Perawan Cinta

537 32 4
                                    

"Emangnya deketnya yang gimana?"

"Yaaa... akrab gitu, deket banget"

"Tapi katamu mereka temenan dari kecil, wajar ga sih kalo deket?"

"Ga wajar kalo sampe bikin dia gedek"

"Bikin gedeknya gimana?"

"Setiap dia nyuruh pacarnya jauhin temennya itu, pacarnya pasti ga terima dan berujung mencak mencak marahin dia"

"Ihhh... apa banget orang kaya gitu"

"Berarti gapapa kan gedek?"

"Gapapa banget! Kalo pacarku lebih ngebelain temennya dibanding aku yang pacarnya aku bakal gedek juga sih"

"Si dia ini padahal udah bilang jangan terlalu deket deket sama temennya eh pacarnya tetep aja begitu. Menurutmu gimana?"

"Yaaa bener katamu, bikin gedek. Harusnya pacarnya ikutin kata dia kalo emang sayang"

"Tapi ini ngga... pacarnya tetep deket sama temennya itu. Bahkan temennya sering nginep di rumahnya"

"What?? Sampe nginep??"

"Iya"

"Ihh kalo aku jadi dia itu bakal marah banget sih itu. Aku ga yakin mereka ga ngapa ngapain"

"...."

"Fix ku putusin kalo yang begituan mah. Ga ngehargain banget!"

"Jadi... putus ya?"

"Iyalah, itu tuh udah jelas temen tapi demen. Harusnya kalo pacarnya emang cinta sama dia pasti pacarnya lebih milih dia daripada temennya"

"Gitu ya?"

"Iyalah! Aku sih ogah ngelanjutin hubungan sepihak kaya gitu. Jatuhnya selingkuh ga sih?? Kedoknya doang temen tapi sampe nginep gitu"

"Tapi kalo ga ngapa ngapain gimana?"

"Yakin kamu ga ngapa ngapain?? Kata kamu  pacarnya itu pernah ngelus ngelus kepala megang pipi segalamacem. Emang kalo kamu jadi pacarnya yakin mereka ga ngapa ngapain?"

Yeri adalah orang ke sepuluh yang mengatakan hal serupa dengan teman temannya sebelumnya. Bahkan teman temannya itu seringkali bertanya siapakah "dia" yang dimaksud sebab kisah cinta yang dimilikinya nampak begitu pahit dan naif. Raut wajah prihatin selalu saja menghiasi wajah para temannya ketika ia menceritakan kisah ini. Jujur saja secercah harapan selalu mengiringinya di setiap cerita yang ia lontarkan pada teman temannya. Namun tetap saja, mereka tak memberikan tanggapan positif tentang hubungan ini. Padahal ia tak mengiba, ia pun tak meminta validasi. Ia hanya menceritakan apa yang terjadi di hubungannya dengan jeno . Namun tetap saja, jawaban maupun tindakan yang mereka berikan selalu serupa, memintanya untuk segera mengakhiri hubungan ini.

Apakah benar ini harus diakhiri?

Namun rasa cintanya dengan jeno membuatnya tak rela berpisah dengan pujaan hatinya itu. Jeno segalanya baginya, hidupnya pun matinya akan ia berikan hanya untuk lelaki itu. Tak akan ia sudi membagi hatinya pada yang lain. Lelaki berhidung bangir itu cukup menjadi yang pertama dan terakhir baginya.

Pemikiran itu bisa menjadi kekal selamanya jika saja jeno tak bertindak semena mena terhadap dirinya. Sudah berkali kali ia katakan bahwa ia tak akan berpaling pada lelaki manapun kecuali dirinya. Ia rasa itu sudah cukup menjelaskan bahwa hal itu juga harus berlaku pada lelaki itu. Bahwa jeno juga memiliki tuntutan untuk setia padanya.

Hanya satu pintanya namun itu juga yang jeno ingkari.

Namun ia tetap terus bersabar. Alibi demi alibi jeno ia terima walau dengan otak mendidih. Itu ia lakukan semata mata sebab tak ingin hubungan mereka kandas. Setiap bualan yang keluar dari mulut itu masih bisa ia terima karena sifat naifnya mengatakan bahwa apa yang dikatakan lelaki itu ada benarnya. Bahwa mungkin saja ia yang terlalu cemburu pada hubungan mereka, bahwa mungkin saja hubungan buruknya dengan felix membuat ia selalu berprasangka buruk pada si brengsek itu.

MIGNONETTE (KEMBANG DESA) || NOREN [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang