ch. 84

664 95 1
                                    

Lelaki itu menoleh dan tersenyum pada orang orang yang datang. Dia berdiri dan membungkuk.

"halo, maaf telah masuk tanpa izin. Perkenalkan aku Raksha, aku kakek Aria." Dewa iblis Raksha tersenyum dan memperkenalkan diri.

Semua orang terkesiap.

Dewa Iblis Raksha..

Selama ratusan tahun tidak ada yang tahu bagaimana rupanya. Atau seperti apa dia. Bagaimana level kekuatannya. Tapi tiba tiba ada seorang lelaki acak yang mengklaim bahwa dia adalah dewa iblis Raksha.

"Raksha? Dewa iblis raksha? Mana buktinya?" mereka ternganga tidak percaya.

"ini memang kakek ku" Aria menyela.

"terus,? Mau apa kau kemari?" Fu Bei menyilangkan tangan dan berkata acuh tak acuh.

"ah, ini.. Aku sedang mengembalikan sesuatu milik dewa dan kemudian mengetahui bahwa cucuku ada disini." Rakhsa berkata dengan santai.

"ehm, kakak, jangan khawatir.. Yang membuat aray agar energi tidak bocor keluar adalah kakekku.." Aria mencoba menengahi.

"siapa kakakmu?" Fu Xi sewot berkata sambil manaikkan alis.

Baru saat itulah mereka menyadari bahwa energi Nana telah berpusar hanya dirumah mereka.

Ada semacam aray tiga lapis disekitar rumah saat mereka melihat dengan mata spiritual mereka.

Mereka terdiam melihat kenyataan yang ada.

Memang, mungkin tanpa aray dewa iblis, energi besar itu akan terus meluas sampai menutupi benua.

Tapi, mungkinkah dewa iblis ini menawarkan bantuan tanpa imbalan.?

"apa yang kau minta sebagai imbalannya.?" kakek bertanya dengan acuh tak acuh.

"izinkan aku menemui  orang yang memiliki kekuatan itu." RakSha berkata menyesap teh.

"lalu?"

"aku hanya meminta itu saja.. Karena aku juga penasaran. Apa yang membuat energi yang begitu besar muncul dibenua kecil ini.?"

Mereka terdiam, dan juga tidak berbicara. Tidak ada yang tahu apa motif dewa aneh ini.

"hoam.. Aku sudah berjalan jauh untuk sampai ke sini. Bolehkah aku tidur dulu? Dan tolong.. Biarkan cucu dan cicitku keluar dulu. Mereka tidak berbahaya"

Dengan banyak kompromi mereka melepaskan Aria dan putranya. Lagipula, dewa iblis lebih dari mampu untuk memecahkan aray mereka. Tetapi dia tidak melakukannya. Yang berarti mereka menghormati tuan rumah.

Dewa iblis segera terlelap di kamar mantan Xiao Mei.

Sementara Aria dan putranya diinterogasi oleh keluarga.

..

"kau.. Beraninya kau menipu kami?" Xiaozhi memulai percakapan.

"maaf kakak, itu tidak disengaja"

"tapi kau sengaja membohongi kami kan?" Xiaozhi sekali lagi membombardir Aria.

"itu murni untuk bertahan hidup" Aria berkata putus asa.

"kami menganggapmu keluarga, tapi bagaimana denganmu?"

"aku juga menganggap kalian saudaraku.. Kakak" Aria menatap Shizhi.

"omong kosong" Shizhi hanya berpaling dengan malu.

"tolong percayalah padaku.. Maaf aku telah berbohong. Tapi bahkan jika aku jujur, apa kalian akan percaya padaku?"

"aku benci mengatakan ini.. Tapi dia benar" Fu Bei menimpali.

"uhuh, aku bersumpah demi kaisar langit, aku sudah berubah.."

"baiklah, bagaimanapun juga dia sudah lama tinggal bersama kami. Apa kalian tidak memiliki sedikit kasih sayang kepadanya?" kakek juga mencoba bernalar dengan mereka. Kakek bisa merasakan ketulusan dari nada bicara Aria.

"ada, tapi melihatnya tumbuh dewasa rasanya sedikit aneh" Fu Xi bergumam rendah.

"bukankah yang terpenting adalah hati seseorang?" Aria memandang dengan sedih.

"heh. Lihat nanti saat Nana bangun.. Apa dia akan melihat hatimu?" Fu Bei, lalu segera pergi dengan orang orang.

"kakak, tunggu.. Aku lapar.."

"buat sendiri makananmu.." Fu Xi berkata tanpa menoleh ke belakang.

"aku tidak bisa memasak, masakan kakak Fu Xi yang paling lezat.. Tidak tidak.. Masakan Nana yang paling lezat, tapi setidaknya kau tidak cemburu saat kau adalah nomer dua dihatiku kan?"

"penjilat.."

"ayolah.. Ini kenyataan oke!, maksudku.. "

"baiklah baiklah.. Cepat pergi ke dapur, bantu aku mencuci sayur."

Mereka tahu, seberapa banyak makanan dua bocah dihari hari biasa. Saat kelaparan, Mereka bahkan bisa memakan seekor anak sapi..

..

Gu Xiao bangun terlebih dulu. Energi disekitar Gu Xiao hanya seperti kabut tipis sekarang.

"oh, kakak Nan? Dimana semua orang?"

"um, ada sedikit hal yang terjadi dirumah sekarang"

"oh, ya? Apa itu?"

Fu Nan menceritakan semua kejadian malam itu kepada Gu Xiao. Gu Xiao segera bergegas menuju kamar Nana.

"Nana, apa kau sudah bangun?"

"uh.. Perutku sakit kakak"

"aku, apa yang harus ku lakukan?" Gu Xiao panik melihat wajah pucat Nana.

"air gula merah.. Berikan aku air gula merah.."

"tunggu, tunggu disini.. Kakak Nan tolong jaga Nana."

Akhirnya Gu Xiao menuju dapur dan membuat air gula merah untuk Nana.

"kakak Nan, aku merasa pusing"

"tunggu aku akan panggil kakek"

Sementara Gu Xiao juga kembali membawa air gula merah.

"Gu xiao. Aku ingin minum air gula, bukan isian roti kukus. Lihatlah betapa kental air gula ini"

"uh, lalu bagaimana ini.. Aku.. Akan aku encerkan."

Saat hendak pergi ke dapur lagi. Gu Xiao dihadang oleh wanita cantik lainnya.

"siapa kau?"

"Aku Xiao Mei atau Aria... Apakah kau ingin membuat air gula merah? Tolong serahkan padaku.."

Sementara Aria sudah membawa cangkir kedapur, Gu Xiao masih terbengong dengan keadaan yang tiba tiba.

Aria cantik, tapi bukan tipenya.. Tapi tetap saja melihat wajah baru dirumahnya.. Dia tetap tercengang...






Bonus pic.

Aria queen of the Night.

Aria queen of the Night

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Transmigrasi : Bertahan Hidup Di Kaki GunungWhere stories live. Discover now