Razia (2)

494 78 18
                                    

"jeno, lagi"

"ah kamu mah kalo aku makan hobi banget ngeganggu"

"enak~~"

"selalu kamu tuh, apa yang aku makan pengen semua. Ntar aku pesen lagi yang ini ga kamu abisin"

"ish pelit banget sih"

"bukan gitu, aku mana kenyang kalo makan setengah setengah"

"ish"

"iya iya iya ini ini ini ambil ambil"

Jeno kembali menyodorkan garpu dengan mie yang melilitnya untuk di arahkan kepada bibir yang tengah tertekuk itu. Takut takut macan kecil di sebelahnya ini mengamuk karena tak diijinkan memakan makanan miliknya. Rengutan pada wajah itu serta dahi yang mengkerut masam sangat tidak cocok dengan paras cantik milik renjun, jadi ia tak bisa melakukan hal lain selain mengalah. Untunglah raut wajah itu mengendur seketika dan tak menyebabkan "permasalahan" apapun pada hajat hidup dirinya untuk kedepannya.

"jen, minum aku!"

"oh iya lupa, gimana sih mamangnya itu. Udah dua kali mesen makanan ga dateng dateng juga"

"es teh ajalah. Udah keburu bete aku"

"oke, mang es teh dua!"

Jeno menghela napas melihat kurcaci di sampingnya ini -tengah berupaya menghabiskan makanan yang dipesannya beberapa saat lalu. Demi apapun, bahkan ia tak sampai menghabiskan setengah porsi dari mie kuning berbalut bumbu gurih itu. Ia hanya bisa memasang raut wajah pasrah melihat renjun menandas habis makanannya.

"nahhh ini dia es doger aku baru dateng, lama amat mang??"

"iya rame tadi. Maaf"

"dimaapin tapi boleh minta tolong ga mang? Pesenin mie aceh deket mamang. Kesian temen saya ileran daritadi"

"oke siapp"

Renjun menoleh ke arah jeno yang memasang raut kasihannya, ia mendadak dilingkupi rasa bersalah dan bermaksud menebusnya dengan memesan makanan untuk anak anjing ini kembali.

"jangan sedih teman, udah aku pesenin lagi"

"iyaaa"

"iyanya jangan terpaksa gitu dong"

"iyaaaaa"

"utututu, maaf ya jen. Lagian ga aku abisin kok tuh masih sisa banyak"

"dahlah gausah dibahas"

Wajah tertekuk jeno berangsung pudar ketika renjun yang bergelayut di lengannya melancarkan aksinya dengan wajah polos dan manisnya itu untuk mendapatkan maaf darinya. Jika seperti ini ia tak bisa berlama lama merajuk sebab disuguhi wajah semanis gula ini.

"ngapain kamu kaya gitu? Jelek!"

"ish"

"oiya ren, kamu jadi mesenin felix sate padang?"

"jadi, kenapa?"

"udah jam berapa ini. Ntar dia udah tidur"

"belum tidur dia, taruhan aja paling dia lagi chat chatan ama hyunjin"

"hah???"

"aku ga tega jen nyita hp dia. Aku juga ga ada hak megang megang hp dia"

"tapi kalo dia balik lagi sama hyunjin gimana?"

"ya udah. Kita udah berusaha misahin dia, kalo mau balik lagi bukan urusan kita"

Jeno mengaduk aduk minuman beraroma melati di hadapannya. Ia menimbang lagi perkataan renjun yang sama sekali tak salah. Teringat kembali ia akan kejadian malam itu, kejadian dimana ia harus menggendong tubuh kurus felix di tengah langit yang kurang bersahabat. Di hari berikutnya ia seperti tak mendapatkan nafsu makannya, namun itu seperti tak berdampak apapun pada tubuh ringkih itu.

























MIGNONETTE (KEMBANG DESA) || NOREN [END]Where stories live. Discover now