Nana sudah berkeliling rumah tiga kali, keluar masuk hutan persik dan memandang padang rumput dikejauhan juga sudah.. Sekarang Nana bosan dan mengantuk..
Jadi Nana memutuskan untuk tidur siang..
***
Diluar dimensi,..
Kakek sedang mondar mandir dengan cemas..
Saat Mo Yinghan keluar dimensi, Mo Yinghan sangat lemas dan mengalami rasa pusing yang berat.
"uhuk, uhuk.." Mo Yinghan Terjatuh dihadapan kakek dengan satu kaki bertumpu dilantai..
"Nak Mo.." kakek buru buru menopang Mo Yinghan.
Saat ini Mo Yinghan sudah memakai penutup mata.
"energi didalam terlalu besar dan kacau.." Mo Yinghan menenangkan diri.
"seberapa besar?" suara Dewa Iblis bergema diruangan.
"sepuluh kali dari Xunlian Shan" kata Mo Yinghan.
Xunlian Shan adalah dimensi pelatihan para dewa yang diciptakan oleh kaisar langit untuk para dewa perang dan prajurit nya. Siapapun yang berhasil mendaki gunung Xunlian, maka dia akan dinobatkan sebagai dewa perang.
Mo Yinghan pernah mendakinya tiga kali...
"nak Mo, apakah berbahaya?"
"hm, tidak kakek.. Dimensi Nana adalah tempat terbaik untuk melakukan pelatihan kultivasi. Hanya saja, aku sudah cacat.. Jadi aku tidak bisa menahan tekanannya." kata Mo Yinghan dengan kesal.
"dimensi Gu Xiao hanya memiliki lima kali dari tekanan di Xulian Shan," dewa iblis menimpali. Lalu dia menyerahkan pil pemulihan kepada Mo Yinghan.
Mereka bertiga saling memandang.
"lalu, bagaimana mereka bisa keluar?" kakek sangat cemas.
"ini hanya bisa dilakukan jika mereka berdua sudah menyadari hukum ruang.. Aku sudah berbicara dengan Gu Xiao tentang ini.. Dan Nana?" dewa iblis memandang Mo Yinghan.
"dia tidak bisa berkultivasi, apa yang bisa ku katakan padanya?" Mo Yinghan sakit kepala.
"apakah Nana akan selamanya ada didalam.."
"tidak tahu.. Sementara ini kita hanya bisa melihat keadaan dulu" kata dewa Iblis.
"Hai, kalian kan dewa. Apakah benar benar tidak ada cara?" kakek sangat frustasi.
"bagi kultivator, untuk keluar masuk dimensi pribadi, ini hanya seperti memanipulasi energi spiritual. Tapi bagi orang awam.. Haa.. Sulit dikatakan.. Bahkan tidak semua dimensi pribadi dapat membawa orang lain masuk.." kata dewa Raksha..
"akan kukatakan.. Ini bukan hanya liontin giok.. Ini adalah token pertama langit ke tiga.. Token ini dimiliki oleh Xi Wang Mu dan Dewa Naga.."
"jadi maksudnya..?" kakek benar benar bingung.
"darimana kedua bocah ini mendapatkan liontin ini?
"mereka bilang itu peninggalan orang tua mereka" kata kakek
"apakah orang tua mereka mendapatkan token yang jatuh dari langit? Dan apakah mereka benar benar meninggal di medan perang?"
"mungkin, tapi Nana selalu curiga bahwa orang tuanya belum.."
"aku juga tidak berfikir begitu.. Mungkin token ini dicuri seseorang dan entah bagaimana itu mendarat disini., tapi, Aku juga memiliki tebakan. tapi, orang orang itu masih ada di atas? Dan tidak pernah tersiar kabar bahwa mereka telah turun" dewa iblis berkata sembari menggaruk dagunya.
"apa yang di atas dan dibawah? Bisakah dijelaskan?" kakek semakin bingung.
"begini.."
Ada tebakan dihati dewa iblis..
"Putri Xi Wang Mu adalah dewi Chang e, yang pernah berseteru dengan Aria. Karena kesembronoannya, Dia dihukum dengan diasingkan dan tidak boleh keluar dari langit ke tiga. Tidak tahu bagaimana awalnya, dia dikabarkan Hamil, dan tidak tahu siapa ayahnya, dan dia kemudian diasingkan. Itu adalah aib bagi penghuni langit ke tiga. Dia diasingkan ke bulan dengan hanya ditemani kelinci hitam favoritnya. Xi Wang Mu membesarkan cucunya bersama para pelayannya. Beberapa waktu lalu dikabarkan bahwa cucunya dan cucu dewa Naga sedang sakit. Dia sangat gugup dan tidak sengaja menjatuhkan token langit ke tiga hingga hancur menjadi abu.. Anehnya, hal yang sama juga dikatakan oleh dewa naga. Dan kaisar langit dengan naif mempercayainya. Aku tidak tahu selanjutnya, tapi pasti ada konspirasi dibalik ini. Karena itu juga bertepatan dengan saat Mo Yinghan mengaduk langit ke tiga. Jadi mereka mungkin menggunakan itu sebagai tameng untuk menutupi sesuatu.. Dan mengapa aku membicarakan ini? Ini semua karena token langit ke tiga, yang dihadapan kami.. Masih utuh dan itu asli.."
"jadi, dewa iblis curiga mereka berdua.." kakek juga memiliki tebakan yang berani..
"Xiao Han, kau kan bisa melukis.. Tanyakan pada Nana, bagaimana rupa orang tuanya.." kata dewa iblis.
"nanti" kata Mo Yinghan sambil memejamkan mata.
***
Sementara Nana baru bangun dari tidur cantiknya.. Dia mengusap matanya dan melihat peri kecil juga terbangun di bantal sebelahnya.
Apakah kesadaran boneka juga tertaut dengan kesadaran pemilik?
"Um.. Apakah sudah gelap diluar?" Nana bertanya kepada Um, karena dari sini dia melihat diluar penuh cahaya lentera. Dan beberapa kunang kunang hinggap di kertas jendela kamar.
"aku menghidupkan lentera diluar." jawab Um.
"baiklah Um, aku sedikit lapar, mari kita mencari makanan." Nana bangkit dari kasur lantai.
"master tidak ingin mandi?"
"ingin, tapi aku tidak punya baju ganti."
"master, kenapa kita tidak melihat lihat di tempat panjahitan tadi, kukira kita melewatkan beberapa peti kain.."
"apa kau berharap ada pakaian didalamnya?"
"mungkin saja master"
"kau bijaksana dan teliti.. Aku suka itu.." Nana menuju ruang menjahit.
Disana ada peti kayu merah besar yang ternyata digunakan Nana sebagai tempat duduk untuk menjahit baju Um tadi. Jika Um tidak memberitahu maka Nana akan melewatkannya.
Nana dengan berhati hati membuka peti.. Benar saja ada tumpukan pakaian didalamnya.
Setelah diteliti.. Itu merupakan pakaian yang sangat merepotkan untuk dipakai. Satu setnya berlapis lapis. Ini mirip pakaian permaisuri.
Nana membongkar lebih dalam lagi. Dia tidak bisa memakai satupun dari pakaian itu. Pakaian pakaian itu sama sekali tidak praktis..
Saat Nana menghela Nafas, dia menemukan beberapa pakaian yang sederhana dan polos. Terlebih lagi itu mirip piyama. Bagus, Nana bisa memakainya.
"ayo, kita mandi.. Eh, apakah kita akan berendam di luar?"
"master, kita memiliki yang didalam rumah."
"tuntun aku.."
Nana sampai di kamar mandi.. Ada semacam jacuzi alami di kamar mandi. Itu mengepulkan uap panas.
Nana masuk dan berendam. Um juga menyiapkan sesuatu wewangian mirip sabun.
"eh, dimana kau mendapatkannya.. Ini wangi.. Sangat elegan.."
"saya membuatnya master,"
"dibuat? Caranya?"
"saya, menemukan beberapa pohon persik sudah berbunga, dan saya menyaring minyaknya."
"jadi, ini dari minyak?.. Aku biasa menggunakan loofah untuk menggosok badan dan terkadang menggunakan campuran susu dan madu untuk menutrisi kulit"
"master, kita tidak memiliki ternak sapi dan lebah.."
"baik baik, aku hanya berbicara.. Jangan tertekan begitu.."
"master, mari ku gosok punggungmu.."
"ide bagus.."
Jadi, disanalah mereka.. Tuan dan boneka berendam sampai kusut di bak mandi..
Karena Nana hamir tertidur, Um terpaksa menghentikan layanan menggosok punggung..
"Um, itu tadi sangat nyaman.."
"master, anda harus makan kan?"
"hoamm, baik.. Baik.. Mari kita ke depan.."
Nana telah berganti baju dan berjalan ke aula. Dia Ingat Mo Yinghan meletakkan keranjang makanan disana. Entah itu masih berisi atau tidak.. Nana tidak tahu. Lihat saja dulu.
Nana pergi ke aula dan mendapati bahwa disana suasananya sangat hangat.. Ada kelap kelip kunang kunang di luar aula.
Bulan bersinar cerah, dan terlihat dari tempatnya duduk diaula. Tapi tanpa suara serangga malam. Suasana itu seperti gambar yang hidup.
Nana membuka keranjang dengan antisipasi.. Tapi.. Hanya ada serbet penutup makanan disana.
"Um, bagaimana ini.. Tidak ada makanan.."
"master, bagaimana kalau mencoba ini.." peri kecil menyerahkan secangkir air putih ke Nana.
"baik.." tanpa pikir panjang Nana meminum air sampai habis.
"ngomong ngomong.. Dari mana air ini? Ini sangat manis.."
"dari sana.." peri kecil menunjuk sumur batu disudut.
Nana : -.-""
Nana menghampiri sumur dan membuka tutupnya. Nana terkejut karena sumur itu bukanlah sumur, melainkan mata air kecil yang menggenang dengan buah persik besar tenggelam di dasarnya.
Jika tidak salah, kedalaman mata air hanya satu lengan, dengan cahaya kuning samar terpancar dari air. Jika dibandingkan dengan era modern ini seperti cahaya LED di kolam ikan.
Tidak pasti apakah Nana harus tertawa atau menangis.. Tidakkah buah persik akan membusuk didalam air?
"Um, jangan menaruh persik didalam air.. Itu bisa membusuk.."
"tidak master.. Persik ini sudah disini saat aku mengambil air.."
"haruskah aku mengambilnya..?"
"master, sebaiknya jangan.. Ku kira ini persik abadi..?"
Apa pula persik abadi ini?
"baiklah, tinggalkan untuk saat ini.. Aku sudah gila karena lapar.."
"master, mari pergi mencari jamur.."
"kemana?"
"mari ikuti saya.."