Susu Bubuk

829 92 5
                                    

Pagi ini jisung terbangun dengan mata sipitnya yang menghadap dinding biru keabuan kamarnya. Ia sempat mengerjapkan matanya sejenak sebelum membalikkan badannya hanya untuk mendapati kedua orangtuanya yang masih terlelap. Ia dapat melihat kepala ayahnya yang menyembul dari balik surai lembut ibunya serta tangan besar ayahnya yang melingkar pada punggung kecil itu.

Tangannya menciptakan bunyi gemerisik dari rambut acaknya yang digaruk sedikit kasar-membuat ia semakin mencuat kesana kemari. Lagi lagi pemandangan seperti ini yang harus ia lihat ketika ia membuka mata karena tak mendapatkan hangatnya pelukan sang ibu di pagi yang seharusnya cerah ini.

Kasur itu sedikit berderit begitu ia memutuskan untuk menuntaskan hajat di kemihnya yang rasa rasanya mau meledak itu. Buru buru kaki kecil itu membawa dirinya ke dapur dan membuka kasar pintu kamar mandi rumah sederhana tersebut, setelah hajatnya selesai -dengan sedikit berjinjit ia mengambil gelas pada rak di atas kulkas dan menuangkan air mineral dari teko di dekatnya, lalu menarik kasar kursi plastik yang teronggok disana untuk ditempatkan pada pantatnya. Kesal kesal begitu ia masih mendengar nasihat ibunya tentang baiknya air putih di bangun tidurnya.

Pandangannya pada gelas bening itu berubah ketika ia menurunkan tangannya dan mendapati tempat favorit ibunya yang masih dalam keadaan senyap. Hanya suara ayam berkokok terkadang terdengar dari luar sana yang menciptakan suasana hidup di rumah itu. Lagi lagi ia menghela napasnya begitu netra itu tak mendapati makanan yang bisa masuk ke mulutnya, sebenarnya ia yakin ada sesuatu yang dapat ia makan dari tudung saji di ujung sana, namun ia tak mau menerima resiko makanan basi yang menghantuinya sejak hari itu. Jadilah ia berdiri di atas kursi plastik andalan rumahnya untuk membuka lemari makanan, dan benar saja matanya menemukan kaleng susu bubuk miliknya. Ini merupakan tindakan kriminal, tapi tak apalah toh kedua orangtuanya masih nyenyak dalam mimpinya.


"ehhh anak ibu sudah bangun"

Baru saja ia hendak menyendokkan susu bubuk itu pada mulutnya, suara sang ibu masuk ke dalam rungunya dari pintu dapur tersebut, dengan muka bantalnya sang ibu menghampiri dirinya yang masih belum mencerna sepenuhnya kehadiran orangtuanya itu. Dengan mulut yang masih menganga dan bubuk putih di sekitar mulutnya itu sang ibu mencium pipinya lembut, sementara tangannya sibuk menyembunyikan kaleng susu bubuk itu di balik badannya. Namun tanpa raut curiga sedikitpun sang ibu justru menampakkan mata cantiknya yang ikut tersenyum menatap dirinya sambil tertawa riang. Setelahnya sang ibu melenggang melangkahkan kakinya ke arah kamar mandi masih dengan senyum sumringahnya.



"ehhh anak bapak udah bangun"



Lagi lagi suapan susu bubuk pada mulutnya itu terhenti ketika sang ayah muncul dari balik pintu itu sambil menggaruk garuk hidungnya, menghampiri dirinya dan mengangkat dirinya untuk diputar putar di udara. Kepalanya sedikit pusing ketika sang ayah menggendong dirinya sedangkan netranya tertuju penuh cemas menatap kaleng yang sepertinya sebentar lagi akan jatuh itu. Namun sebelum semuanya terjadi sang ayah kembali mendudukkan dirinya yang segera menangkap kaleng tersebut, dan setelahnya -seperti sang ibu, ayah nakalnya itu berlalu meninggalkan dirinya menuju kamar mandi setelah sebelumnya menanyakan keberadaan sang ibu.

"ibumu mana?"

"kamar mandi"

Setelahnya ia mendengar rengekkan menggelikan yang keluar dari mulut ayahnya itu.



"sayanggggg, jangan tinggalin aku"

"apasih mas?? Keluar, aku mau mandi dulu"


Dan selanjutnya terdengarlah keributan dari arah kamar mandi tersebut setelah sang ayah berhasil membuka pintu kecoklatan tersebut diiringi lengkingan suara sang ibu.

MIGNONETTE (KEMBANG DESA) || NOREN [END]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu