ch.35

925 128 3
                                    

Malam hari ini gerimis turun lagi. Orang orang dirumah menyusup lebih dalam di selimut mereka.. Kecuali tiga kuda yang malang.

Mereka dibiarkan kedinginan dan kelaparan. Akan tetapi kuda tidak meringkik. Mereka hanya mencoba untuk tidak basah sebaik mungkin.

...

Pagi hari.. Nana segera bangun dan mendapati suara suara gaduh diluar dan auman binatang buas.

"oh tidak, apakah binatang buas turun gunung?"

Mingzhi sudah tidak ada disisinya.
Nana segera bangun dengan mengantuk dan membuka pintu.

Di halaman, Nana melihat Mingzhi berhadapan dengan beruang hijau besar. Mingzhi sudah menghunuskan pedang dan beruang sudah mengeluarkan cakarnya.. Nana segera tersadar dari rasa mengantuk.

"oh tidak.. Berhenti..." Nana dengan terhuyung segera berlari ditengah tengah mereka.

"pak beruang, pak beruang.. Apa kau baik baik saja? Apa kau terluka?" Nana segera menghampiri beruang hijau besar.

Guh, dari mana datangnya manusia konyol ini guh, sungguh konyol guh, tuan beruang ini datang berkunjung sebagai tamu guh, mengapa tiba tiba menyerang guh? Apakah dia gila guh?..

Beruang ber "gruh, gruh, dan gruh". Nana hanya mencoba menenangkan beruang yang emosi.

"baik, baik.. Maafkan kakak Mingzhi.. Dia baru datang. Jadi dia tidak mengenalmu.. Bisakah kita berdamai dengan hal ini oke?"

Akhirnya beruang tenang, kemudian beruang berjalan menuju pintu keluar halaman dan membawakan Nana setumpuk besar telur ikan di atas daun talas..

Err.. Telur ikannya sedikit bercampur pasir. Tapi ini adalah kebaikan hati pak beruang. Jadi mari kita terima.

"terima kasih.. Apakah pak beruang mendapatkannya untukku?"

Beruang ber"gruh, gruh" dan mengangguk.

Beberapa orang sedang tercengang di pintu kamar masing masing.

...

Tiga orang baru tentu saja tidak mengira ada beruang buas berperilaku baik.

Saat ini, beruang sedang meminum teh madu di dalam pot besar.

Beruang duduk di tanah dengan pot di atas meja. Postur duduknya bisa dibilang cukup anggun untuk seekor beruang besar. Sesekali kedua cakarnya akan mengambil pot untuk meminum teh didalamnya.

Sementara Nana sedang berdiskusi dengan kakek dan kakaknya di bangku halaman bersama beruang.

"kali ini kami tidak bisa membuat sarapan. Beras dan bahan sudah habis" Nana memulai pembicaraan.

"kalau begitu mari kita kekota, kita sudah mendapatkan uang kan?" Gu Xiao mengusulkan.

"apakah seseorang di desa memiliki gerobak sapi atau apapun?" Nana melihat Gu Xiao.

"keluarga Bibi Huo memiliki Gerobak sapi."

"bukankah akan lebih mudah membawa kuda.." Xiaozhi menimpali di samping.

"kami membutuhkan ruang untuk banyak barang yang akan kita angkut. Meski kudamu cepat, tidak ada tempat untuk membawa barang barang" kakek berkata benar.

"jadi kita akan menyewa gerobak sapi bibi Huo." Gu Xiao mengusulkan.

"apakah kakak bisa mengemudikan gerobak sapi?" Nana bertanya. Dan Gu Xiao menggeleng.

"bagaimana dengan kakek?"

kakek juga menggeleng. Mereka hampir menjatuhkan dahi mereka di meja batu. Untunglah Mingzhi menawarkan bantuan.

Jangan berbicara dengan mudah tentang mengendarai gerobak sapi atau kereta kuda. Seseorang tanpa pengalaman mengendarai gerobak atau kereta bisa terbunuh dengan mudah.

Ini sangat berbeda dari mengendarai mobil, oke..

Baik, pengendara sudah ditentukan. Kini saatnya memeriksa keseluruhan rumah. Apakah yang tidak mereka punyai saat ini?

Nana mengecek dapur, hal yang kurang di dapur adalah satu wajan besar, banyak pot bumbu, beberapa spatula dan sendok sayur. Karena saat ini Mereka hanya punya satu spatula kayu, dan itu sudah digunakan banyak kali.

Nana kemudian mengecek kamar orang tuanya. Disana ada beberapa pakaian pria dan wanita, beberapa peralatan makan perak serta jepit rambut aneka macam. Ada juga kain lembaran. Dan hanya itu. Peralatan teko teh dan mangkuk keramik sudah berdiam di dapur.

"apakah kita membutuhkan hal lain lagi" Nana bertanya kepada kakek, karena Gu xiao sedang meminjam gerobak sapi.

"hmm.. Entahlah.. Mari kita lihat nanti dikota, jika ada beberapa yang kau sukai maka kami bisa membelinya."

"oh, kakek.. Berapa banyak uang yang harus kami bawa kali ini.?"

"mungkin tiga ribu cukup?"

"bawa saja lima ribu. Bukankah kita harus merenovasi rumah. Kita juga bisa memberikan deposit kepada tukang kayu nanti" Gu Xiao berkata sambil berjalan ke halaman.





Bonus pic telur salmon

Bonus pic telur salmon

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Transmigrasi : Bertahan Hidup Di Kaki GunungWhere stories live. Discover now