Genggaman Yang Terlepas

909 109 20
                                    

"ah gamau ah bu, panas.. Capek kalo ke pasar mah"

"ayo dong temenin ibu, orang felix aja ikut tuh sama ibunya. Mau dia nemenin ibunya ke pasar"

"ga ah, ibu kalo ke pasar sering lama. Mana nawarnya pake ambekan terus balik lagi, kan aku malu bu"

"ish ni anak gabisa banget nemenin ibunya ke pasar doang. Liat tuh temen kamu nurut nurut aja diajak ibunya ke pasar"

"yakan aku bukan felix"

"rennnjuuuu-"

"udahlah win, kalo gamau gausah dipaksa"

































"jeeenooooo, main yokkkkk"

"jenonya lagi ngasih makan kambing"

"oh ibu, kandang kambingnya dimana ya bu?"

"kamu jalan aja terus ke belakang rumah ini, ntar ada asep asepan disitu kandangnya"

"oh, makasih bu"


Daripada menuruti permintaan ibunya untuk menemani ke pasar yang menurutnya panas, pengap, bau dan juga ramai, bocah 2 SMP itu lebih memilih untuk menghampiri teman beda 2 tahunnya itu. Begitu ibu temannya itu menjelaskan tempat yang sedang di cari berada, tungkai lincahnya langsung bergegas menuju ke tempat yang dimaksud sesuai dengan arahan ibu temannya itu.

Dan begitu ia sampai di tempat tujuan, hidung bangirnya langsung mencium aroma yang tidak sedap dari kotoran ternak disitu serta nafasnya yang sedikit sesak akibat asap bakaran tak jauh dari tempat ia berdiri, membuat dirinya sedikit terbatuk batuk hingga menginterupsi sosok lain disana untuk menolehkan pandangan ke arahnya.

"lah renjun, ngapain disini?"

"ngajakin kamu main lah, apalagi"

"kamu ga liat aku lagi ngapain?"

"iyaa tauuu, tapi aku gabut. Ga ada temen, aku sedih"

"halah lebay, emang felix kemana?"

"diseret ibunya nemenin ke pasar, bareng ibu aku juga"

"lah kamu ga ikut?"

"ga ah males, ngapain panas panasan kesana.. Mana engap lagi, pegel juga kaki aku nemenin ibu kalo udah belanja suka lama"

"dasar, emangnya menurut kamu kalo kamu disini ga engap apa nyium bakaran rumput? Mana bau juga lagi, bau eek kambing?"

Oh iya, benar juga. Justru malah keadaan tempat ia menginjakkan kaki sekarang ini lebih parah daripada pasar, setidaknya jika ia ke pasar nafasnya tak akan sesak oleh asap rumput dan bau tidak sedap dari kotoran kambing kan? Ia juga tak perlu berjinjit jinjit seperti sekarang untuk menghindari kotoran kambing atau ayam yang menempel di sandalnya dan terus terusan menghalau asap rumput yang terkadang mengganggu penglihatannya bukan?

"kenapa?"

"hm? Ngga, aku emang pengen ngeliatin kambing kambing kamu kok. Kamu pernah diseruduk ga?"

Lihatlah bocah ini sedang berusaha mengalihkan topik pembicaraan dengan pertanyaan yang sangat random.

"pernah, untuk tanduknya abis dikikir. Kalo ga mungkin aku bakal dapet jaitan di perut"

"ohhh... Yang itu lucu, yang masih kecil!"

"oh kalo anakan kambing pas kecil ya lucu ren"

"bersih lagi, aku boleh pegang ga?"

"digendong juga boleh"

"apa gapapa?"

"gapapa, emaknya juga lagi dikurung ini, tapi bau"

MIGNONETTE (KEMBANG DESA) || NOREN [END]Onde histórias criam vida. Descubra agora