ch.79

712 96 1
                                    

Hari ini adalah hari pembukaan kedai keluarga mereka.
Mereka semua berpakaian sesuai posisi masing masing. Kakek dan Fu Bei, adalah kasir. Sementara Mingzhi dan adalah penerima tamu merangkap penjaga keamanan. Dan yang lain?

Fu Xi , Fu Dong, dan Nana secara alami menguasai dapur.

Xiaozhi, dan Gu Xiao menjaga etalase, sementara Fu Nan dan Shizhi berurusan dengan membawa nampan masuk dan keluar, dua anak tidak ketinggalan. Mereka bertugas membawa pesanan menuju dapur atau merekomendasikan hidangan.

Nana juga merekrut beberapa penduduk desa untuk berurusan dengan cucian dan valet kereta.

Hidangan semuanya banyak dipesan. Karena hidangan tergolong baru dan sangat lezat. Untunglah dua hari sebelumnya Nana sudah membuat aneka camilan dalam jumlah banyak. Dan menyimpannya di lantai dua..

Etalase secara alami tanpa kaca. Karena Tidak ada kaca di era ini. Jadi Nana membuat etalase seperti stand yang panjang, dengan makanan yang berjejer dan Nana memberi jarak satu meter dari area konsumen. Mereka bisa menunjuk nomor camilan dan penjaga etalase akan mengambilkan. Ini agar camilan tidak secara membabi buta di utak atik oleh konsumen.

Untuk kue kering, buah kering dan aneka kacang panggang, Nana menempatkan mereka di box box kotak kayu.

..

Di dapur Mereka tak henti henti memasak. Untunglah mereka sudah mematangkan bahan utama dalam menu. Sehingga saat pesanan datang mereka hanya tinggal membumbui dan menyajikan.

..

Saat malam hari.. Mereka hampir pingsan kelelahan. Hidangan juga hampir habis. Mereka semua saat ini sedang berbaring diatas meja. Mereka sudah memberikan upah kepada penduduk yang membantu juga.

"kakak, mari kita pekerjakan mereka kembali. Kita juga harus melatih beberapa orang. Lebih baik yang bisa dipercaya."

"huftt.. Mari kita pikirkan nanti. Kakiku mati rasa." Xiaozhi berkata dengan lesu.

"kakek berapa penghasilan kita?" Xiao Mei bertanya.

"entahlah, lihatlah jari kakek, bukankan sudah berubah menjadi mie?" kakek melihat jari jarinya drngan simpati.

"um, salah siapa kakek menggunakan simpoa?" Fu Bei berkata sambil terkekeh.

"hei, ini agar penghitungan akurat."

"syukurlah jam buka kedai kita awalnya adalah saat makan siang. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana jika kedai dibuka mulai pagi." Fu Xi berkata dan memijat bahunya.

sementara yang lain sudah merobohkan dagu diatas meja.
Mereka tidak menghiraukan tumpukan uang dibawah meja kasir.

"tunggu, akan ku buatkan susu hangat. Lalu kita bisa menutup toko." sebelum Nana sempat ke dapur, ada suara gadis yang sangat merdu di pintu toko mereka.

"permisi, apakah toko masih buka?"

Mereka segera menoleh ke arah pintu.

Nana tercengang melihat banyak wanita cantik. Empat pendeta segera berdiri dan mengepalkan tinju.

"itu kau.." Gu Xiaozhi menunjuk gadis manis nomer dua dari depan.

Sementara tiga orang gemetar tanpa bisa berkata kata. Itu benar.. Nana, kakek dan Gu Xiao tercengang oleh senyum menggoda seorang wanita dengan hanfu hijau glamor.

Itu persis seseorang yang membuat mereka lari tunggang langgang dua bulan lalu.

Pandangan Nana langsung gelap, Nana akan pingsan.

"aiyo,.. Sayangku.." wanita itu bergerak secepat hembusan angin dan menopang tubuh Nana.

"sayangku, jangan pingsan. Kakak tidak berniat buruk padamu."

Transmigrasi : Bertahan Hidup Di Kaki GunungWhere stories live. Discover now