ch.27

959 160 0
                                    

Saat ini mereka sudah naik gunung. Nana berharap akan bertemu jamur. Saat menjelang musim gugur, jamur dan labu adalah hal hal yang selalu dipenen manusia dibumi. Ada juga persik..

Mereka berjalan semakin jauh ke hutan.

"kakak dimana hal hal yang kau temukan kemarin...?"

"Ada disana.. Sedikit lebih jauh.."

Mereka berjalan sampai menemukan petak pohon pohon buah buahan di sana.

"Waw.. Kakak lihat. Banyak sekali buah.."

Kakek Tuo dan Gu Xiao saling berpandangan.. Ada semacam keheranan dan pertanyaan di sorot mata mereka.

"kakak, lihat.. Ini apel.. Oh dewa gunung.. Terima kasih banyak.. Aku berdoa semoga dewa gunung memiliki berkah yang melimpah serta umur panjang dan awet muda. Terima kasih terima kasih..." Nana membungkuk ke empat arah mata angin.

"gadis kecil apa yang kau lakukan?"

"ini hanyalah bentuk penghormatanku kepada dewa gunung. Mari kita petik beberapa buah yang sudah matang."

Gu Xiao diam saja, dari awal Gu Xiao sudah melihat berkah dewa untuk adiknya.

Nana memetik beberapa buah apel liar yang ranum. (apel hijau)

Gu Xiao tidak bertanya.. Hanya mengambil buah dengan rapi. Menurut pengamatannya, buah hijau yang sedikit keras ini, semakin besar semakin sedikit rasa asam yang terasa. Sementara semakin kecil buahnya maka akan terasa semakin asam dan sepat. Tetapi selebihnya buah ini enak dan menyegarkan.

Kakek membantu Nana mengambil buah yang tinggi. Nana mengetahui bahwa kakek adalah seorang kultivator amatir.

Kakek bisa membuat jaring jaring beraneka bentuk, dan dia bisa melompat tinggi. Nana menganggap ini semua sama seperti di dunia sihir.

Ada manusia normal dan ada manusia abnormal.

Gu Xiao tiba di tempat buah besar cantik berwarna kuning dengan kulit yang sangat keras.

"Nana lihat, apakah buah ini?"

Nana buru buru berlari menuju Gu Xiao.

"kakak, ini bisa dimakan dan rasanya lezat.. Mari kita petik yang ini."

"bagaimana dengan yang ini?"

"yang ini bagus, tapi masih mentah.. Kita juga tidak bisa serakah.. Kita harus membiarkannya matang di sini. Buah yang matang di pohon sangat lezat. Mari kita mengambil dua ini"

"baiklah.."

"Nana cepat kesini.. Buah apa ini?" disisi lain, kakek sedang berteriak kepada Nana.

Dan menunjuk buah cantik ranum yang menggantung dipohon. Seperti gadis cantik yang siap dipinang. Ada aroma manis dibawah pohonnya.

"ini persik? Sebenarnya ada persik disini? Waw.."

Nana sangat antusias. Tidak pernah terpikir dibenaknya bahwa akan ada bermacam macam buah disini. Masih banyak juga pohon pohon yang sedang berbunga disini.

Jujur saja jika melihat pohon dan bunga, dia tidak akan mengenali buah apa yang akan dihasilkannya. Karena Nana adalah wanita modern dengan sedikit pengetahuan tentang pertanian.

Nana mengambil setengah keranjang apel, dua labu, seperampat keranjang persik, dan sekumpulan beri liar..

Nana merasa bersyukur hidup didunia aneh ini.

Nana tidak berhenti tersenyum sepanjang jalan pulang.

Transmigrasi : Bertahan Hidup Di Kaki GunungNơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ