ch.54

837 135 1
                                    

Nana kemudian membaca suratnya. Isinya adalah kakek menanyakan keadaan mereka.

Nana ingin membalas tetapi dia tidak memiliki pensil arang.

"tuan pendeta, tolong antarkan aku kebawah, aku ingin meminjam pensil arang dari pengawas penginapan." Nana memandang beberapa pendeta didepannya.

Akhirnya Fu Nan pergi bersama Nana.

"kakak pengawas, izinkan aku meminjam pensil arang, dan juga aku ingin meminjam dapur kalian. Aku, aku akan membayar" Nana mengeluarkan uang 50wen, Nana tiba tiba teringat bahwa dia memiliki Guci susu segar yang belum di panaskan.

Pengawas menilai uang di tangan Nana dan mengambil hanya 20 wen.

"aku akan mengambil uang untuk kayu bakar, buatlah sesukamu, dan jangan membakar dapur" pengawas segera kembali ke konter. Kebetulan ini sudah agak malam dan koki sudah tidak bertugas.

Setelah Nana berhasil mengirim merpati terbang, Nana hendak keluar penginapan. Akan tetapi karena trauma, Nana menoleh kepada Fu Nan.

"tuan pendeta, bisa tolong antarkan aku ke gerobakku.. Heheh" Nana menoleh ke pendeta Fu Nan, pendeta Fu Nan hanya mengangguk lalu mengikuti Nana menuju gerobak.

Nana hendak membawa guci susu
Akan tetapi tenaganya tidak kuat jadi dia hampir menjatuhkan Guci, untunglah Fu Nan segera menyelamatkan Guci, jika guci terjatuh maka Nana akan menangis ditempat.

"heheh, terimakasih, tolong yang ini juga" Nana tanpa malu malu menunjuk satu guci lagi. Guci ini berisi gula.

Nana memperhatikan bahwa sebenarnya para pendeta itu cukup menyenangkan mata, akan tetapi sayang mereka tidak memiliki rambut.

Aih, terutama yang berjubah putih itu, wajahnya cantik, seseorang yang tidak memperhatikan jakunnya akan mengira bahwa dia wanita yang terkena kanker. Wajahnya begitu putih, lagipula Salah siapa dia memakai eyeshadow merah segala?

Tapi yang ini murni tampan.

...

Tidak diketahui Nana bahwa dilantai atas beberapa pendeta sedang berdiskusi.

"apakah kau melihat sesuatu yang aneh?" Fu Xi berbicara sambil mengelus guci hitam berisi hantu.

"yang mana maksudmu?" Fu Dong menimpali.

"ya, semuanya"

"saat gadis kecil itu membuat hantu terpental?" Fu Bei menimpali.

"hm, apakah kau melihat sesuatu yang tidak biasa? Aku saat itu merasakan energi murni yang membuat hantu terpental, tapi tidak melihat fluktuasi apapun"

"aku tidak melihatnya" Fu Bei berkata.

"lalu apa kau memperhatikan merpati barusan?"

"apa yang aneh?" Fu Dong bertanya.

"orang akan mengirim elang untuk mengirim surat secara akurat Atau giok transmisi, atau orang. Dan token yang tergambar di gulungan surat di kaki merpati. Itu mirip token sekte Teratai Putih kan?." Fu Xi menjelaskan dengan ragu

"lagi pula tidak ada merpati bermata emas." Fu Bei menegaskan.

"jadi maksudmu mereka anggota Teratai Putih?" Fu Dong bertanya.

"tidak tahu" Fu Bei dan Fu Xi berkata bersamaan.

Dalam benak Fu Dong,
Bagaimana tidak tahu setelah mengungkapkan argumen seperti itu. Sungguh orang aneh.

Fu Dong adalah orang yang lugas dengan pikiran lurus dan tidak berbelit belit.

Di dapur penginapan..

"um,.. Apakah pendeta meminum susu?" Setelah Nana menghangatkan susu, Nana hendak menawarkan susu hangat kepada pendeta, tapi susu adalah hal hal yang keluar dari makhluk hidup kan? Nana tidak tahu apakah pendeta meminum susu?

"tidak apa apa, kami tidak berpantang." Fu Nan berkata dengan santai.

Oh, bisa dilihat sekilas bahwa pendeta ini keluar jalur, ayolah. Pendeta berpakaian sopan oke! Sementara pendeta disini memamerkan otot kemana mana. Tapi tidak bisa disangkal kalau ini memang keren!

Transmigrasi : Bertahan Hidup Di Kaki GunungWhere stories live. Discover now