ch.8

1.1K 189 0
                                    

Sebenarnya tidak aneh melihat pohon singkong tumbuh liar di pegunungan. Jadi Nana menerima ini sebagai berkah alam.

Yang aneh adalah Gu Xiao. Apakah Gu Xiao tidak pernah makan singkong. Mengapa ekspresinya begitu. Aneh sekali.

Tak lama mereka sampai di tempat jebakan dibuat.

Ada sangkar bambu dan di dalamnya terdapat seekor burung pegar yang gemuk.

"Kakak, burung pegar sangat gemuk. Mungkinkah ini betina?"

"Entahlah bulunya warna warni.. aku yakin itu jantan. Lihatlah. Ekornya sangat panjang"

"Wow, jadi ini burung jantan yang gemuk. Aku merasa sayang untuk memakannya"

"Tidak bisa. Jika kau tidak memakan ini bagaimana kau akan tumbuh dewasa."

"Umm baiklah"

Mereka mengikat ayam dan memasukkannya ke dalam keranjang.

"Kakak, bukankah semalam hujan. Aku akan mencari jamur."

"Ya, jangan jauh jauh"

Lagi lagi Gu Xiao dibuat tercengang oleh Nana,

bukankah dia melupakan segalanya? Bagaimana dia tahu tentang jamur? Baiklah, terserah. dia tidak mau memikirkannya. Selama adiknya sehat dan menendang.

Nana berkeliling disekitar. Dia menemukan segerombolan jamur kuping di atas kayu lapuk. Ukuran mereka sangat besar. Sebesar telapak tangan.

Tanpa ragu Nana memanen mereka. Setelah memanen jamur, Nana mengawasi sekitarnya lagi.

Ada tanaman merambat mirip tanaman ubi jalar. Karena penasaran dia menggalinya. Ternyata itu adalah umbi jalar ungu.

"Wah, ini adalah panen besar"

Nana menggali sepanjang akar umbi jalar tidak kurang dari lima meter penggalian. Akhirnya umbi jalar sudah habis.

Lalu di semak semak dia melihat pohon bayam setinggi orang dewasa.

Dia sangat yakin itu adalah bayam. Tidak akan salah walaupun ukurannya tidak masuk akal.

Daun bayam sebesar daun talas yang sangat besar.. daunnya sedikit tebal. Tapi ini adalah benar benar pohon bayam tanpa ragu.

Mungkin kondisi tanah sangat subur sehingga sayur bayam bisa tumbuh sangat besar.

Selain daunnya tidak lupa dia mengumpulkan bibit pada bayam.

"Baik.. keranjangku sudah penuh saatnya kembali."

Saat kembali ke tempat pohon singkong berada, Nana hanya menemukan keranjang kakaknya yang penuh singkong dan seekor pegar yang terikat disisi keranjang.

Kemanakah kakaknya yang saleh?

Nana memutuskan untuk menunggunya. Nana duduk di atas rumput lalu mengeluarkan air minum dari tabung bambu.

Tak lama kemudian, Gu Xiao kembali dengan membawa bungkusan daun besar.

"Adik lihat, kakak menemukan madu"

Ternyata isi bungkusan daun adalah madu.

"Wow, kakak.. ini panen besar. Aku akan memakan umbi kukus dwngan madu. Baiklah kakak mari kita kembali. Aku sedikit lapar."

Gu Xiao melihat tumpukan bayam dikeranjang Nana. Itu sudah diduga bahwa mereka akan menemukan sayur bayam liar dihutan. Lagi pula mereka sangat sering memakannya dirumah.

Tapi saat Nana mengangkatnya itu seakan akan sangat berat.

Transmigrasi : Bertahan Hidup Di Kaki GunungTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon