ch.34

895 144 0
                                    

"Wow, nama kalian juga Gu"

"iya, jadi siapa namamu gadis manis?" Gu Mingzhi bertanya.

"aku Gu Xiao Na dan saudaraku Gu Xiao, kami berdua kembar."

"apakah kakek ini tidak memberi tahumu bahwa namanya juga Gu?" Gu Mingzhi bertanya sambil menunjuk kakek Tuo.

"kakek bilang cukup panggil kakek Tuo." Nana menjawab dengan lugas sambil memandang kakek Tuo.

"ah, kakek bermarga Gu juga.. Nama kakek adalah Gu Xiao Tuo"

"woh, apakah ini takdir?" Nana berkata dengan gembira.

Sangat jarang orang orang bermarga sama.

"yah, marga Gu sangat umum disini.." kakek berkata dengan ramah.

"oh" Nana dan Gu Xiao menganggukkan kepala. Mereka terisolasi dari dunia luar, jadi mereka menerima dengan biasa.

Saat hujan mereda, Mereka segera memindahkan peti peti uang kedalam kamar Nana. Dan ginseng otomatis sudah dipelukan kakek Tuo.

...

Malam semakin larut. Mereka membagi tempat tidur. Nana akan tidur dengan Mingzhi, sementara Gu Xiao dengan Xiaozhi, dan kakek dengan Shizhi.

Saat ini Nana sedang Berbincang dengan Mingzhi

"kakak Mingzhi apakah kalian tentara bayaran?"

"kami prajurit khusus"

"apakah prajurit khusus itu?"

"kami khusus melayani kakek Tuo mu itu"

"apakah sebenarnya pekerjaan kakek Tuo?"

"memangnya apa yang dia katakan kepadamu?"

"yah, dia bilang dia menjual herbal"

"itu juga benar.."

"hoam.. Kakak Mingzhi, apa kau punya pacar?" saat bertanya Nana sudah tidak dapat membedakan mimpi dan alam nyata.

"hehe, gadis kecil, tidurlah" Mingzhi menyelimuti Nana yang sudah terlelap.

Sementara dia juga bersiap tidur. Mereka tidak menerapkan jam jaga disini. Karena mereka sudah istirahat disebuah rumah.

Akan tetapi mereka tetap memiliki indra yang tajam.

..

Di dalam kamar Gu Xiao juga terjadi perbincangan.

"kapan kalian akan pergi?"

"selama kakek Tuo disini, kami akan tetap disini."

Begitu saja, lalu Gu xiao segera berbalik memunggungi Xiaozhi.

Xiaozhi juga memejamkan mata dengan kedua tangan dibawah kepalanya.

..

Disisi kakek..

"apakah kalian sudah membawa harta bendaku?"

"sudah.."

"bagaimana dengan toko dikota?"

"mereka tetap beroperasi dibawah bantuan adik seperguruan kakek"

"bagus.. Besok hari yang panjang segeralah tidur"

"baik, silahkan kakek dulu." Shizhi duduk sambil menyilangkan tangan dan memejamkan mata.

Transmigrasi : Bertahan Hidup Di Kaki GunungWhere stories live. Discover now