakainya.

"ada apa pendeta?" Nana berhenti membuka bajunya.

"kau perempuan, mengapa membuka baju sembarangan?" pendeta kurus berkata.

"lalu bagaimana kalian berencana
Memeriksa lukaku?"

"cukup ulurkan tanganmu, dan kami bisa memeriksa dari denyut nadimu"

"ohoh.." Nana tiba tiba merasa malu.

Saat para pendeta mendeteksi luka, lengan Nana sudah tidak terasa sakit lagi.

"apakah masih sakit?"

"tidak, sepertinya jauh lebih baik" Nana menggeleng dengan pasti

"sepertinya tubuhmu bisa sembuh dengan sendirinya" Pendeta mengerutkan kening.

"ahahahah... Mungkin karena aku hanya terserempet jadi luka tidak begitu serius" Nana hanya bisa berasumsi.

"ngomong ngomong, perkenalkan nama saya Nana," Nana berinisiatif untuk memperkenalkan diri kepada empat pendeta.

"Amitabha.. Yang ini Fu Bei" ini adalah seorang pendeta yang berpakaian putih yang muncul pertama kali.

"Amitabha.. yang ini Fu Nan" seorang pendeta yang tampak sopan berkata.

"Amitabha.. Yang ini Fu Dong" yang berbicara adalah pendeta yang tampak gagah.

"Amitabha.. Yang ini Fu Xi" dan yang berbicara kali ini adalah seorang pendeta yang tampak kurus.

"terimakasih pendeta karena telah menolong kami" Nana membungkuk dalam dalam kepada para pendeta.

"sudah sewajarnya, amitabha" keempat pendeta mengembalikan hormat Nana.

Kemudian suara mengepak dan berderit diluar jendela terdengar, Nana terkejut dan hampir menaiki ranjang Xiaozhi dan bersembunyi di selimut, Nana masih trauma.

Fu Nan berjalan dan membuka jendela lalu seekor merpati putih perak memasuki ruangan dan mendarat dimeja dengan bunyi "kukuk".

"huftt.. Aku hampir ketakutan tadi. Ternyata Yin Bai, apakah kakek mengirim surat.?"

Nana kemudian melepaskan gulungan surat dikaki Yin Bai.








Bonus pic.

Fu Bei

Fu Nan

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

Fu Nan

Fu Dong

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.


Fu Dong

Fu Dong

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

Fu Xi

Fu Xi

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.
Transmigrasi : Bertahan Hidup Di Kaki GunungNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ