ch.42

893 151 14
                                    

Pagi harinya saat ayam berkokok untuk pertama kalinya, Nana bangun dengan perasaan segar.

Nana sudah berjanji untuk membuat roti untuk sarapan. Dia memikirkan bapao isi daging di kehidupannnya sebelumnya.

Meski beberapa bahan sedikit berkurang, tidak apa apa untuk membuat roti asalkan dia memiliki telur dan ragi.

Nana mencampur ragi dengan air hangat, dan mendiamkan selama kurang lebih 30 menit. Nana kemudian memukul mukul 1 kilo daging sapi sampai lembut, dengan pemukul daging yang dia beli, lalu mencincangnya. Nana tidak berencana merebus daging sapi utuh untuk isian, karena menurutnya itu merepotkan.

Nana segera membuka seluruh tutup pot bumbu serta kantong kantong bumbu lain, Nana juga tidak tahu apa saja yang sudah dia beli kemarin.

Dia menginginkan masing masing bumbu dalam satu pot atau satu kantong penuh. Beruntung sekali ada lada dan bawang Bombay di dalam bumbu yang dibelinya.

" Sepertinya aku harus sering mengunjungi toko besar itu. Toko itu seperti supermarket."

Nana membuat bumbu untuk tumisan dagingnya, saat tumisan daging yang harum menguar dari dalam dapur, ada keributan dihalaman. Lalu Xiaozhi memasuki dapur..

"Nana, dimana set teh nya?"

"itu dia.. Kakak harus membersihkan tungkunya dulu.. Aku lupa membersihkannya. Dan disitu, ada pot untuk persediaan teh kita. Aku tidak tahu apakah itu baik?"

"tidak apa apa, dimana gulanya?"

"itu, pot keramik biru yang disana. Madu ada di pot keramik coklat besar disebelah pot gula"

"baik.. " Xiaozhi membawa nampan penuh set teh.

Saat Xiaozhi keluar, dia menatap wajan yang tertutup rapat.

Aromanya berasal dari sana.

Akhirnya dia keluar dengan enggan.

...

Nana mulai menguleni adonan. Dan membiarkannya mengembang sempurna sebelum memasukkan tumisan daging sapi yang sudah agak dingin.

Lalu Nana membuka panci pengukus yang sudah mendidihkan air didalamnya.

Tak lama kemudian, bapao panas isi daging, keluar dari panci pengukus. Aromanya lembut dengan rasa tumisan daging yang menggoda.

Nana tidak pelit mengisi bapao daging. Masing masing bapao memiliki isian daging yang melimpah dan juicy.

Orang orang sarapan dengan lahap. Sayangnya bapao daging tidak berukuran besar, itu karena tangan Nana yang masih tangan remaja. Itu dalam masa perkembangan dan sedikit kurus karena bertahun tahun dalam kemiskinan.

Alhasil, orang orang dewasa harus memakan 7-8 bapao agar bisa kenyang.

"um, jika aku berencana membuat bapao dimasa depan, salah satu dari kalian harus membantuku. Ini agar bapao menjadi sedikit lebih besar."

Mereka setuju dengan mulut penuh.


Transmigrasi : Bertahan Hidup Di Kaki GunungDär berättelser lever. Upptäck nu