ch. 21

1K 165 0
                                    

"Oh, aku ingat. Ada sesuatu yang hitam dan kasar, dan terasa panas jika dimakan. Aku pernah ke suatu daerah dan mereka menggunakannya untuk menumis iga babi."

"Apakah ini lada hitam?"

"Entahlah tapi aromanya bagus, tapi tidak cocok dimakan. Kakek tidak suka"

"Hmm.. apakah tidak ada bumbu yang lengkap di sini?"

"Ada.. jika kau menginginkan bumbu yang lengkap datanglah ke ibukota kekaisaran. Terutama dermaga. Banyak pedagang yang akan menukar hal hal disana. Suatu ketika seseorang menjual buah keras yang bisa menghasilkan susu."

Mm? Buah keras? Apakah ini seperti yang aku pikirkan?

"Baiklah, kakak, aku ingin pergi ke ibukota."

"Dengan kaki kecilmu, akan membutuhkan waktu sepuluh tahun untuk sampai diibukota."

"Apakah sangat jauh?"

"Jika menggunakan kereta kuda akan membutuhkan waktu setidaknya lima bulan bolak balik" kakek Tuo menimpali.

Nana segera kempes ditempatnya.

Apakah sejauh itu?
Menurut novel yang pernah kubaca, saat tokoh pulang pergi ke ibukota, sepertinya mereka hanya membutuhkan waktu yang singkat.

Jangankan kereta kuda, gerobak saja kami tidak punya

Hufftt...

"Tapi jika kalian ingin bepergian dengan cepat, kalian bisa ikut kendaraan terbang sekte tertentu"

"Apa itu kakek?"

"Kereta khusus yang ditarik kuda bersayap. Tapi Orang orang seperti kita tidak memiliki kesempatan untuk bertemu tembakan besar seperti itu. Hanya keluarga bangsawan atas yang bisa bertemu"

"Kuda bersayap? Apakah ada yang seperti itu?"

"Tentu saja ada.."

"Wah, aku benar benar ingin melihatnya"

"Mungkin suatu saat.." Gu Xiao menimpali.

Nana benar benar tidak menyangka. Dunia seperti apakah tempatnya berada ini? Selain desanya yang terbelakang. Apakah ada sesuatu yang berbau magic disini?

Mungkinkah desanya satu satunya tempat terisolasi.?

Kalau begitu, masih ada jalan yang sangat sangat panjang untuknya melihat dunia.

"Kakak, aku ingin melihat dunia ini suatu hari nanti"

"Itu, pasti bisa.. aku berharap keinginanmu gadis kecil akan terkabul" kakek Tuo memandang dengan bersemangat.

Yah, lagi pula setiap orang memiliki impian kan?

Transmigrasi : Bertahan Hidup Di Kaki GunungWhere stories live. Discover now