ch.114

451 48 1
                                    

"yah, dia bertemu gorgon dihutan.." kata dewa iblis sambil menunjuk Mo Yinghan.

Nana tercengang.. Benarkah?

"ada, ada gorgon disini? Bagaimana rupanya?" tanya Nana.

"bukannya kamu sudah tahu lebih baik dari kami.?." Cecil bingung dengan tingkah laku Nana,

"oh, aku hanya... Hei, dirambutmu ada kecoa..." Nana menjentikkan sesuatu dirambut Mo Yinghan..

Smack....

"aiyahh..."

baghkkk... Suara sesuatu terjatuh..

"mati kau..."

"jangan diinjak.." suara dewa iblis dan Mo Yinghan sangat keras dan takut..

Tapi sudah terlambat... Nana sudah menginjak hal itu...

'ngeek' suara sesuatu yang KO..

Nana mengangkat kakinya.. Ada sesuatu seperti slime hijau dibawah sol sepatunya..

"lihat antenanya bergerak..." Nana sudah mengangkat lagi kakinya..

"Nana... Nana... Nana, duduklah.." dewa iblis sangat ketakutan, dia membujuk Nana untuk duduk..

Sementara Mo Yinghan berjongkok untuk melihat hal yang diinjak Nana..

"kau masih hidup kan?" Mo Yinghan bertanya ragu ragu..

"masih.. Tapi gepeng" suara hal itu serak dan teredam..

"oh, sudah kuduga hidupmu sangat keras.." Lalu Mo Yinghan bangkit dan duduk kembali..

Hal itu juga berdiri dan melompat ke atas meja.. Nana kaget dan hendak menamparnya sampai mati..

"nyonya hentikan... Yang ini bukan kecoa"

Nana terkejut melihat lelaki tua kecil, itu kecil, berwarna hijau dan bersayap kecoa.. Itu memang kecoa tua..

"nyonya, perkenalkan, yang ini namanya adalah Mushen.. Saya penjaga disisi tuanku.."

Didalam benak Nana..

Ini mirip jaken.. Lihat saja mulutnya mengerucut mirip kumbang. Matanya hampir memenuhi wajahnya.. Jarinya aneh.. Anehnya setelah diinjak dia tidak mati.. Bagaimana jika dimasak?..

Apakah hal ini juga boneka seperti Um?..

Mengapa Mo Yinghan memiliki benda aneh ini..

"apakah kau ini leluhur serangga?" Nana bertanya dengan mengerutkan kening..

"tidak.. Yang ini bukan leluhur serangga.. Yang ini adalah leleuhur kejahatan.. Aiya... Nyonya lepaskan.."

"tapi sayapmu adalah sayap kecoa.." Nana mencubit antena Mushen, dan memutar mutar tubuh Mushen diudara..

Ah.., Nana punya ide..

Nana meletakkan Mushen di meja.

"paman, pinjam pancing.."

"ini.. Untuk apa?"

"ah,, aku akan mengajaknya memancing.." Nana melirik Mushen yang sedang bahagia karena diajak memancing.

Dewa iblis memberikan joran pancing kepada Nana. Dengan firasat buruk..

"baik, masuk ke dimensi Naga.." Nana memasuki dimensi Gu Xiao..

"Gu Xiao, kau tidak mengikutinya?"

"tidak perlu.. Kita bisa membahas rencana selanjutnya."

Tak lama Nana keluar dimensi..

Transmigrasi : Bertahan Hidup Di Kaki GunungDonde viven las historias. Descúbrelo ahora