ch.31

921 153 0
                                    

"apa kau ingin kami mengikutimu?"

Beruang mengangguk dengan patuh.

"kau ingin membawa kami kemana? Apa kau akan memakan kami?" kakek berseru dengan keras..

"kakek bukan seperti itu bermain menebak dengan beruang?"

"lalu bagaimana kita harus mengkonfirmasinya beruang tidak bisa berbicara.. Lagi pula siapa yang tahu apakah dia mengerti bahasa kita?" Gu Xiao segera berkata dengan cemas..

Adegan berubah kacau dengan argumen mereka. Lagi pula yang mereka hadapi adalah Hewan. Liar...

Beruang sekali lagi jatuh ke dalam keputus asaan.

Tiba tiba beruang punya ide.

Dia berlari secepat mungkin ke arah sungai, bermaksud untuk mengambil beberapa ikan untuk dia tunjukkan.

Getaran kaki beruang yang berlari menginjak tanah hutan menyadarkan tiga orang.

"eh, kemana dia pergi?"

"entahlah, sebaiknya kita pergi sebelum dia datang lagi.." Gu Xiao bergegas memegangi tangan Nana dan bersiap untuk berlari.

Tapi getaran dihutan yang diakibatkan langkah kaki beruang terasa sangat dekat.

"sial,.. " mereka bertiga tidak bisa tidak mengutuk.

Mereka segera berbalik.

Beruang besar melemparkan lima ikan salmon besar dimulutnya ke tanah.

"oh.."

Tiga orang sangat terkejut.

"jadi dia ingin membantu kita menangkap ikan"

"pak beruang maafkan kami yang bodoh tidak mengerti maksud hatimu yang baik.." Nana segera bahagia dengan beruang hijau besar di depannya.

Menurutnya beruang sama seperti Totoro yang baik hati saat ini.

Beruang duduk di rumput dengan bangga.

Beginilah sifat asliku guh, bukankah aku sangat baik untukmu guh?

Nana segera mengumpulkan ikan salmon kedalam keranjang.

"pak beruang.. Terimakasih banyak. Lima sudah cukup. Kami akan segera pulang. Anda sangat baik terima kasih" Nana tidak berhenti mengatakan terimakasih kepada beruang hijau.

"um.. Kami harus segera pulang hari sudah sore.. Sampai jumpa besok. Besok kami akan kembali dan mencari telur ikan. Bay bay" Nana segera melambai kepada beruang.

Nana berjalan agak jauh tapi dua orang tidak mengikuti.

Nana melihat ke belakang, dua orang dan satu beruang memandangnya dengan bingung.

Nana juga bingung.

"apa kau yakin itu arah pulang?" kakek berkata dengan ragu.

Err...

"bagaiman ini.." sekali lagi tiga orang menundukkan kepala mereka tanda menyerah.

"baik, aku akan melompat ke atas pohon dan mencari jalan.." kakek hendak melompat naik pohon.

Tetapi beruang disamping segera mengisyaratkan agar mereka mengikutinya.

"gruh,..gruh.." tangannya melambai kepada mereka bertiga.

Lalu tiga orang dengan beruang berjalan menyusuri jalan hutan.

Ternyata, mencari jalan sangat mudah. Beruang menunjuk beberapa pohon dengan batang coklat, lalu menunjuk ke tanah lalu ke arah depan dimana mereka berjalan.

Menurut asumsi mereka bertiga. Jika mereka mengikuti pohon berbatang coklat mereka akan mendapati jalan yang benar.

Masalahnya jalan yang benar menuju apa?

Beruang juga berbelok disana sini. Kaki Mereka hampir keriting. Tanpa disangka mereka sudah berjalan terlalu jauh masuk dan mengitari hutan.

Sampai di kaki gunung hari sudah sore. Dan desa dikaki gunung mulai mengeluarkan asap dari dapur.

"pak beruang terimakasih banyak. Ini semua berkat kau. Jadi jika kau ingin berkunjung kau boleh mengunjungi rumah kami. Itu dia. Satu satunya rumah yang jauh dari desa. Itu.. Yang berbentuk seperti ini.." Nana menunjuk dan mempraktekkan bentuk rumahnya dengan jari jarinya.

Transmigrasi : Bertahan Hidup Di Kaki GunungUnde poveștirile trăiesc. Descoperă acum