Pagi Hari

2.2K 274 16
                                    

Udara masihlah terasa sejuk dan langit nampak gelap dengan pendar biru ketika ia terjaga dari tidur lelapnya, termenung sejenak dengan memperhatikan lengannya yang ternyata dilapisi dengan rajut tipis dan seluruh badannya yang terbalut selimut, kemudian segera menyadari bahwa udara memang cukup dingin tadi malam sehingga ia membutuhkan sesuatu yang dapat menghangatkan tubuhnya secara ekstra.

Begitu mengingat hawa dingin hujan menyapa kulit putih itu, maniknya bergerak ke arah kiri untuk memeriksa penghuni lain tempat tidur dan mendapati dua orang terkasihnya yang masih terlelap dalam mimpi dengan balutan selimut yang terlihat bergerak konstan karena napas teratur dari keduanya. Dirinya terdiam beberapa waktu untuk memperhatikan sang suami yang tidur menghadap dinding dan bayi kecilnya yang tidur di antara kedua orang tuanya.

Dan oh, ternyata yang paling muda berguling ke arahnya membuat selimut yang membungkus tubuh kecil itu tersingkap sebagian.

Maka, yang dilakukan ibu muda itu adalah menghela napas pelan sembari terkekeh kecil dan kembali memakaikan selimut ke bayi kecilnya yang direspon tendangan oleh bayi 5 tahunnya itu ke arah selimut yang barusan di bentangkan oleh sang ibu ke dirinya.

Nampaknya bocah itu tidak senang diselimuti.

"hah, serah kamu lah nak"

Setelah kalimat itu terucap pelan, di se persekian detik berikutnya, tubuh ramping itu tersadar bahwa kali ini dirinya lumayan memakan waktu banyak di tempat tidur selepas bangun. Ia kemudian segera menyingkap selimut dan sedikit merapihkan terusannya untuk kemudian bersiap siap memulai kembali rutinitasnya sebagai ibu rumah tangga.

































"jisungggg... Susunya diminum dulu baru maennn- hehhhh jangan kabur"

"biarin ajalah, bentar lagi balik pasti.. Susunya juga masih panas soalnya, aku aja bisa liat asepnya dari sini"

"yeee mas dikira kebakaran utan apa keluar asep"

"lebih ke mas sih kayanya ini kebakaran liat kamu pake daster sepaha doang eheheheheh"

"heh! Masih pagi gausah aneh aneh ya, ck.. Ini lagi tangannya bisa ga gausah usep usep dada ak-mmmmh"

Sebenarnya ini sudah menjadi rutinitas suami istri kelebihan hormon ini di pagi hari. Mungkin jika perabotan perabotan di dapur ini bisa berteriak mungkin mereka akan berteriak.. Tidak, lebih tepatnya jengah, karena hampir setiap hari mereka melihat kegiatan tidak senonoh pasangan suami istri ini.

Diawali dengan renjun yang memulai harinya dengan kegiatan memberi makan pada anak dan suaminya alias memasak. Dimana faktanya adalah dirinya yang hanya diberi kesempatan melakukan kegiatannya dengan khidmat di seperempat jam awal saja, karena setelahnya akan ada "pengganggu" yang keluar dari arah kamar sambil menenteng handuk di pundak, menuju ke dapur dan memeluk dirinya dari belakang sembari memberi kecupan kecupan ringan di tengkuknya yang entah mengapa di kali ini hawa sejuk pagi menghantarkan keintiman yang lebih pada keduanya, membuat suami istri ini lebih terhanyut dalam kegiatan yang mereka lakukan.

Oh, saking terhanyutnya mereka sampai tidak sadar bahwa ada sepasang iris polos yang melihat mereka sedang bercumbu.

"BAPAK, NGAPAIN MAKAN BIBIR IBU!!!"

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"ibu, mau mi goreng"

"ga ada.. Ga ada mi goreng mi gorengan, kemaren udah"

"tapi itu bapak boleh"

"biarin bapak jadi anak bandel, gamau nurut omongan ibu. Sentil aja kupingnya"

'ctakk'

"aww nak, kamu kenapa sih?"

"disuruh ibu hehe"

Gara gara insiden di dapur tadi yang ternyata menyita waktu memasaknya, jadilah renjun hanya berkesempatan memberi sarapan mie instan kepada suaminya sebelum ia berangkat bekerja.

Tapi tidak untuk anaknya, ia langsung bergegas keluar rumah setelah suaminya berpamitan kerja tadi, hendak membeli sarapan pagi untuk anaknya yang sedaritadi merengek kelaparan itu. Padahal perutnya sudah terganjal segelas susu, tapi karena nafsu makannya yang besar melebihi bapaknya, jadilah ia harus mengisi penuh perut anaknya dengan lontong sayur sesuai permintaan bocah 5 tahun itu.

Biarkan saja suaminya pergi bekerja dengan sebungkus mie instan dan setangkup nasi tadi, salahnya mengganggu waktu memasak renjun.

Walaupun begitu, dengan alis tebalnya yang hampir menyatu sebab heran oleh tingkah anaknya yang mengolok dirinya karena bibirnya yang berbau mie instan, pasangan hidupnya itu tetap menyempatkan diri untuk tersenyum cerah ke arah dirinya serta memberikan kecupan ringan di dahinya.

Yah, mau bagaimana lagi.. Orang suaminya sudah menjadi budak cinta dia sedari dulu, bukan masalah besar jika dirinya hanya diberi sarapan mie instan plus olokan anaknya.







































"jisunggggg... Mandi dulu baru main!"

MIGNONETTE (KEMBANG DESA) || NOREN [END]Waar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu