ch. 88

658 96 0
                                    

Sebenarnya bukan hanya itu Mo Yinghan mematuhi ayahnya. Ayahnya adalah lelaki lembut. Dia mengajarkan Mo Yinghan segalanya. Sebagai Dewa mereka tergolong miskin. Yang mereka bisa hanya bertarung. Meski dia dianugerahi gelar sebagai Dewa perang, mereka hanya memiliki sedikit kekayaan. Karena gajinya dari kaisar langit ia berikan kepada ayahnya untuk digunakan untuk adik perempuannya yang tinggal jauh.

Berbeda dengan dewa lain yang bisa membuat pil atau membuat senjata, mereka bisa menjualnya ke kaisar langit.

Jadi, Ayah dan anak saling bergantung satu sama lain. Sampai dia dibuang ke benua terpencil.

..

Saat Mo Yinghan mengingat kehidupannya, Nana mencubit pipi Mo Yinghan. Mo Yinghan sangat kesal.

Dia mencium Nana dengan keras. Tapi bukannya menghindar, Nana malah membalasnya. Jadi dua orang saling berciuman seperti ini.

Saat tubuh Mo Yinghan akan keluar jalur, suara seseorang membawanya tersadar.

"uhuk.. Jadi Dewa perang memiliki selera pada gadis kecil."

Suara ini dan Aura ini, Mo Yinghan sangat mengenalnya.

"Ayah.." Mo Yinghan berbalik dan melihat Dewa Raksha bersandar pada sebatang pohon didekatnya.

Melihat postur Nana dan putranya, dia tersipu malu.

"uhuk.. Apa yang kalian lakukan?" Dewa Raksha melihat ke arah lain.

"hai paman Sha.. Perkenalkan.. Ini suamiku.." Nana melihat samar samar postur Dewa Raksha. Lalu menepuk nepuk dada Mo Yinghan.

"eh.. Bagaimana seorang gadis bertindak seperti ini" Dewa Raksha hendak menarik tangan Nana untuk berdiri.

Namun Nana tetap duduk diam dipangkuan Mo Yinghan dan menolak untuk bangun.

"paman. Jadilah saksi.. Aku akan bertanggung jawab pada pria ini"

"siapa yang bertanggung jawab pada siapa? Pulang sekarang juga.." Dewa Raksha menarik Nana berdiri lalu menopang bahunya dan akan membawanya pulang.

"hei pria tampan.. Kau milikku.. Ini.. Ambil ini.. Token ini sebagai hadiah pertunanganku untukmu." Nana melemparkan satu satunya liontin giok miliknya.

"Nana.." Dewa Raksha sudah dibuat pusing oleh Nana.

"kau harus merindukanku sayang.. Aku sangat cantik.." Nana melambaikan tangan kepada Mo Yinghan.

Dewa Raksha menyeret Nana maju untuk pulang. Dia bahkan lupa untuk terbang saja, atau memberitahukan yang lain untuk berhenti mencari.

Dewa Raksha masih syok dalam pikirannya. Ketika Nana bertanya.

"hei paman.. Dari tahun berapa kau datang?"

"apa?"

"aku tau kau transmigrator kan?"

"bagaimana denganmu?" Dewa Raksha menstabilkan emosinya.

"aku juga. Usiaku 23, uh.. Tidak tidak.. 25 umm.. Atau 27.. Bagaimana denganmu?"

"empat puluh"

"waw apa yang kau lakukan sebelumnya?" Nana berjalan miring kedepan.

"kontraktor bangunan" Dewa Raksha menarik lengan Nana agar tidak jatuh.

"oh, oh, kalau aku sekertaris.. Paman.. Gendong aku.. Kakiku lelah.."

Akhirnya Dewa Raksha menggendong Nana dibelakang.

"paman.. Bukankah pria yang tadi sangat tampan?"

"ya."

"aku suka dia. Tubuhnya berotot dan kuat"

"jangan berbicara seperti itu"

"kenapa paman?"

"akan buruk jika didengar saudaramu"

"oh. Kau benar, paman.. Seumur hidup aku belum pernah berpacaran. Menurutmu apakah dia sudah punya pacar?"

"kukira tidak.."

Beruntung Nana bertemu putranya, jika Nana digigit pria acak, keluarganya pasti akan membantainya.

Aku akan berurusan dengan anak itu nanti. Aneh, kenapa Nana tidak membeku.. Mereka bahkan..

Dewa Iblis Raksha menggeleng mencoba mengusir pemandangan yang tadi.

Sementara orang dipunggungnya sudah meneteskan air liur di bahunya.

Jika suatu saat kau benar benar menjadi menantuku, bagaimana reaksimu kelak..

Dewa Raksha tersenyum dan menggeleng. Beruntunglah Nana masih kecil.



Sementara itu. Ditempat Mo Yinghan ditinggalkan sendirian. Mushen yang mengintip disela sela muncul.

"tuan energi anak itu sangat besar. Dia juga tidak terpengaruh oleh kondisimu"

"hm" Mo Yinghan terdiam dan mengusap bibirnya lembut.

Mulutnya dipenuhi aroma persik.

Transmigrasi : Bertahan Hidup Di Kaki GunungDonde viven las historias. Descúbrelo ahora