Transmigrasi : Bertahan Hidup...

By ucturboh

100K 14.7K 184

author : ucturboh/KH deskripsi : Nana berhasil menghindari kematian akibat kecelakaan. namun siapa sangka, da... More

ch. 1
ch. 2
ch.3
ch.4
ch.5
ch.6
ch.7
ch.8
ch.9
ch. 10
ch.11
ch.12
ch.13
ch. 14
ch.15
ch.16
ch.17
ch.18
ch.19
ch.20
ch. 21
ch.22
ch.23
ch.24
ch.25
ch.26
ch.27
ch.28
ch.29
ch. 30
ch.31
ch.32
ch.33
ch.34
ch.35
ch.36
ch.37
ch.38
ch. 39
ch.40
ch.41
ch.42
ch.43
ch.44
ch.45
ch.46
ch.47
ch.48
ch.49
ch.50
ch.51
ch. 52
ch.53
ch.54
ch.55
ch.56
ch.57
ch.58
ch. 59
ch.60
ch.61
ch.62
ch.63
ch.64
ch.65
ch. 66
ch.67
ch.68
ch.69
ch.70
ch.71
ch.72
ch.73
ch.74
ch.75
ch.76
ch.77
ch.78
ch.79
ch.80
ch.81
ch.82
ch.83
ch. 84
ch. 85
ch.86
ch.87
ch. 88
ch.89
ch.91
ch.92
ch.93
ch.94
ch.95
ch.96
ch.97
ch.98
ch.99
ch.100
ch.101
ch.102
ch.103
ch.104
ch.105
ch.106
ch.107
ch.108
ch.109
ch.110
ch.111
ch.112
ch.113
ch.114
ch.115
ch. 116
ch.117
ch.118
ch.119
ch.120
ch.121
ch.122.
ch.123
124
125
126
127
128

ch.90

654 90 1
By ucturboh

Pagi ini Nana terbangun agak pusing. Nana duduk dikepala tempat tidur. Memijat pelipisnya.

Nana mengingat ingat apa yang terjadi kemarin?

Seingatnya dia mencari para wanita siluman itu untuk berurusan dengan mereka. Tapi, dia lalu mabuk.. Samar samar dia mengingat raut wajah seseorang?

Apakah saudaranya yang mengangkutnya pulang?

Nana menggaruk tulang selangkanya dengan iseng..

Hm..? dimana kalungku?

Nana meraba raba dan membuka bajunya.

"hm? Tidak ada? Apakah terjatuh disuatu tempat?"

Nana mencari cari diseluruh kamar, membongkar lemari dan peti.

"aduh.. Bagaimana ini?" Nana menggigit kuku jarinya. Nana tiba tiba mengingat mimpi itu. Bahwa dia harus meneteskan darah diatas Liontin. Dia menepuk dahinya sendiri.

"ck, aku akan bertanya kepada saudaraku"

Tiba dihalaman dia bertemu Shizhi dan Aria yang menjemur pakaian seperti biasa sama seperti saat Aria bertubuh anak anak.

"kakak.. Siapa yang kemarin menjemputku?"

"itu dewa Raksha"

"dimana paman Raksha?"

"dimenara" mereka berdua menunjuk menara.

"baik, terimakasih"

Nana berlari menuju menara. Pintu menara tidak dikunci jadi Nana langsung masuk.

Walau terlihat kecil, ternyata didalamnya sangat luas. Ada berderet deret buku memenuhi dinding menara. Ada meja dan lemari kaca dengan banyak hal yang Nana tidak tahu di dalamnya.

Ada juga pintu yang sedikit terbuka dia mengetuk pintu lalu masuk.

"paman, apa kau didalam? Aku akan masuk"

Nana kemudian membuka pintu dan masuk ke ruangan. Di dalam ruangan, mirip seperti kamar kerja era modern. Ada meja besar dengan dua kursi disisi lain meja. Ada juga kursi kayu panjang disisi lain dinding.

Dan ada dua orang yang sedang duduk sambil minum teh.

"oh, ternyata paman ada tamu? Maaf aku telah mengganggu" Nana hendak berbalik.

"ah, Nana lupa padanya?" dewa Raksha tersenyum dan menyipitkan mata.

"ha?" Nana berbalik dan melihat seorang pria tampan bermata biru duduk dengan anggun berseberangan dengan dewa Raksha. Nana menggaruk kepalanya.

"dia yang menemukanmu ditepi sungai kemarin. Kau hampir jatuh ke sungai. Dan dia menolongmu"

"oh, begitukah.. Uh.. Em. Dermawan terimakasih banyak telah menolongku.. Hehe.. Aku mabuk saat itu. Jika aku menyinggungmu tolong maafkan aku" Nana membungkuk dan berterima kasih kepada Mo Yinghan.

"en" Mo Yinghan menurunkan bulu matanya untuk menutupi kilatan antusiasmenya.

Kau sangat menyinggungku kemarin, Nona muda.

"ah ya, paman aku sebenarnya ingin bertanya"

"katakanlah"

"bukankah paman yang menggendongku pulang? Aku ingin tahu apakah paman pernah melihat kalungku..? Itu kalung benang merah dengan liontin giok separuh bundar dengan pahatan burung phoenix"

"bukankah kau memberikannya padanya?"

"ah, apa? Aku? Loh kenapa?"

"tanya padanya.." dewa Raksha melemparkan pertanyaan pada Mo Yinghan.

"tuan?" Nana menghadap Mo Yinghan dengan ragu ragu.

Mo Yinghan mengeluarkan kalung dari dadanya.

"itu dia.. Tuan bisakah mengembalikannya padaku?" Nana menunjuk liontin dengan gembira.

"ehm.. Kau memberikannya padaku sebagai token pertunangan. Mengapa mengambilnya kembali? Apa kau sangat berubah ubah?" Mo Yinghan berkata dan menggenggam erat liontin giok.

"tidak tidak.. Aku akan memberikan yang lain sebagai gantinya.. Jangan yang ini oke.. Ini peninggalan ibuku." Nana kemudian mencari seluruh tubuhnya. Hanya ada pita pengikat rambut padanya.

Jadi Nana melepaskan pita pengikat rambut dan memberikannya pada Mo Yinghan.

"ini.. Ini pita yang selalu kupakai.. Jika aku memiliki yang lebih baik akan ku tukar dengan yang lebih baik.. Oke.. Tapi yang itu tidak bisa diberikan. Setidaknya biarkan aku menggunakannya dulu.."

Mo Yinghan meletakkan liontin diatas meja.

Saat Nana memberikan pita rambutnya kepada Mo Yinghan.
Rambut coklat Nana yang lembut dan bergelombang terurai dan menggaruk lembut punggung tangan Mo Yinghan.

Itu juga menggaruk hati Mo Yinghan.

"terimakasih banyak tuan.. Selamat tinggal tuan.." Nana buru buru keluar dari kamar kerja..

Tunggu, tunggu.. Sepertinya ada yang salah.. Apa yang dia katakan tadi?.. Token?.. pertunangan..? Aku?...

Nana buru buru berbalik kembali memasuki kamar kerja dewa Raksha. Saat ini dewa Raksha berdiri didepan jendela besar..

Sepertinya tadi aku tidak melihat ada jendela besar.. Tidak tidak bukan itu..

"paman, dimana laki laki tadi..?"
Nana berjalan menuju dewa Raksha.

"maksudmu Mo Yinghan?"

"Mo, siapa..?"

"Mo.Ying.Han"

"iya dimana dia?"

"sudah pergi" dewa Raksha berkata dengan santai.

"pergi? Lewat mana?" Nana hendak menyusul.

"Nana, ada apa?"

"itu,.. apakah paman mengerti yang dikatakannya tadi? Uh, maksudku.. itu.." Nana berdebar dan kuwalahan untuk mengucapkan tentang pertunangan.

"tentang pertunangan..?"

"ya..!!"

"Nana, kau sendiri yang melamarnya.. Dan dia setuju"

"apa?.. Aku?.. Bagaimana?.. Hah.." Nana syok, dia terhuyung dan pinggangnya menabrak meja dengan vas diatasnya yang terletak di sebelah jendela.

Prangg...

"hati hati.." dewa Raksha menarik lengan Nana agar stabil.

Sementara wajah Nana sudah memerah. Antara terkejut dan malu.

"paman.. Katakan.. Apakah yang sebenarnya terjadi.. Wajahku dipertaruhkan.." Nana berkata dengan cemas.

"kau tau kau mabuk.. Untuk membalas budi kau menjadikannya tunanganmu" Dewa Raksha tidak menyebutkan tindakan intim mereka.

"tapi, kita tidak kenal.."

"bagaimana paman tahu? Kau bahkan tidak ingin pulang saat itu.." tiba tiba Gu Xiao datang dan masuk.

"kakak.. Tapi bagaimana pertunangan bisa dilakukan tanpa pengetahuan orang tua?" Nana masih membantah.

"kau pikir seberapa tua paman Raksha? Pikirkan bagaimana wajah paman, saat kau menolak melepaskan pria itu?" Gu Xiao berkata sambil menjentikkan dahi Nana.

"ada kejadian seperti itu?" Nana melongo tak percaya.

"tentu saja ada.. Kami juga sudah melihat calon pengantinmu.."


Itu benar mereka sudah tahu identitas Mo Yinghan. Hanya saja karena kondisi khusus Mo Yinghan. Mo Yinghan menutup matanya dengan kain muslin putih saat mengajukan lamaran. Dan meminta waktu Dua tahun untuk menyiapkan Istana untuk pernikahannya..

Saat itu sebenarnya seluruh keluarga tidak setuju, tapi Mo Yinghan mengungkapkan dirinya yang diambil keuntungan oleh Nana. Semua orang tahu apa maksudnya.

Wanita yang longgar, jika tersiar kabar keluar maka akan dihujat masyarakat dan tidak memiliki tempat selain rumah bordil.

Lagi pula seratus manusia tidak bisa melawan satu dewa..
Maka dengan enggan mereka menggertakkan gigi dan menyerahkan kubis yang selama ini mereka jaga untuk dimakan Dewa Babi.

Continue Reading

You'll Also Like

357K 926 8
konten dewasa 🔞🔞🔞
143K 13.3K 37
Teman SMA nya yang memiliki wangi feromon buah persik, Arion bertemu dengan Harris dan terus menggangunya hingga ia lulus SMA. Bertahun tahun tak ter...
692K 43.7K 31
Kanara menyadari dirinya memasuki dunia novel dan lebih parahnya lagi Kanara berperan sebagai selingkuhan teman protagonis pria yang berujung di camp...
276K 23.7K 22
Follow dulu sebelum baca 😖 Hanya mengisahkan seorang gadis kecil berumur 10 tahun yang begitu mengharapkan kasih sayang seorang Ayah. Satu satunya k...